Jenis-jenis Puyuh TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Jenis-jenis Puyuh

Coturnix coturnix japonica Puyuh termasuk family Phasianidae dan ordo Galliformes , dapat menghasilkan telur sebanyak 250-300 butir per ekor selama setahun. Betinanya mulai bertelur pada umur 41 hari. Telurnya berwarna coklat tua, biru, putih dengan bintik-bintik hitam, coklat dan biru. Jantan dewasa didentifikasikan dengan bulu-bulu berwarna coklat muda pada bagian atas kerongkongan dan dada yang merata. Betina dewasa warnanya mirip dengan jantan, kecuali bulu pada kerongkongan dan pada dada bagian atas warna coklat muda lebih terang, dihiasi totol-totol coklat tua Listiyowati dan Roospitasari, 2009. Coturnix Chinensis Blue brested Quail Di Indonesia dinamakan puyuh pepekoh. Burung puyuh ini termasuk dalam suku Phasianidae . Puyuh jantan di bagian tenggorokannya terdapat warna hitam dengan garis lebar berwarna putih. Puyuh betina warnanya lebih muda, yaitu coklat muda pada muka, dada, dan perut dengan garis kehitaman. Kerongkongannya keputih-putihan. Listiyowati dan Roospitasari, 1992. Arborophila Javanica Chesnut bellied Partridge Di Indonesia disebut puyuh gonggong Jawa. Puyuh ini berukuran sedang, panjang badan mencapai 25 cm. Ciri-cirinya mempunyai bulu kemerah-merahan, pada kepalanya terdapat tanda berbentuk cincin yang berwarna hitam. Ekornya melengkung ke bawah berwarna keabu-abuan. Sayapnya berwarna kecoklatan dengan totol-totol hitam Listiyowati dan Roospitasari, 2009. commit to user 4 Arborophila Orientalis Grey Bellied Partridge Di Indonesia disebut puyuh gonggong biasa, tubuhnya berukuran medium dengan panjang 25 cm. Ciri-cirinya pada leher bagian samping terdapat warna coklat gelap dengan strip pada mata, dagu dan kuping yang letaknya tersembunyi berwarna putih. Punggung berwarna coklat dengan garis-garis hitam, sayap coklat dengan totol hitam. Dada coklat keabu-abuan dan perut keputih-putihan. Pinggul berwarna hitam bercampur putih, mata dan kaki berwarna kuning, paruh coklat kemerahan Listiyowati dan Roospitasari, 1992.

B. Vitamin A