Uji Koefisien Regresi Latar Belakang

Setelah diperoleh nilai r kemudian diinterpretasikan terhadap koefisien korelasi yang dikutip dari Hassan Iqbal 2003, hal:234, yaitu : Interval Koefisien Tingkat Hubungan KK = 0,00 Tidak ada korelasi 0,00 KK ≤ 0,20 Korelasi sangat rendah lemah sekali 0,20 KK ≤ 0,40 Korelasi rendah 0,40 KK ≤ 0,70 Korelasi yang cukup 0,70 KK ≤ 0,90 Korelasi yang tinggi 0,90 KK ≤ 1,00 Korelasi sangat tinggi kuat KK = 1 Korelasi sempurna Sumber : Hassan Iqbal 2003, hal:234

2.3 Uji Koefisien Regresi

Kesalahan baku adalah nilai yang menyatakan seberapa jauh menyimpangnya nilai regresi tersebut terhadap nilai yang sebenarnya nilai observasi. Nilai ini digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan suatu penduga dalam menduga suatu nilai. Jika nilai ini sama dengan 0 nol, maka penduga memiliki ketepatan 100. Kesalahan baku dapat dirumuskan sebagai berikut: S e = ∑ 2 –� 1 ∑ 1 + � 2 ∑ 2 − 2.21 Universitas Sumatera Utara dengan S e = Kesalahan baku regresi berganda n = Jumlah pasangan observasi m = jumlah konstanta dalam persamaan regresi berganda Kemudian untuk mengetahui bagaimana keberartian adanya setiap variabel bebas dalam regresi, perlu diadakan pengujian mengenai b 1 dan b 2 . Pengujian dapat dilakukan dengan merumuskan hipotesis berikut : H : variabel X tidak mempengaruhi Y H 1 : variabel X mempengaruhi Y Rumus yang digunakan untuk menghitung besar nilai kekeliruan baku koefisien b i , yaitu: �� = � ∑ � 2 − � 2 1− 1 2 2 2.22 Kemudian akan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis individual, pengujian ini merupakan pengujian hipotesis koefisien regresi berganda b untuk melihat signifikansi hubungannya terhadap Y. Pengujian hipotesis yang dilakukan menggunakan distribusi t, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: t i = � � �� 2.23 Distribusi t dengan derajat kebebasan dk = n-k-1, kriteria pengujian hipotesisnya adalah tolak H jika t i lebih besar atau lebih kecil dari t tabel -t hit t tab t hit . Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perencanaan pembangunan, data mengenai kependudukan memegang peranan penting. Semakin lengkap dan akurat data kependudukan yang tersedia maka semakin mudah dan tepat rencana pembangunan yang hendak dilaksanakan. Sebagai contoh, dalam perencanaan pendidikan, diperlukan data mengenai jumlah penduduk dalam usia sekolah, dan para pekerja dalam bidang kesehatan memerlukan informasi tentang tinggi-rendahnya angka kelahiran dan kematian. Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk adalah kelahiran fertilitas. Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup live birth, yaitu terlepasnya bayi dari rahim sorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan; misalnya bernafas, jantung berdenyut, berteriak, dan sebagainya.Jumlah penduduk yang banyak atau berlebihan tentu saja menyebabkan tidak meratanya kesejahteraan hidup penduduk itu sendiri. Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk tentunya harus dilakukan berbagai tindakan, salah satunya adalah penurunan tingkat fertilitas. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan penduduk yang merupakan tujuan penting yang ingin dicapai oleh setiap negara. Universitas Sumatera Utara Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah harus membuat kebijakan- kebijakan penting dan berusaha memenuhi sarana dan fasilitas yang menunjang kesejahteraan penduduk. Pada tahun 2009 Jumlah penduduk Sumatera Utara yang tinggal di pedesaan adalah 7,19 juta jiwa 54,27 persen dan yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 6,06 juta jiwa 45,73 persen. PDRB perkapita Sumatera Utara tahun 2009 sebesar Rp 17.840.182 meningkat dari Rp 16.402.890 pada tahun 2008. Ini menunjukkan pertambahan tingkat pendapatan perkapita rata rata penduduk sumatera utara yang semakin berkembang setiap tahunnya. Untuk tahun 2009 tercatat jumlah Pasangan Usia subur PUS di Propinsi sumatera Utara sebesar 2.092.103 jiwa, dan pada tahun 2010 sebesar 2.151.759 jiwa. Disamping tujuan mencapai kesejahteraan masyarakat oleh pemerintah tersebut, tentu harus juga diikuti dengan peran serta masyarakat untuk mendukung dan ikut ambil bagian. Sehingga pengetahuan tentang kependudukan sangat penting diketahui oleh masyarakat luas untuk merangsang timbulnya tingkah laku yang bertanggung jawab terhadap masalah kepundudukan. Dengan adanya kesadaran masyarakat dan perhatian untuk ikut serta dalam mewujudkan kesejahteraan penduduk maka pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama berusaha menanggulangi masalah pertumbuhan penduduk misalnya dengan melaksanakan program Keluarga Berencana KB. Tingkat Fertilitas Total TFR didefenisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan dari setiap penduduk perempuan yang hidup hingga akhir Universitas Sumatera Utara masa reproduksinya. Terdapat beberapa fakrtor yang mempengaruhi tingkat kelahiran, diantaranya adalah pasangan usia subur dan pendapatan perkapita penduduk. Pasangan Usia Subur PUS adalah pasangan suami isteri yang isterinya berusia 15-49 tahun. Di usia ini perempuan berpotensi untuk bereproduksi. Sedangkan pendapatan perkapita merupakan pendapatan yang diterima oleh masing-masing perkepala penduduk. Pendapatan perkapita tersebut dihasilkan dengan membagi pendapatan regionalproduk regional neto dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Oleh karena itu penulis mencoba untuk mengetahui pengaruh jumlah pasangan usia subur PUS dan pendapatan perkapita terhadap tingkat Fertilitas di Propinsi Sumatera Utara, untuk mengetahui apakah kedua faktor tersebut mempengaruhi tingkat Fertilitas kelahiran dan seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi tingkat fertilitas kelahiran di Propinsi Sumatera Utara

1.2 Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Pria Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Kondom dan Dukungan Sosial Terhadap Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan

1 68 145

Analisis Regresi Pengaruh Pasangan Usia Subur (PUS), Akseptor KB dan Jumlah Posyandu terhadap Jumlah Kelahiran di Kota Medan Tahun 2010

0 41 90

Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

2 76 45

Analisa Pengaruh Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS), Akseptor Dan Pendapatan Per Kapita Terhadap Tingkat Kelahiran Di Sumatera Utara

3 38 63

Analisa Pengaruh Pendapatan Perkapita Dan Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Tingkat Fertilitas (TFR) Di Propinsi Sumatera Utara

0 0 11

Analisa Pengaruh Pendapatan Perkapita Dan Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Tingkat Fertilitas (TFR) Di Propinsi Sumatera Utara

0 0 2

Analisa Pengaruh Pendapatan Perkapita Dan Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Tingkat Fertilitas (TFR) Di Propinsi Sumatera Utara

0 0 8

Analisa Pengaruh Pendapatan Perkapita Dan Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Tingkat Fertilitas (TFR) Di Propinsi Sumatera Utara

0 0 10

Analisa Pengaruh Pendapatan Perkapita Dan Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Tingkat Fertilitas (TFR) Di Propinsi Sumatera Utara

0 0 1

Analisa Pengaruh Pendapatan Perkapita Dan Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Tingkat Fertilitas (TFR) Di Propinsi Sumatera Utara

0 0 2