Informan berdasarkan Kelas Menengah Atas 1

4.2.1. Informan berdasarkan Kelas Menengah Atas 1

Ibu Siti Aminah Ibu siti Aminah adalah seorang wanita yang berusia 55 tahun, Beliau lahir pada tahun 1958 di Jawa, dan saat dia masih bayi, orangtuanya pindah ke Sumatera utara, tepatnya di daerah Tanjung Balai. Ibu Siti sudah lebih dari 40 tahun tinggal di daerah Purwosari Bawah, lebih tepatnya sejak dia menikah, ibu Siti tinggal di daerah Purwosari Bawah. Ibu Siti hanya memperoleh pendidikan sampai Sekolah Dasar, itu pun tidak sampai tamat.Saat berusia 16 tahun, Ibu Siti Menikah karena dijodohkan oleh orangtuanya.Setelah 1 minggu kenalan, Ibu Siti kemudian menikah, pernikahnya juga sederhana. Untuk pinengsetannya saja hanya kain panjang. Setahun setelah menikah, Ibu Siti dikarunia anak laki-laki dan total semua anak ibu Siti yaitu 4 orang Pekerjaan sehari-hari Ibu Siti adalah sebagai ibu rumah tangga, namun terkadang beliau membuat emping melinjo untuk dijual, alasannya karena disekitarrumahnya banyak pohon melinjo, sedangkan Suami ibu Siti sendiri adalah seorang pensiunan di PTPN IV, yang setiap bulan menerima uang pensiun. Walaupun suaminya sudah pensiun, pendapatan keluarga ibu Siti adalah lebih dari 3 juta rupiah. Ibu Siti juga mempunyai ladang seluas 1 hektar yang ditanami rambung, dan itu menjadi pekerjaan sehari-hari suami ibu Siti untuk untuk menambah pemasukan keluarga, dan setiap harinya getah rambung tersebut dijual kepada agen. Universitas Sumatera Utara Selain itu, ibu Siti mempunyai dua rumah, rumah yang pertama untuk dia tinggali bersama keluarganya, dan rumah yang kedua disewakan. Kemudian ibu Siti memiliki hewan ternak berupa sapi yang berjumlah 16 ekor dan juga kolam ikan lele. Dahulunya ibu Siti juga beternak ayam Broiler, namun pada tahun 2011 harga ayam broiler turun dan itu membuat ibu Siti mengalami kerugian besar dan memutuskan untuk tidak beternak ayam lagi. Dari segi kendaraan, ibu Siti memiliki 2 sepeda motor dan juga 1 buah mobil. Ibu Siti sudah dua kali menyelenggarakan pesta pernikahan anak perempuan, pertama pada tahun 1966 dan yang terakhir pada tahun 2011. Menyelenggarakan pesta pernikahan, menurut ibu Siti adalah sebagai kewajiban orangtua terhadap anak dan sekaligus menyiarkan pernikahan anaknya kepada khalayak ramai. 2 Ibu Suarni Ibu Suarni adalah seorang wanita bersuku Jawa yang lahir pada tahun 1966, dan usianya sekarang adalah 47 tahun. Dia lahir di desa Bahung Kahean, letaknya tidak jauh dari dusun Purwosari Bawah, karena menikah dengan pria yang berasal dari dusun Purwosari Bawah, maka ibu Suarni tinggal di dusun Purwosari Bawah. Ibu Suarni sendiri sudah 19 tahun, menetap di dusun Purwosari Bawh,sebelumnya dia dan suamitinggal di pondok afdeling V milik PTPN IV Nusantara selama 5 tahun Ibu Suarni menikah ketika dia berusia 16 tahun dan dia bertemu dengan suami karena suaminya sering pergi berkunjung ke daerahnya. Setelah 4 bulan berpacaran, mereka memutuskan untuk menikah dengan uang mahar berupa pakain wanita. Setelah Universitas Sumatera Utara setahun menikah, ibu Suarni memiliki anak, dan sekarang anak bu Suarni ada tiga, yang semuanya adalah anak perempuan. Anak pertama ibu Suarni telah menikah, dan waktu itu pesta pernikahannya digelar secara besar-besaran lengkap dengan hiburannya, kemudian anak ke-dua ibu Suarni bekerja sebagai pegawai salon, sedangkan anak bungsu ibu Suarni masih duduk di kelas 2 bangku Sekolah Menengah Pertama. Suami ibu Suarni bekerja sebagai satpam, di perumahan staff milik perkebunanPTPN IV Nusantara Dolok Ilir, sedangkan ibu Suarni membuka kedai sayuran di rumahnya. Penghasilan suami ibu Suarni adalah 3 juta, sedangkan penghasilan ibu Suarni sendiri dari kedainya dalam sebulan adalah 2 juta rupiah. Ibu Suarni tinggal di rumah gedong, dan memiliki ladang seluas 8 rante, ada 4 kendaraan sepeda motor, 1 mobil pribadi dan juga 4 ekor sapi. 3 Ibu Susiyah Ibu Susiyah lahir pada tahun 1959 di Purwosari Bawah dan menikah pada bulan September tahun 1979, setahun setelah pacaran.pinengsetannya sendiri pada saat itu, berupa pakain dan uang. Menurut ibu Susiyahpada saat itu perkawinan di dusun Purwosari Bawah, belum ada acara tukar cincin, baru setelah menikah tukar cincin menjadi trend. Pernikahan ibu Susiyah dan suami saat itu diselenggarakan dengan meriah dengan menggelar hiburan wayang kulit dan juga band, sama halnya dengan pernikahan anaknya yang juga meriah saat digelar baru-baru ini, pernikahan anak Universitas Sumatera Utara perempuan ibu Susiyah yang terakhir digelar tahun 2011, pesta pernikahan anaknya dengan mengundang keyboard Mak Lampir,yang ditonton oleh banyak orang,yang khusus datang untuk menyaksikan pertunjukkan keyboard mak Lampir tersebut. Pernikahan Menurut ibu Susiyah sendiri yaitu untuk menyatukan dua keluarga dari pihak calon pengantin perempuan dan juga pihak calon pengantin laki-laki untuk menjadi suatu keluarga.Ibu Susiyah memiliki 4 orang anak, 3 diantaranya telah menikah dan tinggal 1 anak perempuan yang masih duduk dibangku Sekolah Menengah Atas. Pekerjaan ibu Susiyah sehari-hari adalah bekerja sebagai ibu rumah tangga, sedangkan suaminya bekerja sebagai petani rambung dan juga beternak sapi. Ladang rambung ibu Susiyah sendiri ada 1 ½ hektar dan sapi yang dimiliki ibu Susiyah berjumlah 8 ekor, penghasilan keluarga ini dalam sebulan rata-rata adalah lebih dari 3 juta. Selain itu ibu Susiyah memiliki 2 sepedan motor dan juga 1 mobil pribadi 4.2.2.Informan Berdasarkan Kelas Menengah 1 Ibu Arfain Ibu Arfain lahir pada tahun 1943 di Jawa dan menikah pada usia 18 tahun.Sebelum menikah pekerjaan sehari-hari ibu Arfain adalah guru di Sekolah Dasar, mengajar pelajaran anak kelas empat dan kelas lima. Setelah menikah ibu Arfain mengikuti suami pindah ke Sumatera untuk mencari kehidupan yang lebih baik dibanding di Jawa. Awalnya beliau merasa sedih karena berpisah dari tanah kelahiran yaitu Jawa, apalagi saat pindah ke Sumatera beliau tidak mengajar lagi, saat melihat Universitas Sumatera Utara guru lain pergi mengajar,ibu Arfain menangis, karena beliau ingin mengajar seperti saat dia di Jawa. Suami bagi ibu Arfain adalah kepala rumah tangga. Perkawinan baginya adalah sesuatu ikatan hidup yang disahkan untuk membina hubungan rumah tangga yang tentram bersama suami dan anak-anak. Maka oleh sebab itu, saat suaminya mengajak untuk pindah ke Sumatera,ibu Arfain mengikutinya, walau hatinya tidak ingin. Pekerjaan ibu Arfain sehari-hari adalah sebagai penganyam bambu, mulai membuat tampa, irik, bakul dan anyaman bambu lainnya. Hasil anyamannya, kemudian dijual keliling di sekitar daerah Purwosari Bawah, sedangkan suaminya bekerja sebagai petani. Penghasilan sebulan ibu Arfain adalah 1,5 juta. Hasil kerja keras ibu Arfain selama ini digunakan untuk membangun rumah menjadi gedong dan digunakan untuk membeli hewan ternak sapi sebagai investasi di usia yang sudah tua. Ibu Arfain telah 5 kali menyelenggarakan pesta pernikahan anaknya, mulai dari menikahkan anak perempuannya sampai dengan pesta ngunduh mantu. Pesta pernikahan yang terakhir, diselenggarakan pada tahun 2012. Itu adalah pesta pernikahan anak perempuannya yang nomor 4, sedangkan pernikahan anak perempuannya yang nomor lima pada tahun 2000. Pesta pernikahan semua anaknya diselenggarakan dengan meriah, mulai dari pernikahan anaknya yang pertama sampai yang ke lima. Universitas Sumatera Utara 2 Ibu Mubariyah Ibu Mubariyah lahir pada tahun 1970 di Dolok Ilir, setelah dia berusia 18 tahun orangtuanya pindah ke Purwosari Bawah. Setahun setelah beliau pindah ke Purwosari Bawah, tepatnya pada tahun 1989, ibu Mubariyah menikah dan setahun kemudian lahir anak perempuannya yang pertama. Perkawinan ibu Mubariyah dengan suaminya diselenggarakan dengan sederhana, pinengsetannya hanya pakaian. Bagi ibu Mubariyah, perkawinan adalah ikatan antara laki-laki dan perempuan yang telah diresmikan secara sah oleh lembaga agama dengan tujuan memperoleh kebahagian di masa depan bersama suami dan anak- anak. Pekerjaan ibu Mubariyah sehari-hari adalah sebagai ibu rumah tangga, sedangkan suaminya bekerja di Perkebunan PTPN IV sebagai pekerja lapangan. Penghasilan sebulan suami ibu Mubariyah adalah 1,5 juta dan pada saat bonusan dari perkebunan penghasilan mereka bisa mencapai 10 juta dalam sebulannya. Dari penghasilannya tersebut, ibu Mubariyah mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai lulus SMA dan juga membangun rumah gedong. Ibu Mubariyah telah dua kali menyelenggarakan pesta pernikahan anak perempuannya, pesta pernikahan anak perempuannya yang pertama pada tahun 2009 dan pesta pernikahannya anak perempuannya yang terakhir pada tahun 2011. Kedua pesta pernikahan anak perempuannya tersebut diselenggarakan dengan meriah dan lengkap dengan hiburannya. Universitas Sumatera Utara 3 Ibu Suminah Ibu Suminah lahir pada tahun 1945 di Jawa, beliau sekarang berusia 68 tahun .Pada saat berumur 15 tahun bu Suminah menikah, karena dijodohkan oleh orangtuanya.Ibu Suminah dan suami adalah seorang pensiunan dari PTPN IV Dolok Ilir, dan setelah pensiun, pekerjaan sehari-hari ibu Suminah adalah sebagai penganyam bambu dan juga membuka kios pulsa di depan rumahnya dan setiap bulannya anak-anaknya juga memberi dia uang, sehingga penghasilan rata-rata ibu Suminah dalam sebulannya dalah 2 juta Rupiah. Ibu Suminah memiliki 8 orang anak, 5 anak laki-laki dan tiga anak perempuan, ibu Suminah sendiri sudah tiga kali menyelenggarakan pesta pernikahan anaknya, semua pesta pernikahan anaknya diselenggarakan dengan meriah, berbeda terbalik dengan pesta pernikahan ibu Suminah saat itu yang digelar secara sederhana, hanya menggelar acara selametan dengan mengundang orang kenduri di rumah orangtuanya saat itu. Pernikahan bagi bu Suminah adalah hubungan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan untuk membina hubungan rumah tangga dengan tujuan membina rumah tangga yang bahagia dan untuk meneruskan keturunan. Sedangkan pesta pernikahan baginya adalah merupakan wujud syukur kepada Allah sekaligus merupakan kewajiban orangtua terhadap anak, orangtua jika belum menyelenggarakan pesta pernikahan anaknya, maka belum tuntas kewajibannya. Universitas Sumatera Utara 4 Ibu Susanti Ibu Susanti lahir pada tanggal 9 Oktober tahun 1989 di Batu Selangit dan bersuku Jawa.Setelah menikah dengan Suaminya, ibu Susanti tinggal di daerah Purwosari Bawah.Pernikahan ibu Susanti dan suami diselenggarakan secara besar- besaran dengan mengundang 2000 tamu dengan hiburannya berupa keyboard hantu yang harganya mencapai 5 juta rupiah. Pertemuannya dengan suaminya terjadi saat suaminya jalan-jalan ke kampungnya, mereka berkenalan kemudian pacaran, setelah setengah tahun pacaran, ibu Susanti dilamar oleh suaminya, lamaran tersebut disertai dengan pinengsetannya. Saat itu, ibu Susanti masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, dan setelah lulus mereka langsung menikah. Pekerjaan sehari-hari ibu Susanti adalah sebagai ibu rumah tangga, dan suaminya bekerja sebagai petani sekaligus agen lembu. Kebun sawit dari ibuSusanti sendiri seluas ¼ hektar, dan lembunya berjumlah 4 ekor. Penghasilan rata-rata sebulan keluarga ibu Susanti dalam sebulan rata-rata adalah 1,5 juta. 5 Ibu Sumini Ibu Sumini adalah seorang wanita yang lahir pada tahun 1959 di Dolok Ilir. Saat ini usia ibu Sumini adalah 55 tahun. Setelah orangtuanya pensiun dari perkebunan, ibu Sumini dan keluarga pindah ke Purwosari Bawah. Universitas Sumatera Utara Ibu Sumini menikah ketika dia berusia 16 tahun, setahun setelah dia pacaran baru dia memutuskan untuk menikah.Dari pernikahannya tersebut ibu Sumini dikarunia tiga orang anak, 1 anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Anak pertama dan kedua-nya telah bekerja, sedangkan anak bungsunya masih duduk di bangku akhir kelas menengah atas Pekerjaan ibu Sumini sehari-hari adalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan suaminya telah pensiun dari PTPN IV Dolok Ilir. Selain dari gaji pensiun, ibu Sumini memperoleh pemasukan dari kebun sawitnya seluas 6 rante . Beliau juga memiliki 6 ekor lembu yang dapat digunakan sebagai simpanan ketika dia harus mengeluarkan uang banyak.Beliau juga tinggal di rumah yang masih berdinding papan. Ibu sumini pernah menyelenggarakan pesta pernikahan ngunduh mantu anak laki-lakinya.Alasan dia menggelar pesta tersebut adalah ibu Sumini belum pernah menyelenggarakan pesta pernikahan anaknya, apalagi yang mau di pestakan tersebut adalah anak pertama. 6 Ibu Jiyem Dia adalah seorang wanita yang berusia 52 tahun. Ibu jiyem dilahirkan pada tahun 1962 di afdeling VI, setengah tahun setelah dia dilahirkan Ibu Jiyem beserta Keluarga pindah ke daerah Purwosari bawah. Ibu Jiyem bersuku Jawa, orangtua ibu Jiyem berasal dari Jawa, waktu itu orangtua ibu Jiyem, oleh pihak Belanda dipindahkan ke Sumatera untuk bekerja sebagai buruh perkebunan. Ketika ibu Jiyem Universitas Sumatera Utara remaja dan ayahnya telah pensiun, orangtua ibu Jiyem mengajaknya untuk kembali ke Jawa, tapi ibu Jiyem memilih untuk tetap tinggal di Purwosari Bawah. Ibu Jiyem telah menikah dua kali, pernikahannya yang pertama adalah ketika dia berusia 16 tahun. Pernikahan Ibu Jiyem yang pertama karena dijodohkan oleh orangtua. Pesta pernikahannya sendiri pada saat itu diselenggarakan secara besar- besaran, dimana orangtua ibu Jiyem saat itu sampai menjual sapinya untuk membiayai pesta pernikahan anak bungsunya tersebut. Namun, setelah enam bulan pernikahan itu berjalan, kemudian ibu Jiyem memutuskan untuk meninggalkan suaminya, karena dia merasa bahwa dia tidak mencintai suaminya. Selama menjanda ibu Jiyem bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Kota, setelah 11 tahun bekerja di kota ibu Jiyem memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Dusun Purwosari Bawah untuk menjaga ke-dua orangtuanya yang sudah tua. Selama di kampung, ibu Jiyem bekerja sebagai buruh harian lepas di perkebunan PT. Bridgestone dan ditempat bekerjanya tersebut,ibu Jiyem bertemu dengan suaminya yang sekarang. Setelah 6 bulan pacaran, ibu Jiyem dan suami memutuskan untuk menikah. Pernikahan ibu Jiyem dan suaminya yang kedua pada saat itu tidak semeriah pesta pernikahan ibu Jiyem yang pertama. Pernikahan ibu Jiyem yang kedua hanya membuat slametan biasa dengan mengundang orang kenduri. Ibu Jiyem malu jika harus membuat pesta pernikahan lagi, karena takut pernikahannya yang kedua gagal lagi. Selain alasan tersebut, ibu Jiyem juga tidak mempunyai uang, karenaorangtua ibu Jiyem tidak membiayai pesta pernikahannya yang kedua tersebut. Pada saat itu, ibu Jiyem tidak mengharapkan bahwa akan ada tamu undangan yang datang ke Universitas Sumatera Utara pernikahannya, namun ternyata tetangga ibu Jiyem banyak yang datang bestelan ke pernikahannya. Pernikahan bagi ibu Jiyem merupakan sesuatu hal yang sakral dimana dua orang yang berbeda menjadi satu dalam menyelesaikan suatu masalah. Selain itu, Pernikahan bagi ibu Jiem juga merupakan suatu siklus kehidupan, dimana setelah anak-anak, kita beranjak dewasa, setelah dewasa kita akan menikah dan setelah menikah kita akan mengharapkan keturunan dan lahirlah anak. Kemudian setelah anak-anak lahir maka kita akan membiayai anak-anak yang dimiliki sampai anak-anak menikah, begitu pula anak-anak yang menikah akan mengalami siklus yang sama. Selain itu, alasan seseorang menikah menurut ibu Jiyem adalah untuk mempunyai teman hidup, seseorang pasti akan tua dan lumpuh, maka oleh sebab itu menurut ibu Jiyem seseorang memerlukan teman hidup untuk menemani dia kelak ketika dia tua dan lumpuh. Pekerjaan sehari-hari bu Jiyem adalah sebagai ibu rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai pedagang perabot rumah tangga dan juga agen anyaman bambu. Penghasilan ibu Jiyem dalam sebulan adalah3 juta rupiah, uang tersebut dialokasikannya untuk membayar tarik’an, wirid, belanja kebutuhan sehari-hari dan membayar anak sekolah.Ibu Jiyem memiliki dua anak perempuan yang masih sekolah.Ibu Jiyem tinggal di rumah warisan milik orangtuanya, dan memiliki ladang 8 rante, dan juga memiliki 2 kendaraan bermotor.Selain itu, ibu Jiyem memiliki 5 ekor sapi. Universitas Sumatera Utara Ibu Jiyem pernah mengadakan Slametan untuk pernikahan keponakannya, karena ibu Jiyem belum pernah memestakan anaknya, maka menurut kepercayaan Jawa, famali bagi ibu jiyem untuk memestakan pernikahan keponakannya.

4.2.1. Informan berdasarkan golongan kelas Bawah 1 Ibu Atik