Gambar 3.2 Diagram pohon sampel hasil
variasi komposisi Fly Ash
3.2 Tempat dan Waktu
Pembuatan bahan fly ash dilakukan di Laboratorium Foundry, Teknik Mesin, FT-USU.Pengerjaan spesimen campuran aspal dilakukan di Laboratorium Jalan
Raya, Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.Selanjutnya proses pengujian dilakukan di Laboratorium Jalan Raya, Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.Waktu penelitian ini dimulai dari bulan pebruari 2014 sampai dengan bulan juni 2014
3.3. Bahan
Dalam penelitian diperlukan bahan-bahan untuk pembuatan spesimen. Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan specimen adalah sebagai
berikut :
3.3.1. Palm Oil Fly Ash
Pada penelitian ini digunakan palm oil fly ash PKS Pagar Merbau Lubuk Pakam berbentuk Serbuk hitam dan digunakan sebagaibahan pencampur aspal pada
saat aspal telah mencair dan mencapai temperatur yang sesuai dengan persyaratan Perendaman
30 menit
Perendaman 24 jam
Uji Tekan Uji Tekan
Uji Tekan Uji Tekan
Uji Tekan
Aspal Campur Fly Ash
10
Uji Tekan
Universitas Sumatera Utara
pengujian. Serbuk palm oil fly ash yang dipakai adalah serbuk yang telah disaring dengan mesin pengayak yang turun dan tertahan disaringan 0,105mm.
Gambar 3.3 Palm oil fly ash
3.3.2 Aspal Penetrasi 6070
Aspal penetrasi 6070 adalah bagian dari aspal keras yang memiliki densitas berat jenis sebesar 1,0 grcm
3
. Aspal penetrasi 6070 memiliki titik lembek 48-58
o
C, titik leleh 160
o
C dan titik nyala 200
o
C.Pada aplikasinya aspal penetrasi 6070 ini digunakan untuk pembuatan jalan dengan volume lalu lintas sedang atau tinggi dan
daerah dengan cuaca iklim panas.
Gambar 3.4 Aspal penetrasi 6070
Universitas Sumatera Utara
3.3.3. Agregat
Agregat yang digunakan terdiri dari tiga jenis yaitu agregat kasar, agregat halus dan filler mineral pengisi.
1. Agregat kasar Ada dua jenis agregat kasar yang digunakan, yaitu:
a. Kerikil besar Kerikil besar yang digunakan adalah batu kerikil yang lolos saringan 1” satu
inchi atau 25,000 mm. dan tertahan pada saringan ¾” atau 19,000 mm.
Gambar 3.5 Kerikil besar
b. Kerikil mediumsedang Kerikil sedang yang digunakan adalah kerikilyang lolos saringan¾” atau
19,000mm dan tertahan pada saringan ½” atau 12,500mm.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.6 Kerikil mediumsedang 2. Agregat halus
Agregat halus terdiri dari pasir atau partikel yang lewat saringan No. ¾” ,
sedangkan agregat kasar tertahan pada saringan tersebut. Pada dasarnya agregat halus bertujuan agar agregat-agregat dapat masuk atau lewat di antara sela-sela agregat
kasar atau sebagai pengisi rongga-ronga kosong dalam pembuatan spesimen. Agregat halus yang digunakan untuk pembuatan specimen atau briket pada penelitian ini
adalah : a. Abu batu
Abu batu yang digunakan berasal dari batu yang dihancurkan dengan alat crusher yang lolos saringan No. 8atau 2,360mm dan tertahan pada saringan No.
16atau 1,180 mm.
Gambar 3.7 Abu batu b. Pasir
Pasir yang digunakan untuk membuat spesimen adalah pasir alam yang lolos saringan No. 16 atau 1,180 mm dan tertahan pada saringan No. 30 atau 0,600 mm.
Agar diperoleh mutu jalan aspal yang baik ,
pasir yang akan digunakan harus memenuhi beberapa kriteria tertentu. Pasir harus terdiri dari butiran tajam, keras dan
Universitas Sumatera Utara
bersifat kekal.Selain itu pasir tidak boleh mengandung banyak lumpur dan bahan- bahan organik karena dapat mengurangi kekuatan jalan.Pasir yang digunakan untuk
membuat spesimen adalah pasir alam pasir kuarsa.
Gambar 3.8 Pasir 3. Filler
Filler atau mineral pengisi yang digunakan untuk membuat specimen pada penelitian ini adalah filler berjenis semen yang lolos saringan No. 200 atau 0,075
mm.
Gambar 3.9 Semen
3.4. Peralatan