Kebijakan Badan Pengusahaan Batam dalam Upaya Meningkatkan Penanaman Modal di Batam

6. Sarana dan Infrastruktur yang belum memadai dalam menunjang kegiatan industri dan investasi. Berdasarkan hasil inventarisasi terhadap permasalahan ketenagakerjaan pada kegiatan PMA di Batam dapat dikemukakan beberapa permasalahan, antara lain : 111 1. Proses pengalihan teknologi dan keterampilan seringkali berjalan lambat dan tersendat- sendat. 2. Adanya pelanggaran terhadap izin kerja tenaga kerja asing TKA. 3. Keterampilan dan produktivitas tenaga kerja Indonesia TKI dianggap masih rendah. 4. Upah TKI yang sangat rendah sering disalahgunakan oleh pihak asing. 5. Kuantitas TKI yang sangat besar yang tidak sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia.

C. Kebijakan Badan Pengusahaan Batam dalam Upaya Meningkatkan Penanaman Modal di Batam

Upaya pemerintah daerah untuk menciptakan iklim bagi dunia usaha atau industri yang kondusif perlu terus didukung karena apabila pengusaha sudah merasakan fasilitas atau insentif yang diberikan oleh pemerintah daerah maka pengusaha pasti akan berusaha memanfaatkannya. Pengusaha akan tertarik dan berinisiatif untuk menggerakkan usaha industri. Jika roda perekonomian sudah mulai bergerak maka investor lain akan semakin aktif menanamkan modalnya di 111 Ibid. Universitas Sumatera Utara sektor- sektor industri di daerah. Dengan demikian pemerintah daerah tidak perlu menaikkan pajak atau memungut retribusi. 112 Selama ini tercermin bahwa rencana dan tindakan pemerintah daerah saat ini mengesankan bahwa otonomi daerah tidak ada kaitannya dengan masalah investasi seakan-akan hal tersebut hanya masalah pemerintah pusat untuk melakukan pemulihan ekonomi, menciptakan stabilitas politik hankam, dan mengupayakan ketentuan yang menjamin kepastian hukum yang menjamin investasi. Dalam hal ini pemerintah daerah memiliki peran yang cukup dominan dalam ikut menciptakan kondisi yang menarik investor untuk membangun industri di daerah. Sebagai contoh, bila keamanan dan ketertiban hukum tidak segera dipulihkan maka pembangunan ekonomi tidak akan bisa berjalan baik. Para investor akan semakin takut untuk menananamkan modal di daerah. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah menciptakan kondisi yang tertib, aman, menjamin kepastian hukum, menyederhanakan birokrasi prosedur perizinan, memberikan insentif bagi industri yang mampu menyerap tenaga kerja, ramah lingkungan, yang mampu bermitra dengan industri kecil, yang mampu mengembangkan ekspor komoditi unggulan dan sebagainya. Hal yang penting untuk segera dilakukan adalah melakukan segala persiapan berkaitan dengan penggalian dan pengidentifikasian potensi daerah, menyusun rencana dan strategi yang jelas sehingga tujuan dan sasaran pemerintah daerah untuk meningkatkan penanaman modal di daerah secara maksimal dapat dicapai. Adapun tahapan- tahapan yang dapat diupayakan pemerintah daerah dalam rangka 112 Rosyidah dan Rakhmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia Dalam Menghadapi Era Global Malang : Bayumedia Publishing, 2003, hlm 116. Universitas Sumatera Utara menarik penanaman modal, baik PMDN maupun PMA ke daerahnya dalah sebagai berikut : 113 1. Menggali dan mengidentifikasi untuk menentukan potensi unggulan daerah yang bisa ditawarkan ke investor. 2. Melakukan promosi atau road show ataupun publikasi lain pada industri, terutama investor asing. 3. Menetapkan kebijakan pemerintah daerah dan pengaturan hukum yang mendukung penciptaan iklim kondusif bagi investor. 4. Melakukan penyesuaian kebijakan pemerintah daerah dan pengaturan hukum yang tidak sesuai dengan ketentuan penanaman modal baik internasional maupun nasional. 5. Mempersiapkan peningkatan sumber dyaa manusia, aparat pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan yang baik pada penanam modal. 6. Mendukung partisipasi aktif masyarakat atau publik aktivitas dan pengawasan kegiatan penanaman modal. 7. Perbaikan dan peningkatan sarana prasarana pendukung bagi kelancaran modal. 8. Perbaikan pelayanan perizinan bagi penanaman modal secara sederhana, cepat, mudah, murah, dan memuaskan. 9. Mengupayakan kemanan, kenyamanan, ketertiban lingkungan agar tercipta iklim murah dan memuaskan. 10. Mendukung pemberian fasilitas untuk peningkatan sumberdaya masyarakat agar dapat menduduki jabatan strategis dan terjadialih teknologi. 113 Ibid, hlm 118 dan 119. Universitas Sumatera Utara Sebagai gambaran dapat dikemukakan bahwa salah satu keluhan yang paling sering dilontarkan oleh para investor asing selama ini adalah begitu banyaknya jenis perizinan yang harus diperoleh, yang secara langsung menjadikan membengkaknya initial cost yang harus dikeluarkan sebelum perusahaan tersebut beroperasi. Salah satu contoh dari masalah birokrasi yang dikeluhkan adalah birokrasi pengurusan izin di kawasan berikat, di mana dalam salah satu Keputusan Menteri Keuangan dinyatakan bahwa calon investor yang telah mendapatkan persetujuan dari Penyelenggara Kawasan Berikat PKB wajib memberitahukan kepada Dirjen Bea Cukai melalui PKB dalam waktu 14 hari sebelum memulai kegiatannya. Dalam praktiknya, jawaban dari pihak Bea dan Cukai memakan waktu yang lebih panjang, dan selama itu investor tidak diperkenankan melaksanakan proyek. 114 Hal ini tentu saja telah menghambat realisasi PMA maupun PMDN. Upaya penyederhanaan proses birokrasi debirokratisasi kiranya akan menjadi salah satu faktor yang akan mendorong para investor kembali menamkan modalnya di Indonesia. Langkah-langkah kearah itu tampaknya sudah mulai dilakukan, antara lain dengan : 1. Memberikan kewenangan kepada Kedutaan Besar atau Perwakilan RI di luar negeri untuk memberikan izin izin sementara investasi. 2. Mempersingkat waktu proses perizinan dari maksimal 10 hari menjadi kurang dari 1 minggu melalui pengurusan perizinan di bawah satu atap. 3. Perluasan pelimpahan wewenang dari BKPM ke BKPMD. 114 Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Op.Cit, hlm 7. Universitas Sumatera Utara 4. Penghapusan diharuskan adanya izin prinsip dari instansi terkait, dan lain- lain. Kebijakan yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan- permasalahan ketenagakerjaan diatas antara lain sebagai berikut : 1. Dari segi pilihan teknik produksi sepatutnya dipertimbagkan proyek- proyek yang bersifat low capital labour ratio sebagai prioritas pilihan dengan kombinasi secara proporsional pada modal high ratio of capital to labour . 2. Perlu ada terobosan baru di bidang peningkatan pendidikan kejuruan dan keterampilan melalui Balai Latihan Kerja dan Pendidikan Luar Sekolah, yang diarahkan secara nyata bagi peningkatan produktivitas kerja TKI. 3. Strategi upah buruh yang murah harus digantikan dengan keunggulan komparatif berupa tenaga kerja terampil. Berbagai langkah yang sedang, telah dan akan dilakukan BP Batam sebagai hasil kebijakannya untuk meningkatkan penanaman modal antara lain : 115 1. Membentuk institusi pelayanan penanaman modal dan pengurusan perizinan satu pintu yaitu BPM-PTSP BP Batam. 2. Memperbaiki infrastruktur yang sudah ada dan terus mengembangkan fasilitas infrastruktur yang lebih baik dan kondusif untuk berinvestasi. 3. Memberikan fasilitas penanam modal tidak dikenakan pajak ekspor dan impor, bebas pajak pertambahan nilai, bebas pajak atas pembelian barang mewah, bebas bea dan cukai sesuai dengan pengaturan kota Batam sebagai salah satu kawasan FTZ. 115 Hasil wawancara dengan Kepala Subdirektorat Pelayanan Penanaman Modal Badan Pengusahaan Batam pada tanggal 15 Februari 2016. Universitas Sumatera Utara 4. Melakukan sosialisasi kebijakan dan peraturan tentang penanaman modal di Indonesia seperti sosialisasi kebijakan impor barang modal bukan baru yang bekerja sama dengan Kementrian perdagangan, perindustrian, dirjen bea dan cukai. 5. Membentuk kawasan industri di Batam, misalnya Kawasan Industri Tanjung Uncang, Muka Kuning, dan lainnya. 6. Mempercepat pengurusan izin prinsip yang sesuai SOP jangka waktu 3 hari kerja menjadi 3 jam. 7. Menyelesaikan sengketa modal dengan pendekatan secara persuasif lintas satuan kerja perangkat daerah SKPD pemko jika terjadi deadlock maka di bawa ketingkat provinsi sampai masalah tersebut selesai. 8. Mengadakan forum bisnis dan sosialisasi antara aparatur pemerintah BP batam, pemko, pusat dengan pelaku usaha maupun calon investor. Seperti Batam Investment Breakfast Workshop 2015 yang bekerja sama dengan EIBN yang merupakan wadah atau konsorsium kerja sama tempat berkumpulnya perwakilan asosiasi bisniskomunitas bisnis asal negara-negara Eropa BritCham, EKONID, IFFCI, INA, EUROCHAMBERS, CCI Barcelona, Euro Cham Indonesia. Mereka tergabung dalam sebuah proyek yang dibiayai Uni Eropa. EIBN akan fokus mempromosikan Indonesia ke negara-negara Uni Eropa sebagai negara yang memiliki potensi untuk melakukan kegiatan perdagangan dan investasi, juga untuk mendukung aktivitas bisnis negara- negara Eropa di Indonesia.Selain itu, EIBN juga memiliki program berkontribusi secara efektif mendukung dan menarik bisnis para calon investor Universitas Sumatera Utara dari Uni Eropa terutama Small Medium Enterprise SME yang bertujuan mengembangkan usahanya dan gerbang menuju wilayah ASEAN. 116 9. Mempercepat layanan perizinan penanaman modal asing yang berkoordinasi dengan kementerian. Di Indonesia, hanya di Kota Batam yang memiliki fasilitas dan layanan ini sehingga penanam modal asing tidak perlu ke Jakarta untuk mengurus perizinan tersebut. Hal ini dilakukan dengan membuat portal perizinan secara online yaitu Portal Batam Single Window http:www.bsw.go.id. Portal ini merupakan portal perizinan resmi yang dikembangkan oleh BP Batam dibawah pengelolaan Direktorat Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP. Portal BSW ditujukan bagi publik untuk mempermudah proses pengajuan perizinan dan melakukan tracking perizinan tersebut secara online. Dengan mengakses portal ini, pengunjung situs termasuk calon investor akan mendapatkan informasi tentang prosedur resmi dan tata cara yang diperlukan dalam mengajukan perizinan yang dikelola oleh BP Batam maupun yang dikelola oleh instansi lain. 10. BP Batam juga menjalin kerjasama dengan instansi atau perusahaan- perusahaan dalam meningkatkan penanaman modal di Batam. Misalnya dengan KADIN Batam, Batam Shipyard and Offshore Association, Batam Japan Club, Pengelola Kawasan Industri Batam, 11. Dalam pengaturan kegiatan PMA di Batam selain daripada kebijakan yang dikeluarkan oleh BP Batam mulai dari bidang usaha, ketenagakerjaan, hak dan kewajiban penanam modal, penyelesaian sengketa, serta prosedur perizinan 116 http:project.akhdani.netbkpmbatam-webindex.php20150904bp-batam-bidik- pengusaha-eropa diakses pada tanggal 12 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara sampai kepada fasilitas dan kemudahan yang diberikan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku yaitu UUPM, PP pelaksananya dan peraturan- peraturan yang dikeluarkan BKPM. Adapun kebijakan yang telah dilaksanakan oleh BP Batam telah sesuai dengan tugas dan kewenangan BP Batam dalam pengaturan penanaman modal di Batam. Kebijakan tersebut juga telah mencerminkan pelaksanaan kebijakan dasar penanaman modal dalam UUPM di daerah dan koordinasi penanaman modal yang diatur dalam UUPM untuk melakukan kebijakan dan perencanaan pengembangan penanaman modal, promosi dan kerjasama internasional penanaman modal, pelayanan perizinan penanaman modal, pengendalian penanaman modal, serta menyediakan sistem informasi penanaman modal. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa kebijakan BP Batam dalam upaya meningkatkan penanaman modal di Batam ialah memaksimalkan pelaksanaan PMA di Batam sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia dan melakukan langkah-langkah yang dapat menarik investor untuk melakukan PMA di Batam seperti kemudahan dalam pengurusan perizinan. Universitas Sumatera Utara BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan