dengan mensyaratkan pendidikan minimum per tahun, membatasi masa perikatan tenure auditor dengan kliennya, serta membentuk komite audit
dan usaha‐usaha untuk meningkatkan kinerjanya.
2.1.3 Audit Tenure
Audit tenure merupakan lamanya jangka waktu pemberian jasa audit terhadap klien tertentu oleh suatu Kantor Akuntan Publik Shockley,
1981. Ketentuan mengenai audit tenure telah dijelaskan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17PMK.012008 tentang
“Jasa Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh
KAP paling lama untuk 6 enam tahun buku berturut - turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut.
Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan audit umum untuk klien setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa
audit umum atas laporan keuangan klien tersebut. Audit Tenure biasanya dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap
independensi auditor. Federasi Akuntan Internasional IFAC mengeluarkan suatu dokumen Rebuilding Public Confidence in Financial
Reporting, dimana IFAC menganggap kekerabatan antara auditor dengan klien sebagai suatu ancaman bagi independensi auditor. Perhatian IFAC
yang utama adalah kekerabatan yang berlebihan itu dapat mengakibatkan
keragu-raguan atau kepuasan auditor untuk menghadapi tantangan sewajarnya.
Terlepas dari kelemahan tersebut dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17PMK.012008 tentang “Jasa Akuntan
Publik” pasal 3. DeAngelo 1981 melakukan penelitian terkait dengan kualitas audit berdasarkan teori permintaan dan penawaran kualitas jasa
audit. Argumen utamanya adalah permintaan dan penawaran kualitas jasa audit dapat terpenuhi dengan semakin panjangnya masa penugasan
auditor auditor tenure, karena auditor dapat terus menggunakan teknologi dan audit yang telah diperoleh selama menjalankan audit pada
periode sebelumnya dan memberikan jasa secara konsisten. Menurut DeAngelo 1981, dengan panjangnya jangka waktu dan
kesinambungan penugasan audit, konsumen jasa audit seperti pemegang saham, pemegang obligasi, manajer, karyawan, agen-agen pemerintah dan
pengguna lainnya mendapatkan manfaat karena mereka dapat menghemat biaya yang berkaitan dengan evaluasi kualitas audit.
Lamanya masa penugasan audit dapat meningkatkan kualitas audit dengan berbagai alasan. Pertama, biaya audit yang tinggi termasuk
diantaranya kegagalan audit diasosiasikan dengan periode awal masa penugasan audit. Geiger dan Raghunandan 2002 menemukan bahwa
kegagalan audit sering terjadi pada periode awal auditor melaksanakan penugasan audit
2.1.4 Reputasi Kantor Akuntan Publik