Rasio Aktivitas Kinerja Keuangan

24 2. Debt Equity Ratio Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh para kreditur dengan jumalah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. 3. Debt to Total Capitalization Ratio Rasio ini mengukur berapa besar modal jangka panjang perusahaan total capitalization yang dibiayai oleh kreditur jangka panjang. 4. Times Interest Earned Rasio ini sering juga disebut “the total interest coverage ratio” yang tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban – kewajiban tetap berupa bunga. Semakin tinggi rasio ini, semakin baikmampu suatu perusahaan di dalm membayar bunga – bunga atas segala utang – utangnya. 5. Total Debt Coverage Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban – kewajiban kepada kreditur baik yang berupa bunga maupun pinjaman pokok principal ataupun pembayaran sinking fund. 6. The overall coverage ratio The overall coverage ratio ini hampir sama dengan total debt coverage hanya dengan tambahan terhadap kewajiban – kewajiban finansial tetap lainnya seperti pemabayaran lease dan dividen untuk saham preferen. Pada penelitian ini rasio leverage yang digunakan adalah debt ratio DR menggambarkan solvabilitas yang menggambarkan total utang terhadap total aktiva. Debt ratio menunjukkan bahwa semakin tinggi debt ratio semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan yang sangat diinginkan pemegang saham. Namun, para kreditur lebih menyukai debt ratio yang lebih rendah karena semakin rendah membuat kreditur tidak mengalami dampak yang cukup besar ketika terjadi likuidasi.

2.3.3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah kegiatan perusahaan dalam melakukan operasi perusahaan seperti kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Dirancang untuk melihat aktiva terlalu tinggi, terlalu rendah atau wajar dibandingkan dengan Universitas Sumatera Utara 25 tingkat penjualan saat ini dan ke depan. Untuk itu dapat melihat perusahaan efektif dan efisien atau tidak dalam mengelola aktivanya, sehingga aktiva yang rendah menunjukkan keuntungan yang rendah dan sebaliknya aktiva yang tinggi menunjukkan biaya modal modal yang terlalu tinggi juga dan menyebabkan keuntungan tertekan. Rasio aktivitas menurut Harahap 2008:308-309, yaitu: 1. Inventory turnover ratio Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat. 2. Receivable Turn over Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. 3. Fixed Aset Turn Over Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap mencipatakan penjulan yang tinggi. 4. Total asset turn over Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. 5. Average Collection period Rasio ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek periodenya semakin baik. Rasio ini sejalan dengan informasi yang digambarkan Receivable Turn Over. Pada penelitian ini menggunakan rasio perputaran total aktiva total assets turnover ratioTATO mengukur perputaran dari seluruh aktiva perusahaan. Semakin tinggi rasio maka semakin baik maka seandainya rasio ini rendah maka dapat melakukan langkah – langkah seperti meningkatkan penjualan, menjual beberapa asset, atau dikombinasikan keduanya. Universitas Sumatera Utara 26

2.3.4. Rasio Profitabilitas