Tujuan dan Manfaat Penggunaan Analisis Konjoin Tahapan-tahapan Analisis Konjoin

21 2. Variabel dependen � 1 adalah pendapat keseluruhan overall preference dari seorang responden terhadap sekian faktor dan level pada sebuah produk. Variabel dependen ini juga mencakup tingkat kepentingan faktor dari seorang responden terhadap atribut-atribut produk.

2.4.2 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Analisis Konjoin

Pada dasarnya tujuan analisis konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi seseorang terhadap suatu objek untuk mengetahui kombinasi seperti apa yang memiliki nilai manfaat terbesar yang dirasakan oleh responden sehingga akan mempengaruhi proses penentuan keputusan. Hasil utama analisis konjoin adalah suatu bentuk desain produkbarangjasaide untuk objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden Singgih, 2010. Dalam pemasaran teknik analisis konjoin biasanya digunakan untuk hal- hal sebagai berikut: 1. Menentukan tingkat kepentingan relatif atribut 2. Membuat estimasi pangsa pasar suatu produk tertentu yang berbeda tingkat atributnya. 3. Untuk menentukan komposisi produk yang paling disukai oleh konsumen. 4. Untuk membuat segmentasi pasar yang didasarkan pada kemiripan preferensi tingkat-tingkat atribut. Menurut Green Krieger 1991 analisis ini dapat juga dimanfaatkan untuk: 1. Merancang harga 2. Memprediksi tingkat penjualan atau penggunaan produk market share, uji coba konsep baru 3. Segmentasi preferensi 4. Merancang strategi promosi Universitas Sumatera Utara 22

2.4.3 Tahapan-tahapan Analisis Konjoin

Berikut langkah-langkah kegiatan yang dilalui dalam analisis konjoin menurut Supranto 2010: Gambar 2.1 Tahapan Analisis Konjoin 1. Menentukan atribut dan level penelitian Pada langkah ini, peneliti harus mengenalimengidentifikasi atribut dengan tingkatanlevel masing-masing dipergunakan untuk membentuk stimulus. Level atribut menunjukkan nilai yang diasumsikan oleh atribut. Menurut Supranto 2010, atribut yang dipilih harus sangat penting di dalam mempengaruhi preferensi dan pilihan pelanggan. Setelah menunjukkan atribut yang penting, selanjutnya, menentukan tingkatan atribut dan level atribut tersebut. Banyaknya tingkatan atribut menentukan banyaknya parameter yang akan digunakan dan banyaknya stimulus yang akan dievaluasi oleh responden. 2. Membentuk stimulus atau kombinasi atribut Ada 2 cara pembentukan stimulus dalam analisis konjoin yaitu pendekatan pasangan the pairwise approach dan prosedur profil penuh full-profile procedure. Dalam pendekatan pasangan, juga disebut evaluasi dua faktor two factor evaluation, dimana responden menilai dua atribut setiap kali, Merumuskan masalah Bentuk stimuli atau kombinasi atribut Menentukan Bentuk Data Input Pilih Prosedur Analisis Konjoin Interpretasi Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Universitas Sumatera Utara 23 sampai semua kemungkinan pasangan dua atribut telah selesai di evaluasi. Untuk setiap pasangan, responden mengevaluasi semua kombinasi dari level kedua atribut, yang disajikan dalam sebuah matriks. a Prosedur Profil Penuh full-profile procedure Dalam pendekatan profil penuh atau sering disebut evaluasi banyak faktor,profil penuh atau lengkap dari suatu produk dibentuk dari semua atribut. Dalam pendekatan profil penuh, kombinasi yang ekstrim atau tidak masuk akal dapat dihilangkan. Dalam penelitian cara untuk membentuk stimulus atau kombinasi atribut adalah prosedur profil penuh full-profile procedure. Analisis konjoin full-profile yang diperkenalkan terlebih dahulu merupakan rancangan kombinasi yang menggambarkan profil produk secara lengkap. Jumlah stimuli dapat dikurangi dengan menggunakan fractional factorial design yang memungkinkan mengestimasi semua main effects. Desain ini mengasumsikan bahwa setiap interaksi yang tidak penting diabaikan. Untuk membentuk stimuli dirancang dengan menggunakan SPSS FOR WINDOWS 18.0 sehingga diperoleh minimal stimuli. Setiap stimuli berisi kombinasi antara atribut dengan taraf, dimana setiap stimuli menggambarkan profil tiap objek secara lengkap. Responden mengevaluasi masing-masing stimuli mulai dari stimuli yang paling tidak diminati hingga stimuli yang paling diminati dengan cara rating memberi peringkat. Metode full-profile disarankan apabila jumlah atribut yang diteliti antara enam sampai sembilan atribut saja. b Pairwise Comparison Metode Pairwise Comparison digunakan apabila atribut yang dianalisis cukup banyak dengan jumlah taraflevel yang banyak pula. Penemu model Pairwise Comparison adalah Richard Johnson. Pendekatan ini membandingkan pasangan profil dari dua atribut dan responden mengevaluasi pasangan atribut secara Universitas Sumatera Utara 24 bersamaan. Bila ada p atribut berarti jumlah pasangan yang dievaluasi sebanyak �� − 1 2 pasangan. 3. Menentukan bentuk data input Dalam menentukan bentuk data input analisis konjoin data bisa berupa kualitatif dan kuantitatif. Untuk data kualitatif, responden diminta untuk memberikan evaluasi peringkat. Untuk pendekatan pasangan the pairwise approach, respoden memberikan peringkat semua cell dari setiap matriks dinyatakan dalam keinginan mereka. Sedangkan untuk prosedur profil penuh full-profile procedure, responden memberikan peringkat semua stimulus profil. Dalam penelitian ini responden akan memberikan nilai dengan cara merangking. 4. Memilih suatu prosedur Analisis Konjoin Model dasar analisis konjoin yang mungkin dirumuskan secara matematis sebagai berikut: µ × = =1 =1 � keterangan: µ × = Utility total dari tiap-tiap stimuli = Nilai kegunaan atribut ke-i, taraf ke- = Taraf ke-k dari atribut ke-i banyaknya level atribut i m = Banyaknya atribut � = Peubah boneka atribut ke-i level ke-j bernilai 1 bila level yang berkaitan terjadi dan 0 bila tidak. Range nilai kepentingan atribut dapat dicari dengan rumus: � = [max – min ], untuk setiap i. Rumus untuk nilai kepentingan relatif adalah: � = � � =1 Universitas Sumatera Utara 25 keterangan: � = Pentingnya atribut factor importance ke-i � = Range nilai kepentingan untuk relatif tiap atribut [max – min ] m = Banyaknya atribut Berdasarkan tipe data dan cara pengumpulan datanya, prosedur analisis yang digunakan adalah analisis konjoin full-profile menggunakan metode regresi dengan variabel dummy. Variabel yang dianalisis dengan metode regresi dapat berupa variabel kuantitatif maupun variabel kualitatif. Variabel kualitatif dalam model regresi sering disebut dengan istilah variabel dummy. Untuk variabel kualitatif yang mempunyai kategori dapat dibangun k-1 peubah boneka. Variabel ini biasanya mengambil nilai 1 atau 0. Kedua nilai yang diberikan tidak menunjukkan bilangan numerik tetapi hanya sebagai identifikasi kelas atau kategorinya. Atribut yang mempunyai dua taraf diberi kode 1 untuk salah satu taraf dan 0 untuk taraf lainnya. Atribut yang mempunyai tiga taraf, pengkodeannya sebagai berikut: Tabel 2.1 Pengkodean Variabel Dummy Taraf Kode Taraf 1 1 Taraf 2 1 Taraf 3 Untuk taraf lebih dari tiga, pengkodean dilakukan dengan cara yang sama sehingga setiap faktor memiliki k-1 variabel dummy. Banyaknya variabel ini sama dengan banyaknya kategori taraf dikurangi satu J Supranto, 2004. Metode regresi dengan variabel dummy sangat umum digunakan untuk data berjenis non-metrik maupun metrik. Universitas Sumatera Utara 26 5. Interpretasi hasil Menurut Kuhfeld 2000 ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil yaitu: a. Taraf yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah taraf yang lebih disukai. b. Total nilai kegunaan masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai kegunaan tiap taraf dari atribut-atribut tersebut. c. Kombinasi yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang paling disukai responden. d. Atribut yang memiliki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan taraf tertinggi dan terendahnya merupakan atribut yang lebih penting. 6. Uji validitas dan reliabilitas Uji validitas adalah uji statistik yang digunakan untuk menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat digunakan dengan menggunakan software SPSS menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabelnya. Uji reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk menentukan reliabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu variabel. Reliabilitas menunjuk kepada pengertian apakah sebuah instrument dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan n ilai α 0,60. Menurut Sugiyono 2006 instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Beberapa prosedur tersedia untuk menilai keandalan dan kesahihan reliability and validity dari analisis konjoin: a. Ketepatankecocokan dari estimasi model harus dievaluasi, sebagai contoh, kalau regresi variabel dummy dipergunakan, nilai R 2 Universitas Sumatera Utara 27 koefisien determinasi berganda akan menunjukkan seberapa jauh model regresi linier berganda cocoktepat untuk data yang dianalisis. b. Uji keandalan yang diulangi test-retest reliability bisa dievaluasi dengan mendapatkan beberapa pertimbangan yang diulangi few replicated judgements. Dalam wawancara, responden diminta untuk mengevaluasi lagi stimulus tertentu yang dipilih. c. Evaluasi untuk stimuli hold out or validation dapat diprediksi dengan fungsi part-worth yang diestimasi. d. Evaluasi yang diprediksi kemudian dapat dikorelasikan dengan yang diperoleh dari responden untuk menentukan internal validity. e. Kalau analisis tingkatlevel agregat telah dilakukan, estimation sample dapat dipecah dengan beberapa cara, dan analisis konjoin dilakukan untuk setiap sub sample untuk mengevaluasi stabilitas dari pemecahan analisis konjoin. Kategori koefisien korelasi menurut Sugiyono 2006 adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Koefisien Korelasi Menurut Sugiyono 0,80 r xy ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 r xy ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 r xy ≤ 0,60 Reliabilitas sedang 0,20 r xy ≤ 0,40 Reliabilitas rendah -1,00 r xy ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Reliabilitas item diuji diuji dengan melihat koefisien Alpha dengan melakukan reliability analysis dengan SPSS. Akan dilihat nilai Alpha Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item dalam suatu variabel. Universitas Sumatera Utara 1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kebutuhan manusia yang mendasar adalah rumah. Tiap manusia membutuhkan rumah untuk tempat berlindung dan sebagai tempat berkumpul dan berlangsungnya aktivitas keluarga sekaligus sebagai sarana investasi. Fungsi rumah juga telah berubah, dari yang semula hanya sekedar sebagai tempat berlindung,namun juga harus bisa menjadi tempat tinggal yang layak dan sebuah rumah tidak cukup hanya untuk berteduh namun juga dituntut untuk mengakomodir kebutuhan dan keinginan pemiliknya seperti, lokasi yang strategis, bangunan yang bagus dan kokoh, serta lingkungan yang nyaman. Perum Perumnas Regional I Helvetia Medan merupakan salah satu pengembang perumahan yang menyediakan rumah dengan berbagai tipe. Dalam kurun waktu dekat Perumnas Regional I Helvetia Medan berencana untuk mengembangkan pembangunan perumahan di daerah Namorambe atau lebih tepatnya dengan nama komplek Taman Putri Deli Namorambe, Medan. Pembangunan ini memang semakin memudahkan masyarakat untuk memperoleh tempat tinggal. Namun masyarakat sebagai calon konsumen atau bahkan yang sudah menjadi konsumen harus jeli dalam memilih pengembang karena masyarakat membeli rumah tidak hanya melihat faktor harga saja namun mempertimbangkan faktor-faktor lain. Kredibilitas pengembang sangat penting untuk diperhatikan karena hal ini akan berpengaruh terhadap produk yang ditawarkan. Semakin baik kredibilitasnya maka akan semakin baik pula kualitas produk yang ditawarkan. Secara umum berdasarkan interview yang dilakukan dengan ahli property dan konsumen, beberapa faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli rumah adalah harga, sistim pembayaran, lokasi, lingkungan, keamanan, fasilitas, aksesibilitas, dan infrastruktur yang tersedia di luar rumah tersebut. Dengan melihat kondisi semacam ini mendorong produsen untuk Universitas Sumatera Utara