a. Penyelesaian melalui pengadilan.
b. Melalui arbitrase.
c. Melalui cara-cara penyelesaian sengketa alternatif Alternatif Dispute
Resolution. Sengketa penanaman modal yang terjadi antara pemerintah dengan
penanam modal terlebih dahulu diselesaikan melalui musyawarah dan mufakat. Jika melalui musyawarah dan mufakat tidak tercapai, penyelesaian sengketa
tersebut dapat dilakukan melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam
hal terjadi sengketa di bidang penanaman modal antara pemerintah dengan penanam modal dalam negeri, para pihak dapat menyelesaikan sengketa tersebut
melalui arbitrase berdasarkan kesepakatan para pihak, dan jika penyelesaian sengketa melalui arbitrase tidak disepakati, penyelesaian sengketa tersebut akan
dilakukan di pengadilan. Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman modal antara pemerintah dengan penanam modal asing, para pihak akan menyelesaikan
sengketa tersebut melalui arbitrase internasional yang harus disepakati oleh para pihak.
58
C. Kebijakan Penanaman Modal Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
Kebijakan penanaman modal Indonesia sebagai dasar atau landasan bagi pemerintah untuk mengatur dan mengarahkan serta mengembangkan penanaman
modal di Indonesia. Adanya kebijakan penanaman modal ini akan mempertegas
58
Pasal 32 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman modal.
Universitas Sumatera Utara
upaya pemerintah dalam mengatur dan mengarahkan penanaman modal yang ada di Indonesia agar dapat memberi kontribusi optimal pada pembangunan ekonomi
Indonesia. Kebijakan penanaman modal akan dapat memberi arah bagi upaya pengembangan penanaman modal di Indonesia serta menjadi kerangka landasan
bagi pengaturan penanaman modal selanjutnya.
59
Adanya suatu kebijakan penanaman modal memberi batasan dan arahan terhadap suatu tindakan atau perbuatan pemerintahan untuk melakukan suatu hal
yang berkenaan dengan kepentingan atau kebutuhan masyarakat terhadap terciptanya kesempatan kerja yang luas, tingkat penguasaan teknologi,
kemampuan atau kapasitas sumber daya manusia, dan tingkat pendapatan masyarakat. Banyak contoh yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam melihat
keberadaan penanaman modal berbagai negara. Dengan tidak adanya kebijakan yang jelas dalam pengaturan penanaman modal mengakibatkan keberadaan
penanaman modal dianggap tidak memberikan kontribusi atau keuntungan bagi negara penerima modal host country. Bahkan sebaliknya, keberadaan
penanaman modal hanya dianggap sebagai parasit dalam sistem perekonomian sebuah negara. Bercermin dari kasus yang terjadi di hampir semua Negara
Amerika Latin dimana keberadaan penanaman modal hanya menjadi alat bagi penguasa untuk memeperkaya diri dan terjadinya pengurasan sumber daya alam
yang begitu massif sehingga menimbulkan rasa kebencian dan antipati masyarakat Amerika Latin yang mendalam terhadap PMA di negara mereka. Untuk itu,
mereka dengan tegas menolak keberadaan PMA di negara mereka dan menganggap hanya mengisap kekayaan negara mereka.
60
Bercermin dari kasus
59
Aminuddin Ilmar,Op.Cit, hlm.59.
60
Ibid., hlm.60.
Universitas Sumatera Utara
yang terjadi di Negara Amerika Latin terhadap keberadaan penanaman modal, khususnya modal asing tersebut maka sudah seharusnya pemerintah Indonesia
membuat suatu kebijakan dasar dalam pengembangan penanaman modal Indonesia guna mengatur dan mengarahkan penanaman modal, khususnya modal
asing agar sejalan dan bersesuaian dengan kepentingan dan kebutuhan dasar masyarakat serta kepentingan pembangunan ekonomi nasional.
61
1. Kebijakan untuk mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif
bagi penanaman modal untuk penguatan daya saing perekonomian nasional. Kehadiran UUPM mempertegas dan memperjelas kebijakan pengaturan
penanaman modal di Indonesia.
62
Dalam ketentuan bab 3 Pasal 4 diatur tentang kebijakan dasar penanaman modal untuk mendorong terciptanya iklim usaha
nasional yang kondusif bagi penanaman modal untuk penguatan daya saing perekonomian nasional dan mempercepat peningkatan penanaman modal.
Kebijakan dasar penanaman modal diwujudkan dalam bentuk rencana umum penanaman modal sesuai dengan landasan pikir serta asas dan tujuan yang
ditetapkan.
63
Kebijakan penanaman modal dikoordinasikan dan dilaksanakan oleh BKPM. Keberhasilan pelaksanaan kebijakan penanaman modal sangat bergantung
pada ketertiban dalam membuat peraturan-peraturan pelaksanaannya dan hal ini sangat krusial dalam keberhasilan pelaksanaan setiap undang- undang.
64
61
Ibid., hlm.61.
62
Ibid., hlm.62.
63
Hendrik Budi Untung, Hukum Investasi Jakarta :Sinar Grafika, 2010, hlm.74.
64
Ibid., hlm.80.
Universitas Sumatera Utara
Adapun kebijakan untuk mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi penanaman modal untuk penguatan daya saing perekonomian
nasional seperti :
65
a. memberikan perlakuan sama bagi penanam modal dalam negeri dan asing
dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional; b.
menjamin kepastian hukum berusaha, dan keamanan berusaha bagi penanam modal sejak proses pengurusan perizinan hingga berakhirnya
kegiatan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, pemerintah juga mengeluarkan beberapa paket kebijakan
ekonomi jilid I, jilid III, dan jilid IV pada tahun 2015; c.
membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan pada usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. Hal ini dilakukan
dengan mengatur kemitraan antara PMA dan PMDN dengan UMKM-K serta menambah 48 bidang usaha yang dicadangkan untuk kemitraan
tersebut. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai macam kebijakan untuk
menciptakan ekonomi makro yang kondusif dalam berbagai paket kebijakan ekonomi. Pada Paket Kebijakan Ekonomi Jilid I September 2015, kebijakan yang
dikeluarkan antara lain :
66
a. Mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi,
debikroratisasi, serta penegakan hukum akan kepastian usaha. Hal ini dilakukan dengan merombak 89 peraturan yang tidak relevan atau
menghambat daya saing industri negara.
65
Aminuddin Ilmar, Op.Cit, hlm.62.
66
http:www.ekbis.sindonews.com diakses pada tanggal 12 Januari 2016 .
Universitas Sumatera Utara
b. Menyiapkan 17 Rancangan Peraturan Pemerintah, 11 Rancangan
Peraturan Presiden, 2 Rancangan Instruksi Presiden, 63 Rancangan Peraturan Menteri dan 5 Aturan Menteri.
c. Penyederhanaan izin dan memperbaiki prosedur kerja perizinan.
d. Memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
e. Peningkatan kualitas pelayanan penanaman modal.
f. Menggunakan pelayanan yang berbasis elektronik.
g. Memperbaiki dan mempermudah iklim usaha serta kualitas pengurusan
perizinan dan syarat berusaha dan investasi. Pada Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III, kebijakan yang dikeluarkan
adalah :
67
a. Penurunan tarif atau harga.
b. Penyederhanaan izin pertanahan untuk kegiatan penanaman modal dengan
merevisi Peraturan Menteri Agraria dan Tata ruang No.2 Tahun 2015 tentang Standar pelayanan dan pengaturan Agraria. Hak guna usaha lahan
yang selanjutnya disebut HGU seluas 200 ha yang sebelumnya 30-90 hari dipersingkat menjadi 20 hari kerja. HGU diatas 200 ha dikenakan 30-90
hari diubah menjadi 45 hari kerja. Pada Paket Kebijakan Ekonomi Jilid IV, kebijakan yang dikeluarkan
adalah :
68
a. Menentukan formula upah minimum provinsi.
b. Penerima kredit usaha rakyat yang selanjutnya disebut KUR merupakan
perorangan atau karyawan yang melakukan kegiatan usaha produktif,
67
Ibid.
68
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
calon TKI yang akan bekerja ke luar negeri dan membuka usaha, serta anggota keluarga buruh yang berpenghasilan tetap dan melakukan
kegiatan usaha produktif. c.
Lembaga pembiayaan ekspor untuk membiayai usaha kecil dan menengah. 2.
Kebijakan untuk mempercepat peningkatan penanaman modal Undang-undang penanaman modal menggabungkan PMA dan PMDN
dalam suatu undang-undang yang didasarkan pada asas kesetaraan bagi semua investor. Kebijakan dasar investasi dalam UUPM dimaksud adalah memberikan
perlakuan yang sama antara investor dalam negeri dengan investor asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional. UUPM menegaskan bahwa
penanaman modal di Indonesia diselenggarakan berdasarkan asas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas dan perlakuan yang sama bagi investor dalam
negeri maupun asing, kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandiriaan, dan keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
69
Adapun kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mempercepat peningkatan penanaman modal dalam paket kebijakan ekonomi, yaitu :
70
a. Mendorong pembangunan masyarakat berpenghasilan rendah MBR dan
membuka peluang investasi yang lebih besar di sektor properti. b.
Mempercepat layanan perizinan investasi di Indonesia yang terdiri dari izin investasi di kawasan industri 151-180 hari dan di luar kawasan
industri dengan mengeluarkan kebijakan bahwa investasi di kawasan industri bisa dijalankan setelah mendapat perizinan badan usaha dengan
69
Jonker Sihombing, Investasi Asing Melalui Surat Utang Negara di Pasar Modal Bandung : PT.Alumni, 2008, hlm.81.
70
http:www.ekbis.sindows.com diakses pada tanggal 18 Januari 2016
Universitas Sumatera Utara
waktu pengurusan perizinan paling lama 8 hari, lalu 11 perizinan lainnya tidak diperlukan sebagai izin lagi, namun sebagai standar dan persyaratan.
c. Menyediakan layanan perizinan penanaman modal berupa akta pendirian
perusahaan, pengesahan dari Kementrian Hukum dan HAM selanjutnya disebut Kemenkumham serta NPWP hanya selama 3 jam. Untuk izin
persetujuan nama perorangan, BKPM diminta untuk memiliki notaris sendiri inhouse notaries agar investor tidak perlu bolak balik untuk
mengurus akta notaris. d.
Membentuk peraturan pemerintah tentang kawasan industri dan peraturan menteri keuangan untuk harmonisasi fasilitas terhadap penanaman modal.
e. Penghilangan pajak berganda untuk Kontrak Investasi Kolektif di
Singapore dikenal dengan Real Estate Investment Trust untuk seluruh perusahaan infrastruktur termasuk jalan toldan komplek pelabuhan.
Dalam rangka mereformasi perizinan investasi, BKPM melakukan terobosan perizinan untuk mempermudah realisasi minat investasi di Indonesia,
dalam bentuk peluncuran Layanan Izin Investasi 3 Jam yang dilakukan sejak tanggal 26 Oktober 2015. Izin investasi 3 jam adalah izin prinsip dengan kriteria
tertentu yang diproses dalam satu paket dengan penerbitan Akta Pendirian Perusahaan dan Pengesahan Kemenkumham, NPWP, serta informasi ketersediaan
tanah blocking tanah dalam waktu 3 Jam. Adapun kriteria yang dapat memanfaatkan layanan ini adalah sebagai berikut :
a. Rencana investasi paling sedikit Rp100.000.000.000,00 Seratus Milyar
Rupiah. b.
Rencana penggunaan tenaga kerja Indonesia di atas 1.000 seribu orang.
Universitas Sumatera Utara
c. Permohonan disampaikan oleh calon pemegang saham dengan cara datang
langsung ke PTSP Pusat di BKPM catatan: salah satu calon pemegang saham mewakili calon pemegang saham lainnya dengan melampirkan
surat kuasa. Surat kuasa dari salah satu pemegang saham berisi kuasa untuk mengurus Izin Investasi dan menghadap notaris.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa kebijakan penanaman modal dalam UUPM dilakukan untuk mendorong terciptanya iklim usaha nasional
yang kondusif bagi penanaman modal untuk penguatan daya saing perekonomian nasional dan mempercepat peningkatan penanaman modal. Kebijakan tersebut
dilakukan dengan cara memberi perlakuan yang sama bagi penanam modal baik asing maupun dalam negeri, menjamin perlindungan dan kepastian hukum
penanaman modal di Indonesia, penyederhanaan prosedur perizinan, membuka kesempatan bagi perkembangan UMKM-K dan meningkatkan kualitas pelayanan
penanaman modal di Indonesia. Kebijakan ini dilakukan oleh pemerintah pusat yang dikoordinasikan dengan pemerintah daerah sesuai dengan otonomi daerah
dalam bentuk rencana umum penanaman modal.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang