Tugas dan Kewenangan Badan Pengusahaan Batam

Bebas Bintan Wilayah Kota Tanjung Pinang dan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun. 6. Peraturan Kepala BKPM Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Izin Usaha Dalam Rangka Penanaman Modal Kepada Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan Wilayah Kota Tanjung Pinang dan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun. 7. Keputusan Kepala BP Batam Nomor 166 Tahun 2013 tentang Pendelegasian Wewenang Kepala BP Batam di Bidang Penanaman Modal kepada Kepala Subdirektorat Pelayanan Penanaman Modal. Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat diketahui bahwa kedudukan Badan Pengusahaan Batam setelah berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 adalah sebagai Badan otoritas pengembangan kawasan Free Trade Zone Batam termasuk dalam hal penanaman modal di Batam khusus untuk memberikan pelayanan perizinan dan pembuat kebijakan penanaman modal daerah berdasarkan pelimpahan kewenangan pusat dalam PMA di Kota Batam.

C. Tugas dan Kewenangan Badan Pengusahaan Batam

Hukum atau peraturan perekonomian yang berlaku di setiap kelompok sosial atau suatu bangsa berbeda-beda, tergantung kesepakatan yang berlaku pada kelompok sosial atau bangsa tersebut. Aspek hukum harus dibuat berdasarkan tingkat kepentingan yang muncul pada masyarakat dalam suatu wilayah. Untuk itulah perlu dibuat aspek hukum yang sejalan dengan kebijakan otonomi daerah dalam kerangka pemerataan kesejahteraan nasional. Pelaksanaan hukum ekonomi Universitas Sumatera Utara sendiri perlu terus diawasi sehingga tidak menimbulkan distorsi tetapi justru dapat meningkatkan perekonomian itu sendiri. Komitmen dan institusi pengawasan yang baik juga perlu dikembangkan agar penegakan hukum dapat berlaku baik bagi masyarakat maupun aparat hukum itu sendiri. Kegiatan ekonomi manusia sebagai salah satu kegiatan sosial manusia juga perlu diatur dengan hukum agar sumber daya ekonomi, pemanfaatan dan kegiatannya dapat berjalan dengan baik dengan mempertimbangkan sisi keadilan bagi para pelaku ekonomi. Pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten kota mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan pelaksanaan investasi di Indonesia. Dalam Pasal 30 UUPM telah ditentukan kewenangan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten kota. Kewenangan pemerintah adalah hak dan kekuasaan pemerintah untuk menentukan atau mengambil kebijakan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. 91 Pada dasarnya, kewajiban pemerintah dan atau pemerintah daerah adalah menjamin kepastian dan keamanan berusaha bagi pelaksanaan penanaman modal di daerah maka perlu diatur kewenangan pemerintah, provinsi, dan kabupaten kota dalam penanaman modal. 92 Kewenangan pemerintah tercantum dalam Pasal 30 ayat 7 UUPM yaitu : 1. penanaman modal terkait dengan sumber daya alam yang tidak terbarukan dengan tingkat resiko kerusakan lingkungan yang tinggi; 2. penanaman modal pada bidang industri yang merupakan prioritas tinggi pada skala nasional; 3. penanaman modal yang terkait pada fungsi pemersatu dan penghubung antarwilayah atau ruang lingkupnya lintas provinsi; 91 Pasal 1 ayat 3 PP Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom. 92 Salim H.S. dan Budi Sutrisno,Op.Cit, hlm.89. Universitas Sumatera Utara 4. penanaman modal yang terkait pada pelaksanaan strategi pertahanan dan keamanan nasional; 5. penanaman modal asing dan penanam modal yang menggunakan modal asing, yang berasal dari pemerintah negara lain, yang didasarkan perjanjian yang dibuat oleh pemerintah; 6. bidang penanaman modal lain yang menjadi urusan pemerintah menurut undang-undang. Keenam kewenangan itu menjadi kewenangan pemerintah, namun kewenangan itu dapat dilakukan oleh : 1. Pemerintah yang menyelenggarakan sendiri. 2. Melimpahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah. 3. Menugaskan kepada pemerintah kabupaten kota. Penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya berada dalam satu kabupaten atau kota menjadi urusan pemerintah kabupaten kota. 93 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130-67 Tahun 2002 tentang Pengakuan Kewenangan KabupatenKota dan Daftar Kewenangan Kabupaten Kota per bidang dari DepartemenLembaga non Departemen merupakan dasar dalam pelaksanaan tugas kepala daerah di bidang penanaman modal. Dalam Kepmendagri tersebut, terdapat 5 lima bidang yang menjadi kewenangan kabupaten kota khusus bidang penanaman modal, yaitu : 1. kebijakan dan perencanaan pengembangan penanaman modal; 2. promosi dan kerjasama internasional penanaman modal; 3. pelayanan perizinan penanaman modal; 93 Pasal 30 Ayat 6 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Universitas Sumatera Utara 4. pengendalian penanaman modal; 5. sistem informasi penanaman modal. Otonomi asimetris yang dimiliki Batam sebagai daerah khusus menempatkan BP Batam menjadi otoritas bersama Pemko Batam. Setelah berlakunya UU Pemda yang didahului oleh Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, BP Batam sebagai Otoritas Pengembangan Daerah FTZ Batam memiliki kewenangan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007. Saat ini BP Batam mendapatkan kewenangan dari Pemerintah Pusat khususnya yang menjadi kewenangan Departemen Perdagangan untuk mengeluarkan perizinan lalu lintas keluar masuk barang. Perizinan tersebut diantaranya perizinan IP plastik dan scrap plastik, perizinan IT-PT, perizinan IT cakram, perizinan IT alat pertanian, perizinan mesin fotocopy dan printer berwarna, perizinan pemasukan barang modal bukan baru, perizinan bongkar muat, pelabuhan khusus, dan perizinan pelepasan kapal laut. 94 Badan Pengusahaan Batam memiliki susunan dan perangkat yang terdiri dari bagian hubungan masyarakat Humas, bagian hukum, Badan Pelayanan Modal BPM, Pelayanan Satu Pintu Terpadu PTSP, dan bidang atau bagian lainnya. Adapun BPM-PTSP BP Batam inilah yang kemudian menjadi perpanjangan tangan BKPM Pusat dalam mengatur dan memberikan izin kementerian yaitu Kementerian Hukum dan HAM serta Kementerian Ketenagakerjaan khusus untuk penanam modal asing yang ingin menanamkan modalnya di Batam. Izin tersebut antara lain, izin prinsip penanaman modal, izin prinsip perluasan penanaman modal, izin prinsip perubahan penanaman modal, 94 http:bpbatam.go.id diakses pada tanggal 19 Februari 2016. Universitas Sumatera Utara izin usaha penanaman modal, dan izin usaha perluasan penanaman modal. Kelima izin tersebut perlu pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM sebagai salah satu persyaratan administrasi. Badan Pengusahaan Batam dapat memberikan izin tersebut tanpa si investor perlu ke Jakarta untuk mengurus pengesahan akta badan hukumnya. 95 Badan Pengusahaan Batam memiliki tugas dan kewenangan dalam penanaman modal asing di Batam dalam hal berikut : 1. kebijakan dan perencanaan pengembangan penanaman modal; 2. promosi dan kerjasama internasional penanaman modal; 3. pelayanan perizinan penanaman modal; 4. pengendalian penanaman modal; 5. sistem informasi penanaman modal. Badan Pengusahaan Batam juga masih memiliki kewenangan tentang hak pengelolaan atas tanah di Batam sehingga baik penanam modal asing maupun penanam modal dalam negeri yang ingin mengurus perizinan mengenai hak pengelolaan atas tanah di Batam juga diatur oleh BP Batam. Areal tanah yang dimaksud dijelaskan lebih lanjut di dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 tahun 1977 dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1992. Pemberian hak pengelolaan tersebut tetap berlanjut meskipun adanya perubahan terhadap status kawasan Kota Batam menjadi kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di periode tahun 2007. 95 Hasil wawancara dengan Kepala Subdirektorat Pelayanan Penanaman Modal di Batam pada tanggal 15 Februari 2016. Universitas Sumatera Utara Badan Pengusahaan Batam juga memiliki tugas untuk mewujudkan kapasitas pelabuhan bongkar muat kargo dan kontainer yang berstandar internasional, bandar udara yang mampu melayani lalu lintas barang dan jasa dengan kualitas sumber daya yang handal dalam mendukung pengelolaan kawasan, peningkatan nilai investasi dan sistem pelayanan yang terukur, serta peningkatan berstandar internasional iklim investasi yang kondusif di Batam. 96 BP Batam memiliki kewenangan pengeloaan atas tanah yang sebelumnya menjadi kewenangan Otorita Pengembangan Daerah Industri dan kewenangan Pemerintah Kota Batam 97 yaitu wewenang untuk memungut UWTO terhadap lahan di Batam. 98 Badan Pengusahaan juga memiliki kewenangan dalam pemberian insentif fiskal. 99 Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa tugas dan kewenangan Badan Pengusahaan Batam dalam hal penanaman modal di Batam adalah membuat kebijakan dan mengatur pelayanan perizinan untuk penanaman modal asing di Batam. 96 Hasil wawancara dengan Kepala Subdirektorat Pelayanan Penanaman Modal di Batam pada tanggal 15 Februari 2016. 97 Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. 98 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Keuangan Pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. 99 Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang-Undang. Universitas Sumatera Utara BAB IV KEBIJAKAN BADAN PENGUSAHAAN BATAM DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENANAMAN MODAL DI BATAM

A. Kedudukan Kebijakan dalam Hukum Positif di Indonesia