Rasio likuiditas Kinerja Keuangan

21

2.3.1. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas, menurut Harahap 2008:301 menggambarkan “kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya”. Likuiditas, menurut Brealey, Myers, dan Marcus 2008:77 adalah “kemampuan untuk menjual sebuah asset guna mendapatkan kas pada waktu singkat”. Dengan kata lain rasio ini kas dapat diubah dengan cepat dan murah. Rasio likuiditas ini menggambarkan perusahaan mampu melunasi utang – utangnya, biasanya dilengkapi dengan anggaran kas. Namun, dengan menghubungkan jumlah kas dan aktiva lancar dengan kewajiban lancar dapat memberikan ukuran likuiditas yang cepat dan mudah digunakan. Rasio likuiditas dianalisis bersumber pada sumber informasi tentang modal kerja yakni pos – pos aktiva lancar dan utang lancar. Beberapa rasio likuiditas yang paling umum digunakan menurut Darsono dan Ashari 2005:52-54, yaitu: 1.Current ratio Current ratio merupakan kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. 2.Quick test ratio Quick test ratio yaitu kemampuan aktiva lancar minus persediaan untuk membayar kewajiban lancar. 3.Net working capital Net working capital merupakan selisih antara current asset aktiva lancar dengan current liabilities utang lancar. Jumlah net working capital ini akan lebih berguna untuk kepentingan pengawasan intern di dalam suatu perusahaan daripada digunakan sebagai angka pembanding dengan perusahaan lain. 4.Defensive Interval ratio Defensive interval ratio ini berguna untuk mengetahui keberlangsunga dari perusahaan dalam melakukan operasi tanpa keberlangsungan dari perusahaan dalam melakukan operasi tanpa adanya arus kas dari pihak eksternal. Universitas Sumatera Utara 22 Pada penelitian rasio likuiditas yang digunakan adalah current ratio CR karena menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya. Hal ini yang paling sering dan umum digunakan para kreditur dalam mengambil keputusan pemberian pinjaman saat perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau membutuhkan dana tambahan dalam operasi perusahaan. Dengan kata lain para kreditur melihat ketepatan waktu perusahaan membayar utangnya pada saat jatuh tempo. Current ratio adalah rasio likuiditas yang membandingkan current asset dengan current liabilities. Current asset umumnya, yaitu: kas, sekuritas, piutang usaha, dan persediaan, sedangkan current liabilities, yaitu: utang usaha, wesel tagih jangka pendek, utang jatuh tempo yang kurang dari satu tahun, akrual pajak, dan beban – beban akrual lainnya. Di dalam rasio ini apabila current liabilities meningkat lebih cepat dari current asset maka menyebabkan penurunan yang cepat pada current ratio. Hal ini menunjukkan adanya masalah karena current ratio merupakan dasar penilaian terbaik dari perubahan current asset menjadi kas dalam pemenuhan current liabilities. Sebaliknya jika current asset meningkat lebih cepat dari current liabilities itu juga tidak baik. Hal itu menunjukkan perusahaan tidak menguntungkan karena current asset tidak dimanfaatkan dengan baik. Untuk itu yang dikatakan perusahaan yang baik dalam current rationya harus dianalisis dengan memperhatikan beberapa faktor seperti: rata – rata rasio industri, frekuensi melakukan kredit, ketepatan waktu dalam pengembalian, dan lainya. Universitas Sumatera Utara 23

2.3.2. Rasio Leverage