Informan berdasarkan golongan kelas Bawah 1 Ibu Atik

Ibu Jiyem pernah mengadakan Slametan untuk pernikahan keponakannya, karena ibu Jiyem belum pernah memestakan anaknya, maka menurut kepercayaan Jawa, famali bagi ibu jiyem untuk memestakan pernikahan keponakannya.

4.2.1. Informan berdasarkan golongan kelas Bawah 1 Ibu Atik

Ibu Atik lahir pada tahun 1959 dan umurnya sekarang adalah 54 tahun.Beliau lahir di tanjung balai dan bersuku Jawa.Ibu Atik tinggal di daerah Purwosari Bawah mulai tahun 1984, setahun setelah dia melahirkan anaknya yang pertama ibu Atik kemudian pindah ke daerah Purwosari Bawah, ikut suami untuk mengurus kedua orangtua dari suaminya. Ibu Atik hanya memperoleh pendidikan sampai Sekolah Dasar dan itu pun tidak sampai tamat. Beranjak gadis,ibu Atik pergi merantau ke kota dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Di perantauan, ibu Atik bertemu dengan suaminya, mereka berpacaran pada tahun 1977 dan pada tahum 1980, mereka memutuskan untuk menikah. Mas Kawin yang diberikan suami ibu Atik saat itu adalah cincin dan berupa pakain. Pernikahan ibu Atik saat itu diselenggarkan dengan sangat sederhana dan hanya menggelar marhaban. Ibu Atik memiliki dua orang anak laki-laki, yang mana anak laki-lakinya pertama sampai saat ini belum menikah dan sedang merantau, sedangkan anak ke-dua ibu Atik telah menikah dengan perempuan bersuku Batak Toba yang masuk Islam. Pernikahan anak laki-laki ibu Atik, diselengarakan di rumahnya, mulai dari ijab Universitas Sumatera Utara kobulsampai dengan resepsi. Alasan ibu Atik menggelar pesta pernikahan anak laki- lakinya tersebut, karena di rumah keluarga yang perempuan tidak dipestakan. Keseharian, ibu Atik bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah tetangganya dan penghasilan sebulan adalah 450 ribu, sedangkan pendapatan dari suami ibu Atik tidak ada lagi karena suaminya telah meninggal. Ibu Atik tinggal di rumah sepetak, yang setengah dindingnya batu dan setengahnya lagi papan dan luas ladangnya yang dimiliki ibu Atik tidak lebih dari 2 rante. 2 Ibu Kasmini Ibu Kasmini lahir pada tahun 1967 dan usianya sekarang adalah 46 tahun dan beliau bersuku Jawa.Ibu Kasmini tinggal di daerah Purwosari Bawah sejak lahir.Pendidikan terakhir ibu Kasmini adalah Sekolah Dasar dan dia menikah ketika dia berusia 16 tahun. Pernikahannya tersebut, digelar dengan sederhana.Ibu Kasmini memiliki tiga orang anak wanita dan kesemuanya telah menikah.Pernikahan anak pertama ibu kasmini diselenggarakan dengan menggelar pesta pernikahan yang sederhana, dan pernikahan anak kedua dan anak ketiga bu Kasmini, hanya menggelar slametan. Pekerjaan ibu Kasmini sehari-hari tidak menentu, kadang dia bekerja sebagai buruh harian lepas di PTPN IV Dolok Ilir dan terkadang dia menganyam bambu milik tetangga dekat rumahnya, sedangkan suaminya bekerja sebagai Penjahit. Ibu Kasmini tinggal di rumah yang sederhana dengan dinding setengahnya batu dan setengahnya Universitas Sumatera Utara lagi papan, kendaraan bermotor ibu Kasmini juga sudah tidak terawat. Luas lahan yang dimiliki bu Kasmini adalah 1 rante 3 Bapak Bandi Bapak bandi adalah seorang pria yang lahir pada tahun 1964, saat ini usia beliau 50 tahun. Keberadaan bapak Bandi di Dusun Purwosari Bawah, sudah sejak dia lahir.Bapak Bandi menikah ketika dia berusia 24 tahun, dari pernikahannya tersebut bapak Bandi dikaruniai 5 orang anak.Anak pertama sampai anak ketiga bapak Bandi telah menikah, sedangkan anak keempat dan kelima bapak Bandi masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Pekerjaan sehari-hari bapak Bandi adalah sebagai pedagang keliling dengan membawa barang dagangan agen di kampungnya.Dari pekerjaan tersebut, penghasilan bapak Bandi tidak menentu, bahkan terkadang dia harus meminjam uang kepada agennya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.Bapak Bandi tinggal di rumah warisan milik orangtuanya, dengan rumah yang lantainya masih beralaskan tanah dan rumah itu berdiri di atas tanah yang tidak lebih dari 2 rante.Pak Bandi tidak memiliki hewan ternak dan hanya memiliki 1 sepeda motor. Bapak bandi telah dua kali menyelenggarakan pesta pernikahan anaknya. Pesta pertama menikahkan anak perempuannya, sedangkan pesta terakhir yaitu pesta ngundo mantu. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Proses Pernikahan Etnis Jawa di Dusun Purwosari Bawah

Pernikahan merupakan suatu upacara pengukuhan janji nikah yang dilakukan oleh dua orang untuk meresmikan ikatan perkawinannya. Dalam hal ini, pernikahan merupakan impian besar bagi sebagian besar pasangan yang ingin membangun hubungan rumah tangga. Bagi masyarakat Jawa sendiri, pernikahan merupakan suatu siklus daur hidup yang harus dijalani individu ketika beranjak dewasa, yang mana proses tersebut tidak dapat dilepaskan dari adat istiadat, mengingat hubungan intim antara laki-laki dan perempuan yang belum menikah dianggap perbuatan yang memalukan. Hal ini, secara sosiologis menurut Horton dan Hunt dalam Narwoko dan Bagong, 2010 bahwa pernikahan merupakan pola sosial yang disetujui dengan cara dua orang atau lebih membentuk keluarga. Pola sosial yang disetujui disini, artinya adalah bahwa dengan pernikahan seseorang dapat melakukan hubungan suami-istri tanpa harus takut melanggar norma dan nilai yang ada di masyarakat, karena pada hakikatnya pernikahan merupakan suatu cara yang dilegalkan menurut adat, agama dan juga Negara. Dengan kata lain, pernikahan berfungsi sebagai suatu jalan untuk mengawali dorongan seks dalam masyarakat, tanpa adanya pengawasan dan pembatasan akan terjadi pertentangan sosial. Dalam hal ini, ada norma dan nilai yang mengatur tentang pernikahan, yang mana norma tersebut juga dimuati dengan sanksi sosial bagi yang Universitas Sumatera Utara