Persiapan Bahan Baku Pembuatan Spesimen

mengeras. Berikut merupakan gambar fly ash yang sudah mengeras ditampilkan berikut ini : Gambar 3.21 Palm oil fly ash sebelum digiling Fly ash yang masih mengeras digiling atau ditumbuk untuk membuat fly ash menjadi berbentuk serbuk agar nantinya dalam pembuatan spesimen aspal mudah menyatu dengan fly ash.Palm oil fly ash yang sudah digiling atau ditumbuk disaring terlebih dahulu agar ukurannya seragam. Berikut merupakan gambar palm oil fly ash sebelum dan sesudah disaring : a. palm fly ash sebelum disaring b. palm oil fly ash sesudah disaring Gambar 3.22 Palm Oil Fly Ash

3.5.2. Persiapan Bahan Baku

Universitas Sumatera Utara Sebelum pembuatan specimen maka perlu dilakukan persiapan bahan baku terlebih dahulu antara lain: 1. Agregat disaring dengan mesin penyaring dengan ketentuan sebagai berikut: - Kerikil besar yang lolos saringan 1” dan tertahan pada saringan ¾”. - Kerikil sedang yang lolos saringan ¾” dan tertahan pada saringan½”. - Abu batu yang lolos saringan No. 8 dan tertahan pada saringan No. 16. - Pasir yang lolos saringan No. 16 dan tertahan pada saringan No. 30. - Semen yang lolos saringan No. 200. 2. Agregat yang terdiri dari agregat kasar kerikil besar dan kerikil mediumsedang, agregat halus abu batu dan pasir, dan filler semen dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 o C-110 o C selama 24 jam. 3. Agregat yang telah disaring dimasukkan ke dalam kantong plastik berkapasitas 2 kg dengan berat masing-masing agregat sebagai berikut: -Kerikil besar : 136,08 gr -Kerikil medium : 408,24 gr -Abu batu : 464,94 gr - Pasir : 102,06 gr - Semen : 22,58 gr 4. Aspal penetrasi 6070 ditimbang dengan neraca analitik seberat 66 gr. 5. Serbuk fly ash ditimbang dengan neraca analitik dengan berat seperti pada tabel berikut : 1. Kadar Palm Oil Fly Ash 3 = 1,98 gr 2. Kadar Palm Oil Fly Ash 5 = 3,33 gr 3. Kadar Palm Oil Fly Ash 10 = 6,66 gr

3.5.3 Pembuatan Spesimen

Setelah persiapan bahan baku selesai, maka spesimen dapat dibuat dengan tahapan-tahapan berikut : 1. Agregat dan filler dipanaskan dalam wadah wajan sampai mencapai suhu 150 ˚C. Universitas Sumatera Utara 2. Untuk sampel 1 bahan palm oil fly ash dicampur saat aspal mencapai temperatur 50ºC, sampel 2 dicampur saat aspal mencapai temperatur 70ºC dan sampel 3 mencapai temperatur 90ºC lalu dimixer kemudian dipanaskan sampai mencair dan mencapai suhu 165 ˚C. 3. Aspal dan serat kelapa sawit yang telah mencair dituangkan kedalam wajan yang berisi agregat dan filler yang telah dipanaskan sampai mencapai suhu 150 ˚C, lalu diaduk secara cepat sampai agregat tercampur dan tertutupi dengan aspal secara merata. 4. Kunci cetakan pemadat yang telah diletakkan pada landasan pemadat agar tidak terjadi pergeseran. 5. Kertas saring yang telah dipotong sesuai bentuk dan ukuran cetakan, kemudian dimasukkan terlebih dahulu didasar cetakan. 6. Campuran aspal yang telah tercampur secara merata kemudian dimasukkan ke dalam cetakan lalu dilakukan tusukan sebanyak 15 kali disekeliling bagian pinggir dan 10 kali dibagian tengah campuran aspal, kemudian letakkan kembali kertas saring di bagian atas campuran. 7. Dlakukan proses pemadatan dengan alat pemadat sebanyak 75 kali tumbukan. 8. Pelat alas dan leher sambung dikeluarkan dari landasan pemadat lalu dilepas dari cetakan yang masih berisi aspal, kemudian cetakan dibalik dan dipasang kembali pada landasan pemadat. 9. Dilakukan pemadtan kembali pada permukaan spesimen yang telah dibalik dengan tumbukan sebanyak 75 kali. 10. Cetakan yang berisi spesimen dilepas dari landasan pemadat, kemudian kertas saring dilepas lalu cetakan berikut spesimen diletakkan pada alat pengeluaran spesimen. 11. Spesimen dikeluarkan dari cetakan dan diletakkan pada permukaan yang rata, kemudian dibiarkan selama 24 jam pada suhu ruang. Berikut merupakan gambar spesimen yang sudah selesai dilakukan penumbukan dan siap untuk diuji tekan dan uji ketahanan rendaman air : Universitas Sumatera Utara Gambar 3.23 Spesimen aspal murni Gambar 3.24 Spesimen kadar Fly Ash FA 3 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.25 Spesimen kadar Fly Ash FA 5 Gambar 3.26 Spesimen kadar Fly Ash FA 10

3.6 Pengambilan Data