Katekin Kultur Jaringan TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Katekin

Katekin bersifat asam lemah pKa1 = 7,72 dan pKa2 = 10,22 sukar larut dalam air dan sangat tidak stabil diudara terbuka. Bersifat mudah teroksidasi pada pH mendekati netral pH 6,9 dan lebih stabil pada pH lebih rendah 2,8 dan 4,9. Katekin juga mudah terurai oleh cahaya dengan laju reaksi lebih besar pada pH rendah 3,45 dibandingkan pH 4,9 Maeta et al., 2007. Sifat fisikokimianya menjadi tantangan tersendiri dalam formulasi katekin menjadi sediaan obat. Struktur kimia dari katekin adalah sebagai berikut: OH OH OH O OH OH Gambar 2. Struktur Kimia Katekin

2.4 Kultur Jaringan

Praktik luar kultur jaringan tanaman bermula dari pembuktian sifat totipotensi total genetic potential sel, yaitu bahwa setiap sel tanaman yang hidup dilengkapi dengan informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika kondisinya sesuai Yusnita, 2003. Kearah mana sel-sel tanaman dapat diinduksi untuk mengekspresikan totipotensinya sangat tergantung pada sejumlah variabel termasuk faktor eksplan, komposisi medium, zat pengatur tumbuh, dan stimulus fisik, seperti cahaya, suhu dan kelembaban. Sebagai konsekuensinya, keberhasilan teknik kultur jaringan sangat tergantung pada optimasi variabel-variabel tersebut Aplikasi kultur jaringan tanaman bermanfaat terutama dalam perbanyakan klon atau perbanyakan massal dari tanaman yang sifat genetiknya identik satu sama lain Zulkarnain, 2009. Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda. Jaringan muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna Purwanto, 2008. Universitas Sumatera Utara Sel yang berasal dari spesies tanaman apapun dapat dibiakkan atau dikulturkan secara aseptik pada medium hara. Kultur biasanya dimulai dengan menanamkan satu iris jaringan steril pada medium hara yang dipadatkan dengan agar. Dalam waktu 2-3 minggu akan terbentuk kalus. Kalus semacam ini dapat disubkulturkan dengan memindahkan potongan kecil pada medium agar segar. Jika diinginkan kultur suspensi sel kalus dipindahkan pada medium cair, dan wadahnya kemudian ditempatkan pada pengocok. Berangsur-angsur dalam waktu beberapa minggu dan dengan melakukan subkultur, akan didapat kultur suspesi sel. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kalus dan kultur suspensi sel amat beragam, dan terutama bergantung pada jaringan eksplan dan komposisi medium kultur. Kultur suspensi sel terdiri dari campuran agregat sel, kumpulan sel dan sel tunggal Wetter and Constabel, 1991.

2.5 Kultur Jaringan Untuk Memproduksi Metabolit Sekunder