sama dalam pertukaran. Pada aktifitas tersebut, berbagai pihak yang terlibat dalam resiprositas memiliki derajat yang sama, meskipun di antara mereka memiliki derajat
harta kekayaan dan fungsional adat yang berbeda.
Damsar 2009, membagi resiprositas dalam dua jenis yaitu resiprositas sebanding balanced reciprocity dan resiprositas umum generalized reciprocity.
Resiprositas sebanding merupakan kewajiban membayar atau membalas kembali kepada orang atau kelompok lain atas apa yang mereka berikan atau lakukan secara
setara, seringkali langsung dan terjadwal. Resiprositas sebanding menekankan apa yang telah diterima seseorang dari seseorang atau kelompok pada masa lampau
haruslah setara dengan apa yang akan diberikan orang atau pemberi. Sifatnya langsung ditunjukkan oleh siapa memberikan apa kepada siapa dan akan menerima
apa.Sedangkan, resiprositas umum, adalah kewajiban memberi atau membantu orang atau kelompok lain tanpa harus mengharapkan pengembalian, pembayaran atau
belasan yang setara. Dalam hal ini, tidak ada kesepakatan terbuka atau lagsung kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pengembalian apa yang telah diberi. Tradisi
nyumbang dalam pesta pernikahan Etnis Jawa di dusun Purwosari Bawah merupakan salah satu bentuk dari resiprositas. Dimana orang menyumbang orang yang pesta, juga
mengharapkan imbalan kembali dari yang menyelenggarakan pesta pernikahan, di kemudian hari.
2.5. Interaksionisme Simbolik
Menurut Blumer dalam George Ritzer, 1992 menyatakan bahwa interaksionisme simbolik menunjuk kepada sifat khas dari interaksi antar manusia,
Universitas Sumatera Utara
kekhasannya adalah bahwa manusia saling menerjemahkan dan mendefinisikan tindakannya. Bukan hanya sekedar reaksi belaka dari tindakan seseorang terhadap
orang lain, tanggapan tersebut tidak dibuat secara langsung terhadap tindakan orang lain, tetapi atas dasar makna yang diberikan terhadap tindakan tersebut. Kemudian,
menurut Blumer dalam Poloma, 2010 teori interaksionisme simbolik ini bertumpu pada tiga premis yaitu:
1. Manusia bertindak berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu
bagi mereka. 2.
Makna tersebut berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain.
3. Makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial itu
berlangsung. Menurut teori interaksionisme simbolik, fakta sosial bukanlah merupakan
barang yang mempengaruhi tindakan manusia, melainkan fakta sosial merupakan sesuatu aspek yang memang penting dalam kehidupan manusia, ditempatkannya dalam
kerangka simbol-simbol interaksi manusia. Simbol-simbol tersebut, yang memungkinkan seseorang untuk berinteraksi, satu dengan yang lainnya.
Kemudian, Blumer dalam Poloma, 2012 menilai bahwa manusia merupakan aktor yang sadar akan tindakannya secara refleksif, yang menyatukan objek-objek
yang diketahuinya melalui apa yang dia sebut sebagai self indification. Interaksionisme simbolik yang diketengahkan Blumer mengandung sejumlah ide-ide dasar sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. masyarakat terdiri dari manusia yang saling berinteraksi. Kegiatan
tersebut saling bersesuaian melalui tindakan bersama, membentuk apa yang dikenalnya sebagai organisasi atau struktur sosial.
2. terdiri dari berbagai tindakan manusia yang berhubungan dengan
tindakan manusia lain. 3.
Objek-objek, tidak mempunyai makna yang intrinsik, makna lebih merupakan produk dari interaksi simbolis, objek disini dibagi tiga yaitu
objek fisik, objek sosial, objek abstrak. 4.
Manusia tidak hanya mengenal objek eksternal tetapi juga dapat mengenali dirinya sebagai suatu objek.
5. Tindakan manusia adalah tindakan interpretatif yang dibuat oleh
manusia untuk dirinya sendiri. Tindakan manusia pada dasarnya terdiri dari pertimbangan atas berbagai hal yang diketahuinya dan melahirkan
berbagai macam kelakuan atas dasar bagaimana dia menafsirkan tindakan akan hal tersebut.
6. Tindakan tersebut saling dikaitkan dan disesuaikan dengan anggota
kelompok, dimana tindakan tersebut kemudian dikenal sebagai tindakan bersama yang dibatasi oleh organisasi sosial dan prilaku tindakan
berbagai manusia. Dapat kita jelaskan bahwa di dalam pesta pernikahan, individu-individu
berinteraksi melalui simbol-simbol yang ada di dalam pesta pernikahan. Dimana simbol-simbol dalam pesta pernikahan tersebut, memiliki makna yang hanya diketahui
Universitas Sumatera Utara
oleh individu yang berinteraksi di dalamnya, contohnya kartu undangan pesta pernikahan. Kartu undangan pesta pernikahan adalah sejenis surat yang disebarkan
penyelenggara pesta pernikahan kepada tetangga dan kerabat lainnya. Dimana kartu tersebut, memiliki makna yang diyakini bersama oleh penyelenggara dan tamu
undangan sebagai ajakan untuk menghadiri pesta pernikahan yang diselenggarakan.
2.6. Stratifikasi Sosial dan Gaya Hidup