10 membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya. Adapun
ciri-ciri skala nominal antara lain hasil penghitungan dan tidak dijumpai bilangan pecahan, angka yang tertera hanya label saja, tidak mempunyai
urutan ranking, tidak mempunyai ukuran baru, dan tidak mempunyai nol mutlak. Skala ini digunakan untuk mengklasifikasikan objek-objek atau
kejadian-kejadian ke dalam kelompok kategori yang terpisah atau menunjukkan kesamaan atau perbedaan ciri-ciri tertentu dari objek yang
diamati. 2.
Skala Ordinal Skala ordinal ialah skala yang didasarkan pada ranking, diurutkan dari
jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya. Dengan menggunakan skala ordinal objek-objek juga dapat digolongkan dalam
kategori tertentu, contoh :seorang anggota ABRI dapat dikelompokkan menurut pangkat Mayor, Kapten, atau Letnan.
3. Skala Interval
Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Misalnya skor
ujian perguruan tinggi : A, B, C, D, E. 4.
Skala Ratio Skala ratio adalah skala pengukuran yang mempunyai nilai nol mutlak dan
mempunyai jarak yang sama. Misalnya umur manusia dan ukuran timbangan keduanya tidak memiliki angka nol negatif. Artinya seseorang
tidak dapat berumur dibawah nol tahun dan seseorang harus memiliki timbangan diatas nol juga Soewarno, 1987:34.
2.1.3 Tipe Skala Pengukuran
Menurut Riduwan 2012:11, selain keempat jenis skala pengukuran tersebut, ternyata skala interval yang sering digunakan untuk mengukur gejala dalam
penelitian sosial. Para ahli sosiologi membedakan dua tipe skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
11 1.
Skala pengukuran untuk mengukur perilaku susila dan kepribadian. Termasuk tipe ini adalah skala sikap, skala moral, tes karakter, skala
partisipasi sosial. 2.
Skala pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial. Termasuk tipe ini adalah skala mengukur status sosial
ekonomi, lembaga-lembaga swadaya masyarakat sosial, kemasyarakatan, kondisi rumah tangga, dan lain sebagainya.
Bentuk-bentuk skala sikap yang perlu diketahui dalam melakukan penelitian. Berbagai skala sikap yang sering digunakan ada 5 macam, yaitu:
1. Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam
penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Setiap jawaban
diungkapkan dengan kata-kata, misalnya: Sangat Setuju SS
= 5 Setuju S
= 4 Netral N
= 3 Tidak Setuju TS
= 2 Sangat Tidak Setuju STS = 1
2. Skala Guttman
Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi. Skala Guttman disebut juga skala scalogram yang sangat
baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan atribut universal. Jadi, skala
Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas tegas dan konsisten. Misalnya: yakin-tidak, ya-tidak, benar-salah, positif-
negatif, pernah-belum, setuju-tidak setuju, dan lain sebagainya. 3.
Skala Diferensial Semantik Skala Diferensial Semantik atau skala perbedaan semantik berisikan
serangkaian karakteristik bipolar dua kutub, seperti: panas-dingin, popular-tidak popular, baik-tidak baik, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
12 4.
Rating Scale Rating Scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif, misalnya: ketat-longgar, sering dilakukan-tidak pernah dilakukan, lemah-kuat.
5. Skala Thurstone
Skala Thurstone meminta responden untuk memilih pertanyaan yang disetujui dari beberapa pernyataan yang menyajikan pandangan yang
berbeda-beda. Pada umumnya setiap item mempunyai asosiasi nilai antara 1 sampai dengan 10, tetapi nilai-nilainya tidak diketahui oleh responden.
Pemberian nilai ini berdasarkan jumlah tertentu pernyataan yang dipilih oleh responden mengenai angket tersebut.
2.1.4 Metode Pengumpulan Data