23
2.3.2. Rasio Leverage
Rasio leverage yang dikenal juga dengan pengungkit keuangan financial leverage, menurut Brealey, Myers, dan Marcus 2008:77
“mengukur seberapa besar leverage
keuangan yang ditanggung perusahaan”. Leverage keuangan dapat berupa utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Tingkat leverage
ditunjukkan di dalam neraca yang mana terlihat besarnya modal pinjaman yang digunakan dalam operasi perusahaan. Perlu diketahui utang dapat meningkatkan
pengembalian saham pada pemegang saham pada masa baik dan sebaliknya pada masa buruk.
Menurut Brigham dan Houston 2006:101 ada 3 tiga hal penting dalam leverage, yaitu:
1 Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat memeprtahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan
sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan. 2 kreditur akan melihat pada ekuitas atau dana yang diperoleh sendiri, sebagai suatu
batasan keamanan, sehingga semakin tinggi proprosi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka semakin kecil resiko yang
harus dihadapi oleh kreditor. 3 jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada
bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar atu diungkit leveraged.
Pengukuran utang didasarkan pada data –data yang berasal dari neraca dan
rasio yang biasanya yang digunakan menurut Syamsuddin 2007:54-55, yaitu: 1. Debt Ratio
Rasio ini mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Semakin tinggi debt ratio semakin besar jumlah modal
pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio total utang terhadap total aktiva, yang umunya
disebut sebagai rasio utang debt ratio, akan mengukur persentase dari dana yang diberikan oleh para kreditur. Total utang meliputi kewajiban
lancar dan utang jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
24
2. Debt Equity Ratio Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka
panjang yang diberikan oleh para kreditur dengan jumalah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan.
3. Debt to Total Capitalization Ratio Rasio ini mengukur berapa besar modal jangka panjang perusahaan
total capitalization yang dibiayai oleh kreditur jangka panjang. 4. Times Interest Earned
Rasio ini sering juga disebut “the total interest coverage ratio” yang tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
kewajiban – kewajiban tetap berupa bunga. Semakin tinggi rasio ini,
semakin baikmampu suatu perusahaan di dalm membayar bunga –
bunga atas segala utang – utangnya.
5. Total Debt Coverage Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban – kewajiban kepada kreditur baik yang berupa
bunga maupun pinjaman pokok principal ataupun pembayaran sinking fund.
6. The overall coverage ratio The overall coverage ratio ini hampir sama dengan total debt coverage
hanya dengan tambahan terhadap kewajiban – kewajiban finansial tetap
lainnya seperti pemabayaran lease dan dividen untuk saham preferen. Pada penelitian ini rasio leverage yang digunakan adalah debt ratio DR
menggambarkan solvabilitas yang menggambarkan total utang terhadap total aktiva. Debt ratio menunjukkan bahwa semakin tinggi debt ratio semakin besar
jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan yang sangat diinginkan pemegang saham. Namun, para kreditur lebih
menyukai debt ratio yang lebih rendah karena semakin rendah membuat kreditur tidak mengalami dampak yang cukup besar ketika terjadi likuidasi.
2.3.3. Rasio Aktivitas