Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

xlvii Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah Strategi Pengembangan Agribisnis Wortel di Kabupaten Karanganyar

D. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Strategi adalah suatu tindakan yang dilakukan sebagai respon terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi usaha pengembangan agribisnis wortel. 2. Pengembangan adalah suatu proses pembangunan secara bertahap dan teratur yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki. 3. Agribisnis merupakan konsep dari suatu sistem yang integratif yang terdiri atas beberapa subsistem yang saling kait-mengkait dan mempengaruhi, yaitu pengadaan sarana produksi pertanian, usahatani, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian serta kelembagaan pendukung pertanian. Identifikasi Faktor Eksternal - Pedagang wortel di Pasar Tawangmangu - Pedagang wortel besar penebas - Produsen instant wortel - Konsumen akhir - Pemerintah Bappeda, Dispertan, dan Disperindag - Penyedia Sarana Produksi - KUD Koperasi - Perbankan BRI - Faktor Alam Pertanian Identifikasi Faktor Internal - Kondisi Keuangan - Sumber Daya Manusia Petani Wortel - Pemasaran Wortel - Produksi Wortel - Kelembagaan Kelompok Tani Peluang Ancaman Kekuatan Kelemahan Matrik SWOT Alternatif strategi pengembangan agribisnis wortel QSPM Prioritas Strategi Pengembangan Agribisnis Wortel xlviii 4. Strategi pengembangan agribisnis merupakan suatu strategi pembangunan pertanian yang berusaha meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian dengan konsep sistem agribisnis. 5. Alternatif strategi pengembangan agribisnis merupakan alternatif cara untuk mencapai tujuan pengembangan agribisnis. 6. Analisis SWOT adalah analisis yang mengkombinasikan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan yang dihadapi dalam usaha pengembangan agribisnis wortel. 7. Lingkungan internal adalah faktor-faktor dari dalam sistem agribisnis wortel yang dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sistem agribisnis wortel. Lingkungan internal yang dianalisis meliputi kondisi keuangan, sumber daya manusia petani wortel, pemasaran wortel, produksi wortel, dan kelembagaan Kelompok Tani. 8. Lingkungan eksternal adalah faktor-faktor dari luar sistem agribisnis wortel yang dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman dari sistem agribisnis wortel. Lingkungan eksternal yang dianalisis meliputi pedagang wortel di Pasar Tawangamangu, pedagang wortel besar, produsen instan wortel, konsumen akhir, Pemerintah Bappeda, Dispertan, dan Disperindag, penyedia sarana produksi, KUD Koperasi, Perbankan BRI, dan faktor alam pertanian. 9. Kekuatan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam sistem agribisnis dan merupakan keunggulan sistem agribisnis wortel. 10. Kelemahan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam sistem agribisnis dan merupakan keterbatasan sistem agribisnis wortel. 11. Peluang adalah faktor-faktor yang berasal dari luar sistem agribisnis dan bersifat menguntungkan sistem agribisnis wortel. 12. Ancaman adalah faktor-faktor yang berasal dari luar sistem agribisnis dan bersifat mengganggu sistem agribisnis wortel. 13. Matrik SWOT adalah matrik yang digunakan untuk menyusun berbagai alternatif strategi pengembangan agribisnis wortel melalui strategi xlix Strenght Opportunities SO, Weakness Opportunities WO, Strenght Threats ST, dan Weakness Threats WT. 14. QSPM adalah matriks yang digunakan untuk menentukan prioritas strategi pengembangan agribisnis wortel. 15. Usahatani wortel adalah usaha pembudidayaan wortel pada lahan tegalan yang diusahakan secara monokultur dengan jenis wortel yang di tanam adalah wortel lokal. 16. Petani sampel adalah petani pemilik penggarap yang mengusahakan tanaman wortel. 17. Informan kunci adalah orang yang cukup lama dan intensif menyatu serta terlibat secara aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi perhatian penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini meliputi tiga orang penyedia saprodi, tiga orang petani wortel Ketua kelompok tani “Suka Tani”, ketua kelompok tani “Mekar Sari”, dan ketua kelompok tani “Petani Puas”, tiga orang pedagang wortel di Pasar Tawangmangu, tiga orang pedagang wortel besar, satu orang produsen instan wortel, tiga orang konsumen akhir, tiga orang unsur instansi pemerintah Kabupaten Karanganyar Bappeda, Dispertan, dan Disperindag, satu orang dari unsur KUD, dan satu orang dari unsur Perbankan. 18. Tenaga kerja adalah keseluruhan tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani wortel dalam satu musim tanam. Semua tenaga kerja dikonversikan ke dalam tenaga kerja pria dan diukur dalam HKO, sedangkan nilai tenaga kerja berdasarkan upah dan dinyatakan dalam rupiah Rp HKO. 19. Biaya usahatani wortel adalah biaya untuk mengusahakan usahatani wortel, yang meliputi biaya untuk pembelian saprodi bibit, pupuk, pestisida, upah tenaga kerja, penyusutan alat–alat, pajak, transportasi, sewa lahan, slametan, dan iuran air yang dinyatakan dalam satuan rupiah RpHaMT dan RpUsahataniMT. 20. Penerimaan usahatani wortel adalah nilai uang yang diterima petani dari hasil produksi usahatani wortel, merupakan hasil perkalian antara jumlah l produksi wortel dengan harga jual wortel per Kg, dinyatakan dalam rupiah RpHaMT dan RpUsahataniMT. 21. Pendapatan usahatani wortel adalah selisih antara penerimaan dan biaya usahatani wortel selama satu musim tanam dan dinyatakan dalam rupiah RpHaMT dan RpUsahataniMT.

E. Pembatasan Masalah