Persiapan Penelitian Cara Analisis Data

commit to user 18

C. Persiapan Penelitian

1. Persiapan kandang Kandang terlebih dahulu dibersihkan dengan cara disemprot formalin yang bertujuan untuk menjaga kebersihan kandang dari mikrobia pathogen . Tempat pakan dan minum dibersihkan dengan cara direndam dalam formalin. 2. Persiapan puyuh Puyuh yang baru datang diberikan Vitasetres untuk mengembalikan stamina yang berkurang setelah perjalanan selanjutnya Puyuh terlebih dahulu diadaptasikan selama dua minggu, kemudian dilakukan proses pemeliharaan. 3. Pemberian vitamin A dalam ransum Pemberian vitamin A disesuaikan dengan jumlah perlakuan kemudian ditumbuk hingga halus dan dicampurkan ke dalam ransum, urutan penyusunan ransum adalah mineral, vitamin A, konsentrat, bekatul, dan jagung putih.

D. Cara Penelitian

1. Macam penelitian Penelitian tentang Suplementasi Vitamin A dalam Ransum terhadap Produksi dan Kualitas Telur Burung Puyuh dilakukan secara eksperimental. 2. Rancangan Percobaan Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAL pola searah dengan 4 perlakuan P0, P1, P2, P3. Setiap perlakuan terdiri dari 5 kali ulangan, dan setiap ulangan terdiri dari 4 ekor puyuh. Macam perlakuan sebagai berikut : P0 = Ransum Basal + vitamin A 0 IU per kg ransum P1 = Ransum Basal + vitamin A 1500 IU per kg ransum P2 = Ransum Basal + vitamin A 3000 IU per kg ransum P3 = Ransum Basal + vitamin A 4500 IU per kg ransum commit to user 19 3. Peubah penelitian a. Rataan Produksi telur HDA Rata-rata produksi telur dihitung dengan cara : HDA = Jumlah telur dalam satu hari X 100 Jumlah puyuh yang ada setiap hari

b. Rataan Konversi Pakan

Rata-rata konversi pakan dihitung dengan cara : Konversi Pakan = Jumlah pakan yang dihabiskan Jumlah berat telur yang dihasilkan c. Rataan Berat Telur gekorhari Rata-rata berat telur dihitung dengan cara : Berat telur g = Jumlah berat telur yang dihasilkan Jumlah telur yang dihasilkan d. Tebal Kerabang Telur mm Telur terlebih dahulu dipecahkan, kemudian diukur Tebal kerabangnya dengan alat dial shell thicknes pada bagian ujung runcing, ujung tumpul, dan bagian tengah, barulah dirata-ratakan. Dinyatakan dalam satuan mm. e. Warna Kuning Telur Nilai warna kuning telur diperoleh dengan cara membandingkan warna kuning telur puyuh dengan Yolk Colour Fan . f. Nilai Haugh Unit HU Nilai Haugh Unit diperoleh dengan cara telur dipecahkan terlebih dahulu untuk dicari tinggi albumennya dengan alat Deepth Micrometer . Setelah mendapatkan nilai tinggi albumen , selanjutnya dikonversikan dalam satuan HU dengan rumus : HU = 100 log H+7,57-1,7 W 0,37 Keterangan : HU = Haugh Unit H = Tinggi Albumen W = Berat Telur Card, 1975 disitasi Sudibya 1989. commit to user 20 4. Pelaksanaan penelitian Pengumpulan data rataan produksi telur, rataan konversi pakan, dan rataan berat telur dilakukan ketika puyuh sudah bertelur yaitu pada umur 46 hari. Sedangkan data rataan tebal kerabang telur, warna kuning telur, dan tinggi albumen dilakukan tiga kali dalam tiga hari pada tanggal akhir bulan periode penelitian. Pemberian pakan dan minum dilakukan satu kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.00 WIB secara ad libitum

E. Cara Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis dengan Analysis of Variance Anava, dan jika terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji Orthogonal Kontras Astuti, 1980. Tabel 4. Tabulasi data Perlakuan Ulangan 1 2 3 4 5 Rata-rata P0 4 - - - - 4 P1 4 - - - - 4 P2 4 - - - - 4 P3 4 - - - - 4 Tabel 5. Anava Sumber Variasi db jk KT Fhit Ftab 5 1 Perlakuan 3 Jk P KT p KT p KT 6 P V s P 1 , P 2 , P 3 1 Jk p1 KT p1 P 1 V s , P 2, P 3 1 Jk p2 KT p2 P 2, V s , P 3 1 Jk p3 KT p3 GalatEror 16 Jk 6 KT 6 Sd = …. Total 19 19 Jk k KT k KK=….. commit to user 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Produksi Telur

Rata-rata produksi telur puyuh selama penelitian disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Rata-rata produksi telur HDA Perlakuan Ulangan Rata-rata 1 2 3 4 5 P0 75,52 76,79 72,55 78,06 73,33 75,25 P1 76,50 77,57 75,56 74,43 74,49 75,71 P2 73,31 81,62 62,19 84,31 82,61 76,81 P3 85,50 75,02 81,48 81,25 84,57 81,56 Rata-rata Produksi Telur HDA yang diperoleh selama penelitian untuk masing-masing perlakuan P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut yaitu 75,25; 75,71; 76,81; dan 81,56. Hasil analisis variansi produksi telur HDA menunjukan hasil yang berbeda tidak nyata P0,05. Hal ini berarti suplementasi vitamin A dalam ransum hingga aras 4500 IU berpengaruh tidak nyata terhadap produksi telur HDA, ini disebabkan karena peranan vitamin A dalam produksi telur hanya sebagai penunjang dalam proses pembentukan telur sehingga pengaruhnya kurang begitu terlihat, dalam hal ini fungsi vitamin A adalah untuk menstabilkan pelaksanaan metabolisme dalam tubuh puyuh sehingga apabila metabolisme berjalan dengan baik maka produksi telur akan optimal. Vitamin A juga merupakan unsur gizi yang dibutuhkan oleh puyuh dalam proses pembentukan telur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rasyaf 1983 Zat-zat makanan yang dibutuhkan burung puyuh adalah protein, energi, vitamin, mineral dan air. Semua unsur gizi itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, menggantikan bagian-bagian tubuhnya yang telah rusak, pembentukan daging dan lemak, pembentukan telur, dan bagian tubuh yang lain. Hasil analisis statistik tercantum pada Lampiran 1, sedangkan diagram batang rata-rata produksi telur HDA dapat dilihat pada Gambar 1.