xliv sebaik prasyarat informasi dan analisis pencocokan yang menjadi
landasannya David, 2004.
C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah
Pengembangan wortel di Kabupaten Karanganyar mengalami masalah yaitu produksi, produktivitas, dan harga wortel yang mengalami fluktuasi. Hal
ini akan mempengaruhi penawaran produksi wortel, namun pada kenyataannya permintaan kebutuhan wortel meningkat seiring jumlah
penduduk yang semakin meningkat pula. Walaupun produksi, produktivitas, dan harga wortel di Kabupaten Karanganyar mengalami fluktuasi, tetapi
tanaman wortel merupakan tanaman yang potensial karena mempunyai banyak keunggulan daripada tanaman hortikultura lain sehingga banyak petani
di Kabupaten Karanganyar yang menanam wortel. Petani wortel di Kabupaten Karanganyar merupakan petani mandiri,
dimana mempunyai modal yang cukup, dapat mengusahakan bibit wortel sendiri dan bibit wortel tersebut dapat dijual secara perorangan, serta
mempunyai aspek kelembagaan yang cukup baik. Dalam mengembangkan agribisnis wortel, Pemerintah Kabupaten Karanganyar berperan serta dalam
membantu petani wortel meskipun petani di Kabupaten Karanganyar merupakan petani mandiri. Peran pemerintah adalah untuk mengatasi kendala
terkait peran stake holders, yaitu membantu petani wortel dalam hal pemasaran wortel, terutama dalam menstabilkan harga wortel. Fenomena yang
nyata terjadi adalah produksi, produktivitas, dan harga wortel di Kabupaten Karanganyar mengalami fluktuasi, rendahnya sumber daya manusia dalam hal
manajemen usahatani, meningkatkan kerjasama petani wortel agar tidak manjual bibit wortel secara perorangan tetapi dikoordinir pada satu tempat
agar harga wortel tetap tinggi, dan membantu petani dalam mengembangkan dan memasarkan industri instan wortel.
Berdasarkan fakta yang terjadi dalam mengembangkan agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar menunjukkan bahwa dalam pengembangan
agribisnis wortel dihadapkan pada berbagai masalah, yaitu baik masalah yang terjadi pada lingkungan internal maupun lingkungan eksternal dalam setiap
xlv usaha yang berkaitan. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu
konsep pengembangan sistem agribisnis yang dapat mengidentifikasikan dan dapat menyatukan keterkaitan antar usaha tersebut.
Di dalam mengembangkan sistem agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar diperlukan suatu analisis. Analisis yang digunakan adalah
analisis SWOT analisis lingkungan atau analisis situasi karena faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam mengembangkan suatu usaha. Analisis
SWOT yang diteliti mencakup dua hal yaitu analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal. Lingkungan internal yang dianalisis meliputi
kondisi keuangan, sumber daya manusia petani wortel, pemasaran wortel, produksi wortel, dan kelembagaan Kelompok Tani. Lingkungan eksternal
yang dianalisis meliputi pedagang wortel di Pasar Tawangmangu, pedagang wortel besar penebas, produsen instan wortel, konsumen akhir, pemerintah
Bappeda, Dispertan, dan Disperindag , penyedia sarana produksi, KUD
Koperasi, Perbankan BRI, dan faktor alam pertanian. Lingkungan internal dan lingkungan eksternal diidentifikasi untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki setiap sistem agribisnis dalam menjalankan usahanya. Kekuatan diidentifikasi
untuk mendorong usaha sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada di lingkungan dengan baik serta dapat menghadapi ancaman dari lingkungan
dengan kemampuan yang lebih tinggi sehingga dapat mempercepat pencapaian tujuan. Begitu pula sebaliknya, kelemahan usaha dapat
menghambat peluang serta melemahkan usaha di dalam menghadapi ancaman sehingga dapat menghambat pencapaian tujuan usaha.
Setelah mengetahui lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang mempengaruhi sistem agribisnis, langkah selanjutnya yang harus dilakukan
adalah dengan memasukkan faktor-faktor internal dan eksternal tersebut ke dalam matriks SWOT. Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan yang disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Setelah
memasukkan faktor-faktor internal dan eksternal, matriks SWOT ini akan
xlvi menghasilkan beberapa alternatif strategi yang nantinya dapat diterapkan
dalam pengembangan agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar. Dari beberapa alternatif strategi tersebut dilakukan penilaian bobot rating atau
evaluasi untuk memutuskan prioritas strategi yang dapat dilaksanakan. Pada tahap pemilihan strategi atau keputusan decision stage ini alat analisis
kuantitatif yang digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matriks QSPM. QSPM memungkinkan perencana strategi mengevaluasi alternatif
strategi secara obyektif.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disusun kerangka pemikiran pendekatan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut :
Pembangunan pertanian Kabupaten Karanganyar Kebijakan pengembangan agribisnis Wortel
Strategi Pengembangan Agribisnis Wortel
Sistem Agribisnis - Subsistem Pengadaan Sarana Produksi
- Subsistem Produksi Budidaya Pertanian - Subsistem Pengolahan Hasil Pertanian Agroindustri dan
Pemasaran - Subsistm Kelembagaan Pendukung
xlvii Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah Strategi Pengembangan
Agribisnis Wortel di Kabupaten Karanganyar
D. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel