lxxv agroklimatologis yang cocok untuk budidaya wortel yaitu berada dilereng
pegunungan dengan keadaan tanah yang lembab sehingga sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis wortel.
D. Keadaan Sarana Perekonomian
Keadaan sarana perekonomian di Kabupaten Karanganyar antara lain meliputi koperasi dan perbankan. Koperasi sebagai soko guru perekonomian
di Indonesia, sebagai usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2006 di Kabupaten Karanganyar terdapat Koperasi sebanyak 800 unit dengan
jumlah anggota mencapai 150.899 orang. Jenis Koperasi terbanyak berasal dari golongan masyarakat KKT dan KSU yaitu 523 unit, KUD sebanyak
17 unit, Koperasi Fungsional sebanyak 76 unit dan Koperasi Karyawan sebanyak 87 unit. Untuk lebih jelasnya mengenai Koperasi di Kabupaten
Karanganyar dapat disimak pada Lampiran 6. Perbankan merupakan salah satu sarana keuangan yang digunakan oleh
masyarakat Kabupaten Karanganyar untuk menyimpan uang, mengambil uang, dan sebagai sarana untuk memperoleh kredit. Kelebihan perbankan di
Kabupaten Karanganyar yaitu dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh masyarakat, serta mempunyai pelayanan yang baik. Keadaan perbankan di
Kabupaten Karanganyar pada tahun 2007 telah tercatat 51 unit Bank Umum dan 68 unit Bank Perkreditan Rakyat BPR. Bank Umum merupakan
gabungan dari Bank Pemerintah dan Bank Swasta, salah satunya yaitu Bank Rakyat Indonesia BRI Cabang Kabupaten Karanganyar dan Bank Rakyat
Indonesia BRI Unit Tawangmangu. Untuk lebih jelasnya mengenai perbankan di Kabupaten Karanganyar dapat disimak pada Lampiran 7.
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Agribisnis Wortel
lxxvi Pembangunan pertanian di Kabupaten Karanganyar diarahkan untuk
mencapai tujuan peningkatan pendapatan dan taraf hidup petani, ketahanan pangan dengan berbagai sumber daya pangan, peningkatan daya saing produk,
dan ekspor hasil pertanian. Dalam rangka pembangunan ekonomi nasional Kabupaten Karanganyar khususnya di Kecamatan Tawangamangu, wortel
merupakan komoditas hortikultura yang dapat dikatakan sebagai komoditas unggulan. Hal ini dikarenakan jumlah produksinya paling besar, ditanam oleh
sebagian besar petani di Tawangmangu, dan wortel merupakan tanaman tahan terhadap perubahan iklim musim penghujan dan musim kemarau wortel
sanggup tumbuh subur. Menurut Bappeda Kabupaten Karanganyar 2007, pengembangan
agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu implementasi kebijakan di bidang pertanian yaitu pembangunan kawasan
agropolitan Suthomadansih Sukuh, Cetho, Tawangmangu, Karangpandan, dan Matesih Kabupaten Karanganyar melalui pembangunan ekonomi
berbasis pertanian di pedesaan melalui penciptaan pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dilaksanakan untuk mendorong
berkembangnya sistem usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, dan berkelanjutan yang didukung oleh berbagai potensi yang ada
untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk merealisasikan hal tersebut, salah satu upaya pemerintah Kabupaten
Karanganyar dalam mengembangkan agribisnis wortel dengan membangun sub terminal agribisnis yang salah satu kegiatannya adalah sebagai tempat
untuk mencuci wortel dan tempat memasarkan wortel. Untuk memacu pengembangan agribisnis wortel tersebut maka diperlukan kerjasama antara
stakeholder yang berkaitan di dalam agribisnis wortel. Subsistem yang terkait dengan pengembangan agribisnis wortel di
Kabupaten Karanganyar mencakup empat subsistem yaitu:
e. Subsistem usahatani on-farm agribusiness 61
lxxvii f. Subsistem agribisnis hulu up-stream agribusiness, yaitu kegiatan
ekonomi yang menghasilkan agroindustri hulu dan perdagangan sarana produksi pertanian primer seperti industri pupuk, obat-obatan, bibit
benih, alat dan mesin pertanian dan lain-lain yang untuk selanjutnya akan disebut subsistem penyedia saprodi;
g. Subsistem agribisnis hilir down-stream agribusiness, yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan,
beserta kegiatan perdagangannya yang untuk selanjutnya disebut subsistem pengolah dan pemasar; dan
h. Subsistem jasa layanan pendukung seperti kelompok tani, lembaga keuangan dan pembiayaan, transportasi, penyuluhan dan layanan informasi
agribisnis, penelitian dan pengembangan, dan kebijakan pemerintah. Pemerintah daerah Kabupaten Karanganyar sebagai fasilitator dan
motivator pengembangan agribisnis wortel berusaha untuk memberdayakan masyarakat dan swasta. Pemerintah mendorong berkembangnya usaha
agribisnis dengan berbagai usaha seperti usaha pembuatan instan wortel, usaha pembuatan tepung wortel, dan koperasi. Usaha tersebut berupa penyediaan
sarana dan prasarana penunjang serta pembimbingan dan pengawasan penyuluh pertanian.
Usaha-usaha yang di lakukan oleh pemerintah tersebut harus diikuti oleh kemauan petani untuk mengusahakan tanaman wortel agar tujuan yang
diinginkan oleh petani tercapai yaitu adanya pengembangan agribisnis wortel. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka perlu adanya misi bisnis. Misi bisnis
yang diperlukan
untuk mengembangkan
agribisnis wortel
adalah meningkatkan produksi, dan produktivitas wortel; menstabilkan harga wortel
yang mengalami fluktuasi; meningkatkan kualitas wortel yaitu kualitas rasa, ukuran, bentuk, dan kealamian wortel dengan teknologi tepat guna sehingga
kepuasan konsumen tinggi; menaikkan nilai jual wortel; mempertahankan dan meningkatkan potensi serapan pasar di dalam negeri dan internasional; Produk
wortel sebagai market leader produk agribisnis di Kabupaten karanganyar; dan menjalin kemitraan dengan usaha kecil atau besar.
lxxviii
B. Hasil Penelitian