Kendala dalam Penanaman Modal di Batam

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa kebijakan adalah seperangkat keputusan yang diambil oleh badan atau pejabat berwenang dalam rangka memilih tujuan dan bagaimana cara untuk pencapaian tujuan. Kebijakan ini dapat berbentuk peraturan, keputusan, surat edaran, pemberitahuan, maupun langkah taktis dalam melaksanakan hukum positif. Kedudukan kebijakan dalam hukum positif di Indonesia sebagai legislasi semu yang diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.

B. Kendala dalam Penanaman Modal di Batam

Realisasi penanaman modal di Batam dalam periode Januari-September 2015 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2014 mengalami peningkatan hampir dua kali lipat untuk total PMA dan total PMDN sebesar Rp4,74 Triliun atau mengalami peningkatan 99,6 dari Rp2,85 Triliun. Gambar 1 Realisasi Penanaman Modal di Batam Tahun 2014-2015 Sumber : Badan Pengusahaan Batam Universitas Sumatera Utara Total realisasi penanaman modal untuk sektor Industri PMA dan PMDN sebesar Rp2,63 Triliun, yang merupakan 55,9 dari total realisasi penanaman modal di Batam dengan penyerapan tenaga kerja Indonesia untuk sektor Industri sebesar 6.610 orang. 108 Terdapat 18 Perusahaan PMDN Batam di beberapa sektor bidang usaha penanaman modal dengan total penanaman modal Rp130.062.000.000 130,062 Milyar dengan 832 Tenaga Kerja Indonesia dan 2 Tenaga Kerja Asing yang lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel 1 tentang realisasi penanaman modal di Batam berdasarkan IUT PMDN Tahun 2015 di lampiran. Sektor- sektor yang dimasuki oleh penanaman modal dalam negeri beragam dan bervariasi. Dari 28 Proyek pada tahun 2014 dan 18 proyek tahun 2015, memasuki 15 bidang usaha penanaman modal sebagaimana terdapat dalam tabel 2 perkembangan proyek dan realisasi PMDN di Batam per sektor berdasarkan IUT PMDN di lampiran. Realisasi Penanaman Modal Asing PMA di Batam dari tahun 2012 hingga 2015 terus mengalami kenaikan total investasi. Pada tahun 2012, jumlah PMA dari 49 Proyek PMA sebesar 115.095.000 US Dollar, 60 proyek dengan total PMA 269.889.100 US Dollar di tahun 2013, 78 Proyek dengan total PMA 281.710.000 US Dollar di Tahun 2014, dan 64 proyek dengan total 367.734 US Dollar di Tahun 2015. Sedangkan untuk realisasi PMA berdasarkan asal negara 5 besar di Batam untuk periode Januari-September 2015 adalah Singapura sebesar 65 , Gabungan Negara sebesar 32 , British Virgin Islands, Swiss, dan Luxemburg masing- masing sebesar 1 . Berdasarkan data tersebut bahwa penanaman modal yang berasal dari Negara-negara Asia masih mendominasi 108 Data yang diolah dari Badan Pengusahaan Batam sebagai hasil wawancara dengan Kepala BPM BP Batam pada tanggal 19 Februari 2016. Universitas Sumatera Utara penanaman modal di Batam. Hal ini dapat dilihat lebih jelas berdasarkan gambar berikut : Gambar 2 Realisasi Penanaman Modal Asing di Batam Berdasarkan IUT PMA Tahun 2012 – 2015 Sumber : Badan Pengusahaan Batam Gambar 3 Perkembangan realisasi penanaman modal asing di Batam berdasarkan 5 Besar Negara Sumber : Badan Pengusahaan Batam Universitas Sumatera Utara Sektor- sektor yang dimasuki oleh penanaman modal asing beragam dan bervariasi. Lima sektor yang mendominasi diantaranya adalah sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam Mesin dan Elektronik sebesar 57 , Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya sebesar 25 , 12 Hotel dan Restoran, serta 6 untuk sektor Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi serta Industri Mineral Non Logam. Hal ini dapat dilihat dari gambar berikut : Gambar 4 Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Asing di Batam berdasarkan 5 besar Sektor Industri Sumber : Badan Pengusahaan Batam Aplikasi penanaman modal asing diproses dengan kebijakan satu atap di Batam. Lama pengurusan investasi tidak lebih dari 20 hari kerja untuk mendapatkan persetujuan. Semua izin dan perizinan yang diperlukan untuk memulai pembangunan juga diproses di bawah satu atap oleh Otorita Batam BP Batam. Perusahaan diperbolehkan memiliki 100 kepemilikan asing. Izin tinggal bagi orang asing yang bekerja di Batam mudah diperoleh dari Kantor Imigrasi setempat. Orang asing yang berkunjung ke Batam akan diberikan 60 hari visa on arrival untuk sebagian besar negara. Orang asing diperbolehkan Universitas Sumatera Utara untuk membeli dan memiliki rumah sendiri, apakah mereka bekerja di Batam atau tidak. Jadi, Batam dapat menjadi rumah kedua untuk orang asing. Berdasarkan kondisi penanaman modal di Batam yang telah diuraikan diatas, adapun yang menjadi kendala dalam penanaman modal di Batam yang dapat dibedakan menjadi kendala hukum dan nonhukum. Kendala hukum yaitu: 109 1. Belum jelasnya status hutan lindung, dan impor list di Batam. 2. Belum tersosialisasinya dengan baik dan menyeluruh mengenai status BP Batam dan kewenangan BP Batam. 3. Belum jelasnya regulasi mengenai Izin H.O untuk Kawasan Industri di Batam. 4. Pengaturan mengenai bidang usaha penanaman modal di Indonesia yang masih menjadi rancangan dan belum disahkan dengan peraturan baru. Kendala nonhukum yaitu : 110 1. Kurangnya sumber daya manusia yang profesional dan memiliki daya saing yang kuat dan dapat berkontribusi di pasar global, misalnya masih kurangnya SDM yang fasih dalam berbahasa inggris. 2. Ketersediaan lahan dalam memenuhi kebutuhan industri dan investasi. 3. Pengembangan industri bernilai tambah tinggi High Value-added Industries. 4. Kurangnya minat pasar untuk produk dalam negeri UKM, khususnya Batam untuk wilayah Asia. 5. Masalah ketenagakerjaan, seperti permasalahan UMK yang selalu ada, serta berbagai permasalahan lainya demo buruh. 109 Hasil wawancara dengan Kepala Subdirektorat Pelayanan Penanaman Modal Badan Pengusahaan Batam pada tanggal 15 Februari 2016. 110 Hasil wawancara dengan Kepala Subdirektorat Pelayanan Penanaman Modal Badan Pengusahaan Batam pada tanggal 15 Februari 2016. Universitas Sumatera Utara 6. Sarana dan Infrastruktur yang belum memadai dalam menunjang kegiatan industri dan investasi. Berdasarkan hasil inventarisasi terhadap permasalahan ketenagakerjaan pada kegiatan PMA di Batam dapat dikemukakan beberapa permasalahan, antara lain : 111 1. Proses pengalihan teknologi dan keterampilan seringkali berjalan lambat dan tersendat- sendat. 2. Adanya pelanggaran terhadap izin kerja tenaga kerja asing TKA. 3. Keterampilan dan produktivitas tenaga kerja Indonesia TKI dianggap masih rendah. 4. Upah TKI yang sangat rendah sering disalahgunakan oleh pihak asing. 5. Kuantitas TKI yang sangat besar yang tidak sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia.

C. Kebijakan Badan Pengusahaan Batam dalam Upaya Meningkatkan Penanaman Modal di Batam