Hal-Hal Yang Menyebabkan Bank Gagal

B. Hal-Hal Yang Menyebabkan Bank Gagal

Suatu bank dikatakan bermasalah gagal apabila bank mengalami suatu kesulitan yang dapat membahayakan kelangsungan usahanya, misalnya saja kondisi usaha bank yang semakin memburuk dengan ditandainya menurunnya permodalan, kualitas aset, likuiditas, dan lain sebagainya, hal tersebut karena kurangnya pelaksanaan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan asas perbankan yang sehat. Bank yang bermasalah dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : 1. Bank yang bermasalah secara struktural, yaitu bank yang mengalami kondisi yang sangat parah dan setiap saat dapat terancam keberlangsungannya. Karakteristik bank yang masuk ke dalam kategori ini antara lain kualitas aktiva produktif tidak sehat, mengalami rugi cukup besar serta likuidasi yang buruk. Keadaan yang seperti ini biasanya disebabkan pemilik banyak ikut campur tangan dalam pengelolaan manajemen yang dapat dilihat dari besarnya kredit yang diberikan kepada grup atau kelompok pemilik. 2. Bank yang bermasalah secara non-struktural, yang masuk ke dalam kategori ini biasanya dengan karakteristik pemilik tidak begitu banyak ikut campur dalam pengelolaan manajemen dan menyadari kesalahannya. Dan walaupun bank dalam kondisi rentabilitas cenderung memburuk, namum modal bank masih mencukupi Universitas Sumatera Utara penyediaan modal minimum.Kategori bank seperti ini memiliki tingkat kesehatan yang kurang atau tidak sehat. 24 Namun bila ada sebuah bank yang dinyatakan menjadi bank gagal dan yang dapat diselamatkan ataupun yang tidak dapat diselamatkan ditutup, meskipun secara jernih telah dapat dilihat akar penyebabnya. Tetapi setidaknya ada dua sumber masalah yang mengakibatkan lahirnya bank gagal, yaitu : 1. Faktor internal bank. Pada bagian ini bisa saja terjadi adanya tindak kecurangan yang dilakukan pengurus bank atau pemegang saham pengendali PSP yang memanfaatkan tangan direksi. Atau, karena salah urus mismanagement. Selain itu bisa juga karena kekeliruan penetapan strategi yang membawa konsekuensi kerugian pada bank. Bila membuka lembar hitam sejarah perbankan nasional, kehancuran banyak bank di tahun 1997, adalah karena begitu besar campur tangan pemilik bank kepada jajaran direksi. 2. Faktor eksternal yang diluar kendali manajemen bank. Faktor eksternal seperti terjadinya krisis ekonomi yang mempengaruhi makro ekonomi yang bermuara pada melemahnya kemampuan debitur memenuhi kewajibannya sehingga menjadi kredit macet. Atau bisa juga karena bencana alam seperti lumpur lapindo, Tsunami ataupun Gempa Bumi yang membuat debitur tak sanggup lagi membayar cicilan pokok dan bunga pinjaman. Kenyataan ini memaksa bank melakukan penyisihan yang menggerus struktur permodalan. 25 24 Usman, Rachmadi. Aspekā€aspek Hukum Perbankan di Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.2001. Hal 143 25 Maqdir Ismail, Bank Indonesia Dalam Perdebatan politik dan Hukum, Navila idea, Jogjakarta, 2009, hlm.21 Universitas Sumatera Utara Selain sumber masalah di atas, ada 5 lima permasalahan bank yang berpotensi menyebabkan bank gagal, yaitu: 1. Bank melakukan ekspansi kredit dan pembelian surat-surat berharga secara besar-besaran tanpa menjaga cadangan likuiditas dan tidak sebanding dengan pertumbuhan sumber dana. Dampaknya apabila bank tidak dapat memenuhi penarikan likuiditas gagal bayar kepada nasabah, maka bank menghadapi permasalahan likuiditas illiquid dan dapat menjadi penyebab bank gagal. 2. Bank memberikan kredit secara tidak hati-hati sehingga kredit banyak yang macet. Jika kredit macet, maka salah satu sumber likuiditas bank yang berasal dari pembayaran dan pelunasan kredit juga terganggu. Disamping itu, karena bank harus membentuk cadangan kerugian karena kredit macet, akibatnya bank kemungkinan akan rugi dan modal bank akan bekurang. Dampaknya Kredit macet mengakibatkan bank tidak memiliki cukup dana untuk membayar sumber dana yang jatuh tempo. Apabila bank gagal bayar kepada nasabah, maka bank menghadapi permasalahan likuiditas illiquid dan dapat menjadi penyebab bank gagal. Namun pada saat bersamaan, apabila modal bank menjadi negatif karena menutup kerugian akibat tidak tertagihnya surat berharga yang macet, maka bank juga menghadapi masalah permodalan insolvent sehingga dapat menjadi penyebab bank gagal. Bisa illiquid dan insolvent secara bersamaan menjadi penyebab bank gagal. 3. Bank membeli surat berharga dengan kualitas rating yang buruk non- investment grade, sehingga pada saat jatuh tempo, penerbit surat berharga tidak bisa membayar wanprestasi dan surat berharga tidak laku dijual ke Universitas Sumatera Utara pasar. Seperti kasus kredit diatas, likuiditas bank terganggu dan modal bank berkurang karena menutup kerugian. Dampaknya Surat berharga yang macet mengakibatkan bank tidak memiliki cukup dana untuk membayar sumber dan yang jatuh tempo. Apabila bank gagal bayar kepada nasabah, maka bank menghadapi permasalahan likuiditas illiquid dan dapat menjadi penyebab bank gagal. Namun pada saat bersamaan, apabila modal bank menjadi negative karena menutup kerugian akibat tidak tertagihnya kredit dan surat berharga yang macet, maka bank juga menghadapi masalah permodalan insolvent, sehingga dapat menjadi penyebab bank gagal. Bisa illiquid dan insolvent secara bersamaan menjadi penyebab bank gagal. 4. Bank telah berhati-hati dalam memberikan kredit dan membeli surat berharga. Namun kondisi ekonomi makro yang kritis telah memukul usaha kreditur bank dan perusahaan penerbit surat berharga bisa bank maupun non bank, sehingga debitur dan penerbit surat berharga bisa bank maupun non bank, sehingga debitur dan penerbit surat berharga tidak dapat menyelesaikan kewajiban membayarnya sesuai dengan perjanjian. Kondisi ini akan mengakibatkan likuiditas bank terganggu dan modal bank ber kurang karena menutup kerugian. Dampaknya Kredit dan surat berharga yang macet karena krisis ekonomis, mengakibatkan bank tidak memiliki cukup dana untuk membayar sumber dana yang jatuh tempo. Apabila bank gagal bayar kepada nasabah, maka bank mengahadapi permasalahan likuiditas illiquid dan dapat menjadi penyebab bank gagal. Namun pada saat bersamaan, apabila modal bank menjadi negatif karena menutup kerugian akibat tidak Universitas Sumatera Utara tertagihnya kredit dan surat berharga yang macet, maka bank juga menghadapi masalah permodalan insolvent, sehingga dapat menjadi penyebab bank gagal. Bisa illikuid dan insolvent secara bersamaan menjadi penyebab bank gagal. 5. Prinsip dasar bisnis bank adalah kepercayaan, meskipun bank telah berhati- hati dalam mengelola usahanya, tetap karena suatu kondisi tertentu yang mengakibatkan runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank, maka masyarakat yang sudah tidak percaya lagi pada bank tersebut. Hal tersebut akan dipastikan bank akan mengalami kesulitan likuiditas karena mismatch. Karena dana yang ditanamkan bank kepada nasabah atau pihak ketiga belum jatuh tempo, tetapi bank dipaksa harus membayar atas penarikan dana nasabahnya yang sudah tidak percaya tersebut krisis kepercayaan. Dampaknya apabila bank telah kehabisan alat likuiditasnya namun terus menerus\ di-rust oleh nasabah, pada akhirnya bank tidak mampu lagi memenuhi penarikan likuiditas gagal bayar kepada nasabah, maka bank menghadapi permasalahan likuiditas illiquid dan dapat menjadi penyebab bank gagal. 26

C. Penyelesaian Bank Gagal