Calsium Oxide CaO 65
4.12 Magnesium Oxide MgO
3.1 2.25
Sodium Oxide Na
2
O 0.2
0.1 Potasium Oxide K
2
O 0.4
2.28 Sulphur Oxide
SO2
2.3 2.25
Loss On Ignition LOI 2.4
13.86
2.3 Agregat
Agregat adalah butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral padat berupa ukuran
besar maupun kecil atau fragmen-fragmen.
2.3.1 Jenis-jenis agregat
Agregat dapat berupa material alam atau buatan, agregat menurut proses pengolahannya dapat dibagi atas tiga jenis
1. Agregat alam Dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam dengan sedikit proses
pengolahan. Agregat ini terbentuk melalui proses erosi dan degradasi. Agregat dari alam dapat diklasifikasikan tiga kategori secara geologis yaitu :
a Batuan beku, batuan ini umumnya berbentuk kristal yang dibentuk akibat membekunya material magma pada rekahan bumi.
b Batuan sedimen, batuan ini terbentuk dari deposit material yang tidak larut seperti batuan yang ada pada dasar laut atau danau, material ini terbentuk karena
pemanasan dan tekanan, batuan sedimen biasanya berlapis-lapis dan diklasifikasikan berdasarkan mineral yang dominan seperti kapur, marmer,
siliseous, argillaceous. c Batuan metamorphic, batuan ini berasal dari lelehan atau sedimen yang terkena
panas dan tekanan cukup tinggi yang merubah truktur mineralnya sehingga berbeda dari bentuk asalnya.
2. Agregat melalui proses pengolahan
Universitas Sumatera Utara
Digunung-gunung atau dibukit-bukit dan sungai-sungai sering ditemui agregat yang masih berbentuk dan berukuran besar, sehingga diperlukan proses
pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat pada konstruksi jalan.
3. Agregat buatan Agregat yang merupakan mineral pengisifiller diperoleh dari hasil
sampingan pabrik-pabrik semen tau mesin pemecah batu.
2.3.2 Klasifikasi Agregat
Agregat berdasarkan ukuranbesar butirannya dapat dibagi atas tiga bagian yaitu :
1. Agregat Halus Agregat halus pada umumnya terdiri dari pasir atau batuan yang lewat
saringan No. 8 2,360 mm dan tertahan pada saringan No. 200 0,075 mm ,
Batuan sebagai agregat halus dalam pembuatan konstruksi jalan jika ditinjau dari asalnya
dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batuan. Agar diperoleh mutu aspal
yang baik ,
pasir yang akan digunakan harus memenuhi beberapa kriteria tertentu. Pasir harus terdiri dari butiran tajam, keras dan bersifat kekal.Selain itu pasir tidak
boleh mengandung banyak lumpur dan bahan-bahan organik karena dapat mengurangi kekuatan aspal Fungsi utama agregat halus adalah memberikan stabilitas
dan mengurangi deformasi permanen dari campuran melalui interlocking dan gesekan antar partikel.
2. Agregat Kasar Agregat kasar terdiri dari batu pecah dan kerikil-kerikil yang tertahan
disaringan No. 8 2,360. Batu pecah diperoleh dari pemecah batu, sedangkan kerikil merupakan disintegrasi dari batuan. Perbedaan mendasar antara kerikil koral dengan
batu pecah split adalah dengan permukaan yang lebih kasar maka batu pecah lebih menjamin ikatan yang lebih kokoh dengan semen.
Sama halnya dengan agregat halus ,
agregat kasar harus memenuhi beberapa syarat, yaitu terdiri dari butir yang keras dan tidak berpori.Agregat jenis ini juga tidak
Universitas Sumatera Utara
boleh banyak mengandung lumpur dan kekerasan juga merupakan salah satu syaratnya.Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beranekaragam besarnya
untuk memperoleh rongga-rongga seminimum mungkin. Pemakaian ukuran butiran ini juga tergantung dari dimensi penggunaan beton yang akan dibuat.
3. Mineral pengisifiller semen Mineral pengisi yaitu material yang lolos saringan No. 200 0,075 mm.Filler
dapat berfungsi untuk mengurangi jumlah rongga dalam campuran, tapi jumlah filler harus dibatasi dalam suatu batas yang menguntungkan.Kadar filler yang terlampau
tinggi menyebabkan campuran menjadi getas dan bila terlalu rendah menyebabkan campuran menjadi lembek pada temperatur yang relatif tinggi.
2.4 Metode Pengujian Marshall