Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
19
ENRG Energi Mega Persada Tbk
√ √
√ X -
20
ESSA Surya Esa Perkasa Tbk
√ X
X X
-
21
GEMS Golden Energy Mines Tbk
√ √
√ √
8
22
GTBO Garda Tujuh Buana Tbk
√ √
√ X -
23
HRUM Harum Energy Tbk √
√ √ X
-
24
ITMG Indo Tambang Raya Megah
Tbk √
√ √ X
-
25
INCO Vale Indonesia Tbk
√ √
√ X -
26
KKGI Resources Alam Indonesia
Tbk √
√ √ X
-
27
MEDC Medco Energi Internasional
Tbk √
√ √ X
-
22
GTBO Garda Tujuh Buana Tbk
√ √
√ X -
28
MYOH Samindo Resources Tbk √
√ √
√
9
29
MITI Mitra Investindo Tbk
√ √
√ √
10
30
PSAB J Resources Asia Pasific Tbk
√ √
√ X -
31
PTBA Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk √
√ √
√
11
28
MYOH Samindo Resources Tbk √
√ √
√
9
32
PTRO Petrosea Tbk
√ √
√
X
-
33
PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk
√ √
√ √
12
34
RUIS Radiant Utama Interinsco
Tbk √
√ √
√
13
32
PTRO Petrosea Tbk
√ √
√
X
-
35
SMRU SMR Utama Tbk
√ √
√ √
14
36
SMMT Golden Eagle Energy Tbk
√ √
√ √
15
37
TINS Timah Persero Tbk
√ √
√ √
16
38
TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk
√ X
X X
-
Sumber: Bursa Efek Indonesia
3.3 Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau
berupa data kuantitatif dengan sumber data dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh masing-masing perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sumber data diperoleh dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia mengenai laporan auditor independen dan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit.
Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis regresi linier berganda, yaitu suatu metode statistik yang umum
digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Adapun model regresi yang digunakan adalah
sebagai berikut : i. Y
= β0 + β1TENUR + β2REPU + ε Keterangan :
Y = Kualitas Audit
β0 = Konstanta
TENUR = Audit Tenure
REPU = Reputasi KAP
ε = Standar Eror
ii. Y = a+ b1TENURE+ KA+ TENUR KA + ε
Keterangan: Y
= Kualitas Audit TENUR
= Audit Tenure KA
= Komite Audit UK REP
= Hubungan audit tenure dengan Komite audit ε
= Standar Eror
3.4 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional sendiri merupakan pelekatan arti pada suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang digunakan untuk mengukur
variabel tersebut. Variabel sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang didapatkan oleh satuan penelitian tentang
suatu konsep. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel terikat dependent variable, meurpakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat, karna adanya variabel bebas Sugiyono, 2004: 33. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit,
dimana variabel dependen disimbolkan dengan “Y”. Dalam penelitian ini kualitas audit diukur dengan menggunakan akrual lancar current accual
sesuai dengan yang digunakan oleh Nuratama 2011 dan Giri 2010 yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
AKRUALLANCAR = ΔAL-ΔKAS- ΔLL-ΔLJP ………………… 1
Keterangan:
ΔAL = Perubahan asset lancar ΔKAS = Perubahan kas dan ekuivalen kas
ΔLL = Perubahan liabilitas lancar ΔLJP = Perubahan dalam utang wesel jangka pendek dan utang jangka
panjang yang akan jatuh tempo
3.3.2 Variabel Independen
Variabel bebas independen variabel merupakan yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen terikat Sugiyono, 2004: 33. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Audit Tenure X1
Audit tenure diartikan sebagai periode keterikatan antara kantor akuntan publik dengan klien. Untuk mengukur variabel periode
keterikatan kantor akuntan publik dengan klien, dihitung dengan menjumlah total panjang masa perikatan audit sebelum auditor berpindah
Astria 2011. Variabel audit tenure dalam penelitian ini menggunakan skala interval sesuai dengan lama hubungan KAP dengan perusahaan.
Tahun pertama perikatan dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk tahun-tahun berikutnya. Jika ada perubahan afiliasi, maka
perhitungan audit tenure akan dimulai dari awal. 2.
Reputasi KAP X2 Kantor Akuntan Publik yang memiliki nama besar dianggap sebagai
penyedia kualitas audit tinggi dan memiliki reputasi tinggi di lingkungan bisnis mereka. KAP Kantor Akuntan Publik besar seperti big 4 biasanya
dianggap lebih mampu mempertahankan independensi auditor daripada KAP kecil karena mereka menyediakan berbagai layanan untuk klien
dalam jumlah yang besar sehingga mengurangi ketergantungan mereka pada klien tertentu. Reputasi KAP dalam penelitian ini merupakan
perbedaan besar kecilnya KAP. Variabel reputasi KAP ini menggunakan
variabel dummy. Jika perusahaan klien diaudit oleh KAP besar big 4, maka akan diberikan nilai 1,tetapi jika perusahaan klien diaudit oleh KAP
kecil non Big 4, maka akan diberikan nilai 0.
Berikut adalah KAP yang termasuk dalam KAP Big four di Indonesia: 1.
Osman Bing Satrio Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu Deloitte.
2. Purwantono, Suherman Surja berafiliasi dengan Ernst Young
EY. 3.
Siddharta Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG.
4. Tanudiredja, Wibisana Rekan berafiliasi dengan
Pricewaterhouse PwC.
3.3.3 Variabel Moderasi
Variabel Moderasi adalah variabel independen yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap
variabel dependen Ghozhali, 2005: 163. Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah komite audit. Dalam penelitian ini komite audit
digunakan sebagai variabel moderasi yang memoderasi antara audit tenure terhadap kualitas audit. Komite audit dalam penelitian ini diukur dengan
persentase keberadaan komite audit, sesuai dengan pengukuran yang dilakukan Nuratama 2011. Persentase keberadaan komite audit yang
diukur dengan membandingkan jumlah komite audit dengan jumlah komisaris mereflesikan ukuran komite audit yang mewakili dan membantu
dewan komisaris dalam melakukan pengawasan terutama mengenai
pelaporan keuangan kepada manajemen sesuai dengan fungsi dan tugas komite audit. Rumus untuk menentukan persentase keberadaan komite audit
adalah sebagai berikut: Persentase keberadaan komite audit
=
Jumlah komite audit Jumlah komisaris
3.5 Skala pengukuran variabel
Tabel 3.3
Operasional Variabel Penelitian
No. Variabel
yang diukur Jenis Variabel
Indikator Skala
Pengukuran
1. Audit
Tenure Independen
Jumlah tahun perikatan kerja antara kantor akuntan
publik dengan perusahaan klien sebelum auditor
berpindah Interval
2 Reputasi
Audit Independen
Variabel dummy,Kantor Akuntan Publik Big Four
atau Kantor Akuntan Publik non Big Four
Nominal
3 Komite
Audit Independen
Persentase Komite audit diukur dengan
membandingkan jumlah komite audit dengan
jumlah komisaris Rasio
4 Kualitas
Audit Dependen
Diukur dengan menggunakan akrual
lancar Rasio
3.6 Teknik Analisis Data
Seluruh data yang telah terkumpul selanjutnya akan dianalisis sehingga dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.
Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik.
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang tercermin dari nilai rata-rata mean, Standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis, san skewness kemencengan distribusi, sehingga secara kontekstual dapat lebih mudah dimengerti.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak atau tidak untuk digunakan sehingga perlu dilakukan uji asumsi
klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Multikolinearitas, uji Autokorelasi.
3.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal Ghozali, 2005:110.
Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui :
1. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normal residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara
data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, dengan hanya melihat histogram dapat
membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika disribusi data residual normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Dasar pengambilan keputusan dari analisis
normal probability plot adalah sebagai berikut: a.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi
normal. Model regresi memenuhi asumsi normalitas. b.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal serta tidak menunjukkan pola
distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normal.
2. Analisis Statistik
Untuk mendeteksi normalitas data, dapat pula dilakukan melalui analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test K-S. Uji
K-S dilakukan dengan membuat hipotesis : H0 = Data residual terdistribusi normal.
H1 =Data residual tidak terdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai
berikut : a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara
statistik ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal. b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara
statistik maka H0 diterima, yang berarti data terdistribusi normal
3.6.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Pada model regresi yang
baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model
regresi dapat dilihat dari Tolerance Value atau Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan variabel independen
manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. tolerance mengukur variabilitas variable independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cut-off yang umum
adalah:
1. Jika nilai tolerance 10 persen dan nilai VIF 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variable independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance 10 persen dan nilai VIF 10, maka dapa
disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi
3.6.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi
variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Sumbu Y menjadi sumbu yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual
Y prediksi-Y sesungguhnya yang telah di studentized. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut Ghozali,
2005:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur, mengidentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
b.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
3.6.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya. Apabila terjadi korelasi, kemungkinan terdapat
masalah autokorelasi. Menurut Ghozali 2005:95 autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada
data runtut waktu atau time series karena “gangguan” pada seorang individukelompok cenderung mempengaruhi
“gangguan” pada individukelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi,maka dilakukan pengujian
Durbin-Watson DW. Model dikatakan bebas dari autokorelasi jika nilai dw lebih dari nilai du pada tabel.
3.6.3 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda, yakni model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen.
3.6.3.1 Uji Regresi Parsial Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen
Ghozali, 2005:95.
Cara pengujian parsial terhadap variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
: 1.
Jika nilai signifikansi t dari masing-masing variabel yang diperoleh dari pengujian lebih kecil dari nilai signifikansi yang
dipergunakan yaitu sebesar 5 persen maka secara parsial variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
2.
Jika nilai signifikansi t dari masing-masing variabel yang diperoleh dari pengujian lebih besar dari nilai signifikansi yang
dipergunakan yaitu sebesar 5 maka secara parsial variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.6.3.2 Uji Hipotesis Analisis Simultan Uji F
Uji signifikansi simultan uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau
simultan mempengaruhi variabel dependen Ghozali, 2013:98. Cara pengujian simultan terhadap variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Jika tingkat signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan nilainya lebih kecil dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu
sebesar 5 persen maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel
independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Jika tingkat signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan
nilainya lebih besar dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5 persen maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel
independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.6.3.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkanvariabilitas
variabel independen variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan 1. Nilai R² yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen Ghozali, 2005 : 83.
3.6.3.4 Uji Hipotesis dengan menggunakan variabel pemoderasi
Untuk menentukan hipotesis variabel moderasi dalam penelitian ini menggunakan metode Moderated Regression
Analysis. menurut Ghozali 2005 : 160, metode ini menggunakan
pendekatan analitik yang mempertahankan integritas
sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator. Untuk menggunakan MRA dengan
satu variabel prediktor X, maka kita harus
membandingkan tiga persamaan regresi untuk menentukan jenis variabel moderator.
Ketiga persamaan tersebut adalah: 1.
Yi= α + β1Xi + ε 2.
Yi= α + β1Xi + β2Zi + ε 3.
Yi= α + β1Xi + β2Zi + β3XiZi + ε Jika persamaan 2 dan 3 tidak berbeda secara sig
nifikan atau β3= 0; β2 ≠0 maka Z bukan lah variabel moderator, tetapi sebagai
variabel prediktor independen. Jika persamaan 1 dan 2 tidak berbeda maka variabel Z merupakan pure moderator tetapi harus
berbeda dengan persamaan 3 atau β2 =0; β3 ≠0. Jika persamaan
1,2 dan 3 berbeda satu sama lainnya maka variabel Z merupakan variabel quasi moderator.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Langkah awal
analisis data dimulai dengan input atau entry data yang berupa angka yang terdapat dalam laporan keuangan yang dibutuhkan dengan menggunakan
Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi
berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS Statistical Package for Social Science. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel
penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian. Berdasarkan kriteria sampel, terdapat 16
perusahaan setiap tahun dengan jumlah tahun pengamatan 4 tahun sehingga jumlah sampel 64 data. Data yang digunakan diperoleh dari laporan keuangan dan
laporan auditor independen yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia.
4.2 Analisis Hasil Penelitian