dapat ditentukan dengan hasil atau skor yang diperoleh oleh pengguna.Selain terkait dengan hasil belajar, bentuk pembelajaran juga terkait dengan tampilan yang menarik
bagi pengguna, dengan fitur yang mudah dgunakan oleh pengguna. Kajian lain yang diperlukan adalah struktur materi untuk masing-masing domain hasil belajar.
2.2. Dasar Augmented RealityAR
Ronald T. Azuma 1997, A Survey of Augmented Reality mendefinisikan Augmented Reality
sebagai penggabungan benda – benda nyata dan maya dilingkungan nyata,
berjalan secara interaktif dalam waktu nyata, dan terdapat integrasi antar benda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia nyata. Tidak seperti realitas
maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, namun Augmented Reality hanya menambahkan atau melengkapi kenyataan. Penggabungan benda nyata dan maya
dimungkinkan dengan teknologi tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan melalui perangkat
– perangkat input tertentu, dan integrasi yang baik memerlukan penjejakan yang efektif.
Augmented Reality dimulai pada tahun 1957-1962, ketika seorang penemu
yang bernama Morton Heilig, seorang sinematografer yang menciptakan dan mempatenkan sebuah simulator yang disebut sensorama dengan visual getaran dan
bau. Pada tahun 1966, Ivan Sutherland menemukan head - mounted display yang dia claim adalah jendela ke dunia virtual. Tahun 1975, seorang ilmuwan bernama Myron
Krueger menemukan videoplace yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dengan objek virtual untuk pertama kalinya. Tahun 1989, Jaron Lanier
memeperkenalkan virtual reality dan menciptakan bisnis komersial pertama kali didunia maya, Tahun 1992 mengembangkan Augmented Reality untuk melakukan
perbaikan pada pesawat boeing, dan pada tahun yang sama, LB Rosenberg mengembangkan salah satu fungsi sistem AR, yang disebut virtual fixtures, yang
digunakan di Angkatan Udara AS Armstrong Labs, dan menunjukan manfaatnya pada manusia, dan pada tahun 1992 juga, Steven Feiner, Blair Maclntyre dan Dorée
Seligmann, memperkenalkan untuk pertama kalinya Major Paper untuk perkembangan Prototype Augmented Reality Setiawanto, I. 2012.
Cara kerja Augmented Realit yterdiri dari enam tahap Villagomez,G.2010. yakni:
Universitas Sumatera Utara
a. Perangkat input menangkap video dan mengirimkannya ke prosesor.
b. Perangkat lunak di dalam prosesor mengolah video dan mencari suatu pola.
c. Perangkat lunak menghitung posisi pola untuk mengetahui dimana objek
virtual akan diletakkan.
d. Perangkat lunak mengidentifikasi pola dan mencocokkannya dengan informasi
yang dimiliki perangkat lunak. e.
Objek virtual akan ditambahkan sesuai dengan hasil pencocokan informasi dan diletakkan pada posisi yang telah dihitung sebelumnya.
f. Objek virtualakan ditampilkan melalui perangkat tampilan.
Gambar 2.1. Diagram Sistem Kerja AR
Sumber: Villagomez, G. 2010 Terdapat dua metode yang dikembangkan pada AR saat ini yaitu,
1. Marker Augmented Reality Marker Bases Tracking
AR berbasis marker disebut juga pelacakan berbasis marker, merupakan tipe AR yang mengenali marker dan mengidentifikasi pola dari marker tersebut untuk
menambahkan suatu objek virtual ke lingkungan nyata. Marker merupakan ilustrasi persegi hitam dan putih dengan sisi hitam tebal, pola hitam di tengah persegi dan latar
belakang putih. Contoh marker dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Contoh marker dan titik koordinat virtual pada marker
Titik koordinat virtual pada marker berfungsi untuk menentukan posisi dari objek virtual yang akan ditambahkan pada lingkungan nyata. Posisi dari objek virtual
akan terletak tegak lurus dengan marker. Objek virtual akan berdiri segaris dengan sumbu Z serta tegak lurus terhadap sumbu X kanan atau kiri dan sumbu Y depan
atau belakang dari koordinat virtual marker. Ilustrasi dari titik koordinat virtual marker
dapat dilihat pada Gambar 2.2. Pada gambar 2.3 merupakan contoh marker yang digunakan pada Augmented
Reality. Marker yang dibuat haruslah mempunyai pola yang unik sehingga akan menampilkan pola atau objek yang akan ditampilkan sesuai dengan apa yang
diinginkan.
Gambar 2.3. Marker sebelum dan sesudah diupload ke vuforia developer
Universitas Sumatera Utara
2. Markerless Augmented Reality
Markerless AR merupakan tipe AR yang tidak menggunakan marker untuk
menambahkan objek virtual ke lingkungan nyata. Berdasarkan teknik pelacakan pola dari video yang ditangkap perangkat penangkapan. Markerless AR dibagi menjadi dua
teknik, yaitu : a.
Pose Tracking Teknik Pose Tracking bekerja dengan cara mengamati lingkungan yang static
tidak bergerak dengan perangkat keras AR yang bergerak. Teknik Pose Tracking dapat dilihat pada penerapan pada Global Positioning System GPS,
kompas digital dan sensor. Pada teknik Pose Tracking perangkat keras AR tidak perlu beradaptasi dengan marker atau suatu pola, namun perangkat keras AR
harus memiliki sensitifitas sensor yang baik untuk menambahkan suatu objek virtual ke dalam lingkungan nyata.
b. Pattern Matching
Teknik Pattern Matching mirip dengan tipe Marker Based AR, namun marker diganti dengan suatu gambar biasa. Berbeda dengan teknik Pose Tracking, cara
kerja teknik Pattern Matching adalah dengan mengamati lingkungan nyata melalui pendeteksian pola dan orientasi gambar dengan perangkat keras AR yang
tidak bergerak. Teknik ini dapat mengenali pola apa saja selain marker, seperti cover
buku, lukisan, jendela bus, wajah manusia dan sebagainya Erwin, dkk. 2013.
2.2.1.Unity 3D Unity
adalah salah satu game engine yang banyak digunakan. Dengan software ini, membuat game sendiri dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat. Unity berjalan
di Windows, Mac, Xbox 360, PlayStation3, Web, Wii,iOS, AnDrone dan baru-baru ini Flash
Rimahirdani, dkk. 2012. Fungsi Unity sebagai software pembangun aplikasi dan coding editor pada aplikasi yang akan dibuat.
Pada Unity terdapat beberapa hal penting untuk membuat atau membangun suatu aplikasi, diantaranya yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Project
Project merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang dikemas
menjadi satu dalam sebuah software agar bisa dibangun menjadi sebuah aplikasi. Pada Unity, project berisi identitas aplikasi yang meliputi
namaProject, platform building. Kemudian packageapa saja yang akan digunakan, satu atau beberapa scene aplikasi, asset, dan lain-lain.
b. Scene
Scene , dapat disebut juga dengan layar atau tempat untuk membuat layar
aplikasi.Scene dapat dianalogikan sebagai level permainan, meskipun tidak selamanya scene adalah level permainan. Misal, level1 diletakkan pada
scene 1, level2 pada scene2, dst. Namun scene tidak selamanya berupa level,
bisa jadi lebih dari satu level diletakkan dalam satu scene. Game menu biasanya juga diletakkan pada satu scene tersendiri.Suatu scene dapat berisi
beberapa Game Object.Antara satu scene dengan scene lainnya bisa memiliki Game Object
yang berbeda. c.
Asset dan Package Asset dan Package
, suatu asset dapat terdiri dari beberapa package.Asset atau package
adalah sekumpulan object yang disimpan. Object dapat berupa Game Object
, terrain, dan lain sebagainya. d.
Vuforia SDK Vuforia
adalah Augmented Reality Software Development Kit SDK untuk perangkat bergerak yang memungkinkan pembuatan aplikasi Augmented
Reality . Vuforia menggunakan teknologi Computer Vision untuk mengenali
dan melacak marker atau image target dan objek 3D sederhana , seperti kotak , secara real-timeNugraha, I.S. 2014.
Adapun fitur-fitur yang dimiliki oleh Unity antara lain sebagai berikut. a. Integrated Development Environment IDE atau lingkungan pengembangan
terpadu. b. Penyebaran hasil aplikasi pada banyak platform,
c. Engine grafis menggunakan Direct3D Windows, OpenGL Mac, Windows, OpenGL ES
iOS, dan proprietary API Wii,
Universitas Sumatera Utara
d. Game Scripting melalui Mono.Scripting yang dibangun pada Mono, implementasi open source dari NET Framework. Selain itu Programmer
dapat menggunakan
UnityScript bahasa
custom dengan
sintaks JavaScriptinspired
, bahasa C atau Boo yang memiliki sintaks Python- inspired
Rizki, Y. 2012.
2.2.2.Vuforia Dalam pembangunan sebuah sistem yang menggunakan Unity maka dibutuhkan
Vuforia.Vuforia adalah ekstensi Augmented Reality diciptakan oleh Qualcomm dan Vuforia sangat tergantung oleh software Unity 3D. Vuforia adalah marker dasar
sistem Augmented Reality dan vuforia dapat mendeteksi gambar dan mengikuti kemampuan sistem ke dalam IDE Integrated Development Environment Unity3D,
vuforia juga mengizinkan pembangunan sistem untuk menciptakan secara mudah aplikasi Augmented Reality dan permainan games. Santoso 2012 menyebutkan
sebuah vuforia berdasarkan aplikasi Augmented Reality disusun mengikuti komponen utama, yaitu: kamera, pengubah gambar, tracker, video background renderer, kode
aplikasi dan sumber-sumber target.
Mulai RegisterLogin
Developer Vuforia Target Manager
Buat Database Baru Unggah Gambar
Memilih Marker Mengunduh Target
Dataset Menghubungkan
dengan Aplikasi Selesai
Database
Ya Tidak
Gambar 2.4. Diagram Alur Pembuatan Marker pada Vuforia
Universitas Sumatera Utara
Gambar diatas menunjukkan tahapan untuk membuat marker pada vuforia yang dimulai dari registrasi atau login pada vuforia kemudian dengan membuat
database dan dilanjutkan ke proses selanjutnya hingga menjadi sebuah marker.
2.3. Android