Pengolahan dan Analisa Data

tentang faktor – faktor yang dapat mempengaruhi gangguan tidur akan terlebih dahulu diperiksa untuk memastikan bahwa calon sampel yang mengisi kuesioner tersebut memang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika calon sampel yang mengisi kuesioner tersebut gagal memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, maka calon sampel tersebut dapat disingkirkan. Jika jumlah sampel sesungguhnya masih belum mencapai 107 orang, maka pemilihan calon sampel kembali dilakukan dengan simple random sampling. Hal ini dapat terus dilakukan hingga jumlah sampel sesungguhnya terpenuhi hingga mencapai jumlah 107 orang, seperti yang telah ditetapkan dalam perhitungan jumlah estimasi sampel sebelum penelitian dimulai. Setelah 107 lembar kuesioner telah diisi secara lengkap oleh sampel penelitian yang sesungguhnya, yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, telah terkumpul, seluruh data yang ada dapat direkapitulasi dan diolah serta dianalisis guna menghasilkan hasil penelitian. Pengolahan dan analisa data telah dilakukan dengan bantuan program SPSS.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Semua data yang diperoleh dari lembar kuesioner yang telah terisi oleh sampel penelitian, telah direkapitulasi. Hasil rekapitulasi akan diolah dan dianaliasa melalui berbagai teknik dan metode. 4.5.1. Pengolahan Data Seluruh data yang diperoleh dari kuesioner yang telah terkumpul telah diolah oleh peneliti sebagai petugas penelitian, melalui empat tahap, yaitu editing, coding, processing atau entry data dan cleaning. Universitas Sumatera Utara 4.5.1.1. Editing Peneliti dapat memulai proses editing, ketika proses pengumpulan kuesioner yang telah diisi oleh sampel penelitian dimulai. Setelah seluruh kuesioner tersebut terkumpul, peneliti dapat melakukan rekapitulasi, yaitu proses pengkoreksian terhadap kelengkapan isi pada data dalam lembar kuesioner. Data tersebut terdiri dari identitas responden, kuesioner tentang dispepsia fungsional, kuesioner tentang Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI serta kuesioner tentang faktor – faktor yang dapat mempengaruhi gangguan tidur. Setelah memastikan bahwa data yang terdapat dalam lembar kuesioner telah terisi lengkap, maka peneliti terlebih dahulu melakukan koreksi secara manual terhadap data dalam lembar kuesioner lainnya tentang faktor – faktor yang dapat mempengaruhi gangguan tidur. Hal ini bertujuan untuk menyeleksi data dalam kuesioner yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Seluruh data dalam kuesioner yang telah terisi lengkap secara keseluruhan serta telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dapat dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam tahap selanjutnya, yaitu coding. 4.5.1.2. Coding Seluruh data yang telah diikutkan dalam tahap editing dan telah memenuhi syarat, yaitu telah terisi lengkap secara keseluruhan serta telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dapat diikutkan dalam tahap coding. Dalam tahap coding, peneliti dapat memberi kode angka terhadap data dalam kuesioner yang masih berbentuk kode huruf. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengolahan tahap selanjutnya serta analisa terhadap data kelak, khususnya dalam proses processing atau entry data ke dalam program SPSS. Proses coding dapat dilakukan terhadap data dalam dua bagian kuesioner, yaitu kuesioner tentang dispepsia fungsional dan kuesioner tentang Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI. Universitas Sumatera Utara 4.5.1.2.1. Kuesioner Dispepsia Fungsional Data dalam kuesioner tentang dispepsia fungsional terdiri atas 8 pertanyaan, 4 pertanyaan utama dan 4 pertanyaan tambahan, yang masing – masing menyertai 1 pertanyaan utama. Empat pertanyaan utama masing – masing menanyakan 4 gejala utama dalam dispepsia fungsional, yaitu : A. Rasa penuh setelah makan yang mengganggu B. Perasaan cepat kenyang setelah makan C. Nyeri pada ulu hati D. Rasa terbakar di daerah ulu hati epigastrium. Empat pertanyaan tambahan menanyakan lama waktu masing – masing keluhan diatas telah dirasakan oleh sampel. Seseorang mengalami dispepsia fungsional jika mengalami, setidaknya satu dari empat keluhan diatas, dan keluhan tersebut sudah dirasakan dalam 3 bulan terakhir dengan awal mula keluhan timbul sedikitnya 6 bulan sebelum diagnosis. Pada program SPSS, masing – masing pertanyaan utama dan pertanyaan tambahan dalam kuesioner tentang dispepsia fungsional dapat diberi kode angka, dengan aturan sebagai berikut : 1. Data dalam pertanyaan nomor 1, 3, 5 dan 7 dapat diberi kode 0 jika menjawab tidak pernah dan diberi kode 1 jika menjawab selain tidak pernah. Pemberian kode ini telah dilakukan secara manual 2. Masing – masing pertanyaan tambahan, yang menyertai masing – masing pertanyaan utama, dapat diberi kode 0 jika menjawab tidak dan diberi kode 1 jika menjawab ya Pemberian kode ini telah dilakukan secara manual 3. Hasil dari pemberian kode ini akan menghasilkan nilai dalam rentang 0 sampai dengan 2 untuk masing – masing pasangan pertanyaan utama dan pertanyaan tambahan Universitas Sumatera Utara 4. Masing – masing pasangan pertanyaan utama dan tambahan, dapat diberi kode 0 jika mendapatkan nilai 0 sampai dengan 1 dan diberi kode 1 jika mendapatkan nilai 2 Kode ini telah langsung dimasukkan ke dalam program SPSS 5. Hasil dari pemberian kode ini menghasilkan nilai akhir dalam rentang 0 sampai dengan 4 untuk keseluruhan pertanyaan dalam kuesioner tentang dispepsia fungsional 6. Seseorang mengalami dispepsia fungsional jika mendapatkan nilai akhir 1 sampai dengan 4, dan tidak mengalami dispepsia fungsional jika mendapatkan nilai akhir 0 4.5.1.2.2. Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI Data dalam kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI tersusun atas 18 pertanyaan, sebanyak 4 pertanyaan merupakan pertanyaan terbuka, sedangkan 14 pertanyaan lainnya merupakan pertanyaan tertutup dengan 4 pilihan jawaban. Keseluruhan data dalam pertanyaan ini telah dimasukkan kedalam tujuh komponen untuk selanjutnya dapat diberi kode angka dan dimasukkan ke dalam program SPSS, dengan aturan sebagai berikut. 1. Komponen 1 berdasarkan jawaban pertanyaan nomor 9 yang dapat diberi kode angka, yaitu : No Jawaban Kode 1 Sangat baik 2 Cukup baik 1 3 Cukup buruk 2 4 Sangat buruk 3 Kode ini telah dimasukkan ke dalam program SPSS Universitas Sumatera Utara 2. Komponen 2 berdasarkan jawaban pertanyaan nomor 2 dan 5A. Kode angka untuk rentangan jawaban pertanyaan nomor 2, yaitu : No Jawaban dalam Rentangan Kode 1 ≤ 15 menit 2 16 – 30 menit 1 3 31 – 60 menit 2 4 60 menit 3 Pemberian kode ini telah dilakukan secara manual Kode angka untuk jawaban pertanyaan nomor 5A, yaitu : No Jawaban Kode 1 Tidak dirasakan sampel selama satu bulan terakhir 2 Kurang dari satu kali dalam satu minggu 1 3 Satu atau dua kali dalam satu minggu 2 4 Tiga kali atau lebih dalam satu minggu 3 Pemberian kode ini telah dilakukan secara manual Kode angka dari jawaban pertanyaan nomor 2 dan 5A dapat dijumlahkan secara manual atau dengan bantuan kalkulator dan rentangan hasil penjumlahannya dapat diberi kode angka, yaitu : No Jawaban dalam Rentangan Kode 1 2 1 – 2 1 3 3 – 4 2 4 5 – 6 3 Kode ini telah dimasukkan ke dalam program SPSS Universitas Sumatera Utara 3. Komponen 3 berdasarkan rentangan jawaban pertanyaan nomor 4 dapat diberi kode angka, yaitu : No Jawaban dalam Rentangan Kode 1 7 jam 2 6 – 7 jam 1 3 5 – 6 jam 2 4 5 jam 3 Kode ini telah dimasukkan ke dalam program SPSS 4. Komponen 4 berdasarkan jawaban pertanyaan nomor 1, 3 dan 4. Jawaban dari ketiga pertanyaan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : � � 4 ℎ � � 3 1 × 100 Perhitungan dengan rumus di atas dapat dilakukan secara manual atau dengan bantuan kalkulator Rentangan hasil dari perhitungan rumus diatas dapat diberi kode angka, yaitu : No Jawaban dalam Rentangan Kode 1 ≥ 85 2 75 – 84 1 3 65 – 74 2 4 65 3 Kode ini telah dimasukkan ke dalam program SPSS Universitas Sumatera Utara 5. Komponen 5 berdasarkan jawaban pertanyaan nomor 5B sampai 5J. Kode angka untuk jawaban masing – masing pertanyaan, yaitu : No Jawaban Kode 1 Tidak dirasakan sampel selama satu bulan terakhir 2 Kurang dari satu kali dalam satu minggu 1 3 Satu atau dua kali dalam satu minggu 2 4 Tiga kali atau lebih dalam satu minggu 3 Pemberian kode ini telah dilakukan secara manual Kode angka dari jawaban pertanyaan nomor 5B sampai 5J dapat dijumlahkan secara manual atau dengan bantuan kalkulator dan rentangan hasil penjumlahannya dapat diberi kode angka, yaitu : No Jawaban dalam Rentangan Kode 1 2 1 – 9 1 3 10 – 18 2 4 19 – 27 3 Kode ini telah dimasukkan ke dalam program SPSS 6. Komponen 6 berdasarkan jawaban pertanyaan nomor 6 dapat diberi kode angka, yaitu : No Jawaban Kode 1 Tidak digunakan sampel selama satu bulan terakhir 2 Kurang dari satu kali dalam satu minggu 1 3 Satu atau dua kali dalam satu minggu 2 4 Tiga kali atau lebih dalam satu minggu 3 Kode ini telah dimasukkan ke dalam program SPSS Universitas Sumatera Utara 7. Komponen 7 berdasarkan jawaban pertanyaan nomor 7 dan 8. Kode angka untuk jawaban masing – masing pertanyaan, yaitu : No Jawaban Kode 1 Tidak dirasakan sampel selama satu bulan terakhir 2 Kurang dari satu kali dalam satu minggu 1 3 Satu atau dua kali dalam satu minggu 2 4 Tiga kali atau lebih dalam satu minggu 3 Pemberian kode ini telah dilakukan secara manual Kode angka dari jawaban pertanyaan nomor 7 dan 8 dapat dijumlahkan secara manual atau dengan bantuan kalkulator dan hasil penjumlahannya dapat diberi kode angka, yaitu : No Jawaban dalam Rentangan Kode 1 2 1 – 2 1 3 3 – 4 2 4 5 – 6 3 Kode ini telah dimasukkan ke dalam program SPSS 8. Seluruh kode angka yang diperoleh dari masing – masing tujuh komponen tersebut diatas dapat dijumlahkan dalam program SPSS sehingga menghasilkan nilai akhir 9. Seseorang memiliki kualitas tidur yang buruk jika nilai akhir yang diperoleh adalah 5, dan seseorang memiliki kualitas tidur yang baik jika nilai akhir yang diperoleh adalah ≤ 5 Universitas Sumatera Utara 4.5.1.3. Processing atau Entry Data Seluruh data dalam kuesioner tentang dispepsia fungsional dan kuesioner tentang Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI, yang telah diberi kode angka, dapat diikutkan dalam tahap processing atau entry data. Dalam tahap ini, peneliti telah memasukkan seluruh data yang ada dalam kedua kuesioner tersebut ke dalam program SPSS, guna mengikuti proses pengolahan data tahap selanjutnya serta tahap analisa data. 4.5.1.4. Cleaning Seluruh data dalam kuesioner tentang dispepsia fungsional dan kuesioner tentang Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI yang telah dimasukkan ke dalam program SPSS dapat diikutkan dalam tahap cleaning. Dalam tahap ini, peneliti telah melakukan pemeriksaan ulang terhadap data yang telah dimasukkan ke dalam program SPSS dibandingkan dengan data yang tertulis dalam lembar kuesioner, guna memastikan tidak adanya kesalahan terhadap data yang telah dimasukkan ke dalam program SPSS dalam tahap processing atau entry data, seperti ketidaklengkapan data atau data yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya tertulis dalam lembar kuesioner. 4.5.2. Analisis Data Analisis data yang telah dilakukan peneliti terhadap data dari kedua variabel, yaitu dispepsia, sebagai variabel independen, dan kualitas tidur, sebagai variabel dependen, adalah analisis data secara univariat dan bivariat. 4.5.2.1. Univariat Menurut Tumbelaka 2011, analisis data secara univariat merupakan suatu analisis data yang bertujuan untuk mendeskripsikan data pada variabel – variabel Universitas Sumatera Utara yang diteliti ke dalam berbagai bentuk, seperti mean atau rerata, median atau nilai tengah, proporsi dan lain sebagainya, berdasarkan jenis skala ukur dari data yang hendak dianalisa. Berdasarkan pada pengertian tersebut, peneliti telah melakukan analisis data secara univariat untuk mendeskripsikan data pada masing – masing variabel, yaitu dispepsia fungsional, sebagai variabel independen, dan kualitas tidur, sebagai variabel dependen, dengan cara melakukan analisis terhadap distribusi frekuensi pada data berdasarkan kategori – kategori tertentu untuk masing – masing variabel, dalam bentuk proporsi, baik dalam satuan jumlah maupun satuan persen, karena skala ukur dari data – data yang telah diperoleh dari masing – masing variabel adalah data kategorial, baik berbentuk nominal maupun ordinal. Rumus yang digunakan untuk mengetahui persentase proporsi suatu kategori pada data dalam suatu variabel adalah sebagai berikut : = × 100 Keterangan : = proporsi dari suatu kategori dalam satuan persen = proporsi dari suatu kategori dalam satuan jumlah = jumlah data yang diperoleh dari sampel penelitian Analisis data secara univariat untuk seluruh data pada masing – masing variabel telah dilakukan dengan bantuan program SPSS. Hasil yang telah diperoleh, dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi yang berisikan distribusi atau pembagian data yang diperoleh dari sampel penelitian, berdasarkan kategori – kategori tertentu, baik dalam satuan jumlah maupun satuan persen, untuk masing – masing variabel. Hasil yang telah diperoleh melalui analisis terhadap distribusi frekuensi tersebut diharapkan dapat mendeskripsikan data untuk masing – masing variabel, berdasarkan besaran distribusi masing – masing kategori, baik dalam satuan jumlah maupun satuan persen, untuk masing – masing variabel. Universitas Sumatera Utara 4.5.2.2. Bivariat Menurut Tumbelaka 2011, analisa data secara bivariat merupakan suatu analisa yang dilakukan terhadap dua variabel, yaitu satu variabel independen dan satu variabel dependen, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang bermakna atau signifikan antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan pada pengertian tersebut, maka peneliti akan melakukan analisa data secara bivariat untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang bermakna atau signifikan antara dua variabel yang diteliti, yaitu dispepsia fungsional, sebagai variabel independen, dan kualitas tidur, sebagai variabel dependen. Analisa data secara bivariat yang telah dipilih peneliti sebagai teknik analisis data adalah uji chi square atau uji x 2 . Menurut Tumbelaka 2011, uji chi square adalah suatu uji hipotesis yang diperuntukkan untuk melakukan analisis data, dengan syarat dan ketentuan, antara lain sebagai berikut : 1. Data – data yang hendak dianalisis adalah data yang berskala ukur kategorial 2. Jumlah data dari objek penelitian yang hendak dianalisis adalah lebih besar dari 40. Berdasarkan pada kenyataan bahwa skala ukur dari data – data yang telah diperoleh dari masing – masing variabel adalah data kategorial, baik berbentuk nominal maupun ordinal, dan jumlah data yang kelak akan diperoleh adalah 40, maka peneliti memilih uji chi square sebagai metode analisis data secara bivariat. Analisis data secara bivariat dengan uji chi square telah dilakukan dengan bantuan program SPSS. Uji chi square tersebut menghasilkan hasil perhitungan berupa nilai signifikansi atau nilai p. Nilai signifikansi atau nilai p tersebut dibandingkan dengan nilai α, yang telah ditetapkan sebesar 0,05, untuk menentukan kesimpulan, ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel yang diteliti, dengan kriteria, antara lain Universitas Sumatera Utara sebagai berikut : 1. Apabila nilai p lebih besar dari nilai α, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara dua variabel yang diteliti 2. Apabila nilai p lebih kecil dari nilai α, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara dua variabel yang diteliti. Selain dilakukan uji chi square terhadap data hasil penelitian yang kelak akan diperoleh, peneliti juga telah melakukan perhitungan prevalens ratio terhadap data hasil penelitian yang kelak akan diperoleh. Menurut Ghazali 2011, prevalens ratio adalah perbandingan antara sampel penelitian yang mempunyai faktor resiko sebagai variabel independen, dalam hal ini adalah dispepsia fungsional, yang mengalami efek sebagai variabel dependen, dalam hal ini adalah kualitas tidur yang tidak baik, dengan sampel penelitian yang tidak mempunyai mempunyai faktor resiko sebagai variabel independen, dalam hal ini adalah dispepsia fungsional, yang mengalami efek sebagai variabel dependen, dalam hal ini adalah kualitas tidur yang tidak baik. Perhitungan prevalens ratio dilakukan dengan terlebih dahulu memasukan data hasil penelitian ke dalam tabel sederhana 2 2, yaitu sebagai berikut. Kualitas Tidur Disp ep sia Fun gsion a l Tidak Baik Baik Total Ya + Tidak + Total + + + + + Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pada data – data hasil penelitian yang telah diperoleh, dan telah dimasukkan dalam tabel sederhana 2 2, seperti diatas, maka telah dilakukan perhitungan prevalens ratio dengan rumus sebagai berikut : = + + Keterangan : + = proporsi sampel penelitian yang mengalami dispepsia fungsional dan kualitas tidur yang tidak baik + = proporsi sampel penelitian yang tidak mengalami dispepsia fungsional dan kualitas tidur yang tidak baik Perhitungan prevalens ratio dengan rumus diatas dapat menghasilkan nilai prevalens ratio. Nilai prevalens ratio tersebut nantinya dapat menentukan kesimpulan, ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel yang diteliti, dengan tiga kriteria, antara lain sebagai berikut : 1. Apabila nilai prevalens ratio adalah 1, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang diteliti tidak ada pengaruhnya, atau bersifat netral terhadap variabel dependen yang diteliti 2. Apabila nilai prevalens ratio lebih besar dari nilai 1, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang diteliti merupakan faktor resiko terhadap timbulnya variabel dependen yang diteliti 3. Apabila nilai prevalens ratio lebih kecil dari nilai 1, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang diteliti merupakan faktor protektif, bukan faktor resiko, terhadap timbulnya variabel dependen yang diteliti. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN