Uji Tekan Statik Respon Material Akibat Beban Tekan Statik

deformasi permanen. Nilai dari Marshall stability diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Pembacaan arloji tekan × Angka korelasi beban × Faktor kalibrasi Uji perendaman Marshall merupakan uji lanjutan dari Marshall sebelumnya dengan maksud mengukur ketahanan daya ikatadhesi campuran beraspal terhadap pengaruh air dan suhu. Ada beberapa cara yang digunakan untuk menilai tingkat durabilitas campuran beraspal salah satunya adalah dengan mencari Marshall Retained Strenght Index atau dengan cara lain yaitu dengan menghitung Indeks Penurunan Stabilitas. Perbedaan keduanya adalah dasar perbandingan dari variasi lamanya perendaman dalam alat water bath. Indeks penurunan kuat tekan campuran beraspal akibat pengaruh perendaman : Indeks kuat tekan sisa 0 = S2S1 × 100 Dimana : S1 = Kuat tekan dari benda uji dengan perendaman 30 menit S2 = Kuat tekan dari benda uji dengan perendaman 24 jam.

2.5 Uji Tekan Statik

Tegangan tekan berlawanan dengan tegangan tarik. Jika pada tegangan tarik, arah kedua gaya menjauhi ujung benda kedua gaya saling berjauhan, maka pada tegangan tekan, arah kedua gaya saling mendekati. Dengan kata lain benda tidak ditarik tetapi ditekan gaya-gaya bekerja di dalam benda. Kekuatan tekan material adalah nilai tegangan tekan uniaksial yang mempunyai modus kegagalan ketika saat pengujian.Perubahan bentuk benda yang disebabkan oleh tegangan tekan dinamakan mampatan.Misalnya pada tiang-tiang yang menopang beban, seperti tiang bangunan mengalami tegangan tekan.Kekuatan tekan diperoleh dari percobaan dengan alat pengujian tekan. Pengujian dengan cara seperti ini sering disebut dengan Brazilian Test, Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4Prinsip Brazilian Test Keterangan : Ketika dalam pengujian nantinya, diameter specimen akan menjadi lebih mengecil seperti menyebar lateral dan panjang nya bertambah Dalam pengujian ini tegangan σ pada saat gagal atau patah diberikan oleh persamaan: σ = � � A adalah luas penampang, besarnya ��� 2 , sehingga dengan mensubstitusikan A ke persamaan didapat: σ = 2 � ��� Dimana: σ = Tegangan Nmm 2 F = Gaya maksimum N L = Panjang specimen mm D = Diameter mm

2.6 Respon Material Akibat Beban Tekan Statik

Karakteristik suatu specimen harus terukur, untuk itu perlu suatu pengujian tekan statik agar karakteristik dapat diketahui.Karakteristik dapat diketahui dari respon yang dialami oleh material. Respon diakibatkan oleh adanya gangguan Universitas Sumatera Utara disturbance yang diberikan terhadap sebuah sistem, seperti: F gaya, T temperatur, dan lain-lain. a.Sebelum uji tekan b.Setelah uji tekan Gambar 2.5 Pengujian beban tekan pada specimen Keterangan : Gambar A merupakan specimen sebelum dilakukan uji tekan, dan Gambar B merupakan hasil specimen yang sudah dilakukan pengujian tekan Pertimbangan yang paling penting dalam upaya untuk mencegah terjadinya kegagalan desain suatu struktur adalah tegangan yang terjadi tidak melebihi dari kekuatan material. Akan tetapi, ada banyak pertimbangan lain yang harus diperhatikan, misalnya: tegangan yang terjadi dalam jangka waktu yang lama fatique, tegangan yang terjadi secara tiba-tiba impact, dan lain sebagainya. Penyelidikan respon meliputi beberapa aspek, antara lain: respon material dan struktur terhadap pembebanan tertentu, mekanisme perubahan bentuk yang terjadi pada saat terjadinya beban maksimum, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini terdapat bahan yang mengalami deformasi plastis jika terus diberikan tegangan dan bahan ini tidak akan berubah kebentuk semula.

2.7 Sifat Mekanik