mengherankan adanya hubungan yang sangat erat antara bank, pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar sehingga bank dan perusahaan besar sering terjadi
berada pada satu tangan. Kenyataan ini seringkali tidak di informasikan pada laporan keuangan,
karena kebanyakan menggunakan dalih sebagai pemilik dan kelompok dari perusahaan keluarga.Namun demikian, masalah terpuruknya perbankan selain
menyangkut masalah pemilik, pengelola dan pengawas bank, juga menyangkut penegakan hukum dan seluruh perangkat kelembagaannya, serta ketentuan
perundang-undangan. Krisis kepercayaan terhadap perbankan akan mengancam kelangsungan
hidup sistem perbankan, untuk memulihkan dan memelihara kepercayaan masyarakat secara kesinambungan tidak cukup dengan penanganan yang sifatnya
sementara tetapi dibutuhkan sistem hukum yang relative stabil tidak terlalu sering berubah dan berganti, sehingga tidak dapat kepastian yang pada gilirannya
menyulitkan masyarakat dalam menetapkan rencana planning baik jangka pendek maupun panjang, sehingga keberadaan LPS sangat penting dan diperlukan
untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat khususnya nasabah bank.
B. Dampak Hukum Terhadap LPS sebagai Pemegang Saham Mayoritas
Industri perbankan merupakan salah satu komponen sangat penting dalam perekonomian demi menjaga keseimbangan, kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.Berkaitan dengan itu, stabilitas industri perbankan sangat mempengaruhi stabilitas perekonomian secara keseluruhan di Indonesia pada akhir tahun 1990-
Universitas Sumatera Utara
an. Kepercayan masyarakat terhadap industri perbankan nasional merupakan salah satu kunci untuk memelihara stabilitas industri perbankan sehingga krisis tersebut
tidak terulang.Kepercayaan ini dapat diperoleh dengan adanya kepastian hukum dalam pengaturan dan pengawasan bank serta penjaminan simpanan nasabah
bank.Kelangsungan usaha bank secara sehat dapat menjamin keamanan simpanan para nasabahnya serta meningkatkan peran bank sebagai lembaga intermediasi
dan penyedia jasa-jasa perbankan.Apabila bank kehilangan kepercayaan masyarakat, kelangsungan usaha bank tidak dapat dilanjutkan.Akibatnya, bank
tersebut menjadi bank gagal yang dapat dicabut izin usahanya. Atas dasar pertimbangan tersebut, baik pemilik dan pengelola bank maupun berbagai otoritas
yang terlibat dalam pengaturan dan pengawasan bank, harus bekerja sama mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan.
Di dalam undang-undang ini ditetapkan penjamin simpanan nasabah bank yang diharapkan dapat memelihara kepercayaan masyarakat terhadap industri
perbankan dan dapat meminimalkan risiko yang membebani anggaran Negara atau risiko yang menimbulkan moral hazard.Penjamin simpanan nasabah bank
tersebut berdasarkan Undang-undang diselenggarakan oleh LPS. Penjaminan simpanan nasabah bank yang dilakukan LPS bersifat terbatas
tetapi dapat mencakup sebanyak-banyaknya nasabah.Setiap bank yang menjalankan usahanya di Indonesia diwajibkan untuk menjadi peserta dan
membayar premi penjaminan. Dalam hal bank tidak dapat melanjutkan usahanya dan harus dicabut izin usahanya, LPS akan membayar simpanan setiap nasabah
bank tersebut sampai jumlah tertentu. Adapun simpanan yang tidak dijamin
Universitas Sumatera Utara
akandiselesaikan melalui proses likuidasi bank. Likuidasi ini merupakan tindak lanjut penyelesaian bank atas uang yang disimpan nasabah yang jumlahnya diatas
batas yang dijamin LPS.LPSmelakukan tindakan penyelesaian atau penanganan bank yang mengalami kesulitan keuangan dalam kerangka mekanisme kerja yang
terpadu, efisien dan efektif untuk menciptakan ketahanan sektor keuangan Indonesia atau disebut financial safety net IFSN.LPS menjadi anggota komite
koordinasi sampai dengan terbentuknya LPP atau OJK sesuai dengan Undang- Undang No. 3 Tahun2004.
43
Bank-bank yang menjadi peserta skema penjaminan diwajibkan membayar premi penjaminan untuk setiap periode tertentu sebesar 0,1 Satu basis point
dari rata-rata saldo bulanan total simpanan dalam setiap periode. Perhitungan jumlah premi dilakukan sendiri oleh bank.Namun dapat diverifikasi oleh LPS
melalui pemeriksaan dokumen, pemanggilan pejabat bank yang bersangkutan dan atau pemeriksaan langsung pada bank.Pemeriksaan langsung tersebut dilakukan
oleh otoritas lembaga Pengawas Perbankan LPP atas permintaan LPS. Selanjutnya, tingkat premi yang telah ditetapkan tersebut dapat diubah, setelah
berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat, apabila dipenuhi sekurang- kurangnya satu kriteria berikut:
1. Terjadi perubahan nilai simpanan yang dijamin Rp. 100 juta untuk setiap
nasabah pada satu bank. 2.
Akumulasi cadangan penjamin telah melampaui tingkat sasaran sebesar 2,5 dari total simpanan setiap bank.
43
Dahlan Siamat, Op.Cit., hlm 178
Universitas Sumatera Utara
3. Terjadi perubahan tingkat risiko kegagalan exposure pada industry
perbankan. Penetapan tingkat premi sebesar 0,1 seperti dijelaskan di atas pada
dasarnya dapat diubah dan disesuaikan berdasarkan risiko kegagalan bank, sehingga besaran premi berbeda antara bank satu dengan bank lainnya. Namun
dalam hal tingkat premi ditetapkan berbeda antara satu bank dan bank lain, maka perbedaan tingkat premi yang terendah dan yang tertinggi tidak melebihi 0,5
atau lima basis point. Misalnya, tingkat premi untuk kelompok bank dengan skala risiko kegagalan terendah adalah 0,1 maka tingkat premi untuk kelompok bank
dengan skala risiko kegagalan tinggi tidak dapat melebihi 0,6. Premi penjaminan dibayarkan sebanyak dua kali setahun yaitu masing-masing periode
pembayaran periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni dan 1 Juli sampai dengan 31 Desember.Pembayaran premi untuk tiap periode tersebut dilakukan selambat-
lambatnya masing-masing tanggal 31 Januari dan 31 Juli. LPS menurut undang-undang wajib membayar klaim penjaminan kepada
nasabah penyimpan dari bank yang dicabut izin usahanya selambat-lambatnya 5 hari kerja terhitung sejak verifikasi dimulai.Jumlah simpanan yang layak dibayar
tersebut ditentukan setelah dilakukan rekomendasi dan verifikasi selambat- lambatnya 90 hari kerja terhitung sejak izin usaha dicabut. Pengumuman tanggal
dimulainya pembayaran klaim penjaminan oleh LPS pada sekurang-kurangnya dua surat kabar harian. Jangka waktu pengajuan klaim penjaminan oleh nasabah
penyimpanan kepada LPS adalah 5 tahun sejak izin usaha bank dicabut.
Universitas Sumatera Utara
Pembayaran klaim penjaminan dapat dilakukan secara tunai danatau dengan alat pembayaran lain dalam mata uang rupiah. Selanjutnya dalam hal
nasabah penyimpanan pada saat yang bersamaan penyimpan kepada bank terlebih dahulu diperhitungkan.Misalnya, nasabah penyimpanan memiliki simpanan Rp.
300 juta dan kewajiban kepada bank Rp. 75 juta.Simpanan nasabah yang dijamin adalah Rp. 100 juta.Namun karena nasabah penyimpan memiliki kewajiban pada
bank sebesar Rp. 75 juta klaim penjaminan yang dibayar adalah Rp. 25 juta. Klaim penjaminan dinyatakan tidak layak dibayar apabila berdasarkan
hasil rekonsiliasi atau verifikasi: 1.
Data simpanan nasabah tidak tercatat pada bank 2.
Nasabah penyimpan merupakan pihak yang diuntungkan secara tidak wajar danatau;
3. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan keadaan bank
menjadi tidak sehat. Penjaminan tersebut dapat dilakukan dengan sistem penjaminan tidak
langsung dan sistem penjaminan langsung. Jaminan tidak langsung dilakukan dalam bentuk pengaturan dan pengawasan terhadap aktivitas perbankan, seperti
ketentuan kecukupan modal, fit dan proper test bagi pemegang saham pengendali dan pengurus bank serta pengawasan yang diterapkan pada bank. Sistem jaminan
tidak langsung seringkali mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat karena tidak tegasnya pengaturan mengenai status simpanan mereka apabila suatu
bank terpaksa dicabut ijin usahanya oleh pemerintah atau bank pailit dan likuidasi.Sistem ini seringkali diartikan oleh masyarakat sebagai pemberian
Universitas Sumatera Utara
perlindungan secara terselubung, sebab jaminan baru muncul ketika terjadi kebangkrutan pada bank.
C. Dampak Hukum Terhadap Nasabah Bank Gagal