Produksi Telur Konversi Pakan

commit to user 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Produksi Telur

Rata-rata produksi telur puyuh selama penelitian disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Rata-rata produksi telur HDA Perlakuan Ulangan Rata-rata 1 2 3 4 5 P0 75,52 76,79 72,55 78,06 73,33 75,25 P1 76,50 77,57 75,56 74,43 74,49 75,71 P2 73,31 81,62 62,19 84,31 82,61 76,81 P3 85,50 75,02 81,48 81,25 84,57 81,56 Rata-rata Produksi Telur HDA yang diperoleh selama penelitian untuk masing-masing perlakuan P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut yaitu 75,25; 75,71; 76,81; dan 81,56. Hasil analisis variansi produksi telur HDA menunjukan hasil yang berbeda tidak nyata P0,05. Hal ini berarti suplementasi vitamin A dalam ransum hingga aras 4500 IU berpengaruh tidak nyata terhadap produksi telur HDA, ini disebabkan karena peranan vitamin A dalam produksi telur hanya sebagai penunjang dalam proses pembentukan telur sehingga pengaruhnya kurang begitu terlihat, dalam hal ini fungsi vitamin A adalah untuk menstabilkan pelaksanaan metabolisme dalam tubuh puyuh sehingga apabila metabolisme berjalan dengan baik maka produksi telur akan optimal. Vitamin A juga merupakan unsur gizi yang dibutuhkan oleh puyuh dalam proses pembentukan telur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rasyaf 1983 Zat-zat makanan yang dibutuhkan burung puyuh adalah protein, energi, vitamin, mineral dan air. Semua unsur gizi itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, menggantikan bagian-bagian tubuhnya yang telah rusak, pembentukan daging dan lemak, pembentukan telur, dan bagian tubuh yang lain. Hasil analisis statistik tercantum pada Lampiran 1, sedangkan diagram batang rata-rata produksi telur HDA dapat dilihat pada Gambar 1. commit to user 22 Gambar 1. Diagram rata-rata produksi telur

B. Konversi Pakan

Rata-rata Konversi Pakan puyuh selama penelitian disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata konversi pakan Perlakuan Ulangan Rata-rata 1 2 3 4 5 P0 4,74 3,30 5,70 5,62 5,81 5,03 P1 3,48 3,83 4,72 3,68 5,00 4,14 P2 2,89 5,92 2,92 3,33 3,12 3,64 P3 3,34 3,01 4,49 2,72 2,90 3,29 Rata-rata konversi pakan yang diperoleh selama penelitian untuk masing- masing perlakuan P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut yaitu 5,03; 4,14; 3,64; dan 3,29. Berdasarkan analisis variansi ternyata pengaruh aras vitamin A terhadap konversi pakan menunjukan hasil yang berbeda tidak nyata P0,05. Hal ini menunjukan bahwa pada penambahan suplementasi vitamin A ke dalam ransum hingga aras 4500 IU berpengaruh tidak nyata terhadap konversi pakan, walaupun ada kecendrungan semakin tinggi pemberian suplementasi vitamin A akan semakin memperbaiki konversi pakan. Nilai konversi pakan yang berbeda tidak nyata disebabkan oleh nilai berat telur yang juga mempunyai hasil berbeda tidak nyata karena angka konversi pakan didapat dengan cara pembagian antara jumlah pakan yang dihabiskan g dengan jumlah berat telur g yang dihasilkan dalam waktu tertentu disebutkan oleh Rasyaf 1991. commit to user 23 Secara Umum dapat dilihat bahwa pemberian suplementasi vitamin A dengan aras 4500 IU pada perlakuan P3, memiliki angka konversi pakan yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar 3,29 yang artinya pakan yang paling efisien diberikan pada taraf 4500 IU, seperti yang dinyatakan Rasyaf 1991 bahwa semakin kecil konversi pakan berarti pemberian pakan semakin efisien , namun jika konversi pakan tersebut membesar, berarti telah terjadi pemborosan pakan. Hasil analisis statistik tercantum pada Lampiran 2, sedangkan diagram batang rata-rata Konversi Pakan dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram rata-rata konversi pakan

C. Berat Telur