Berat Telur HASIL DAN PEMBAHASAN

commit to user 23 Secara Umum dapat dilihat bahwa pemberian suplementasi vitamin A dengan aras 4500 IU pada perlakuan P3, memiliki angka konversi pakan yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar 3,29 yang artinya pakan yang paling efisien diberikan pada taraf 4500 IU, seperti yang dinyatakan Rasyaf 1991 bahwa semakin kecil konversi pakan berarti pemberian pakan semakin efisien , namun jika konversi pakan tersebut membesar, berarti telah terjadi pemborosan pakan. Hasil analisis statistik tercantum pada Lampiran 2, sedangkan diagram batang rata-rata Konversi Pakan dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram rata-rata konversi pakan

C. Berat Telur

Rata-rata berat telur puyuh selama penelitian disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Rata-rata berat telur gekorhari Perlakuan Ulangan Rata-rata 1 2 3 4 5 P0 10,53 11,11 11,21 10,72 10,62 10,84 P1 10,84 10,55 10,73 11,19 11,10 10,88 P2 11,15 11,19 10,76 10,57 11,12 10,96 P3 10,98 11,14 11,25 11,48 11,36 11,24 Rata-rata berat telur gekorhari yang diperoleh selama penelitian untuk masing-masing perlakuan P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut yaitu 10,84; 10,88; 10,96; dan 11,24 gekorhari. Hasil analisis variansi berat telur menunjukan hasil yang berbeda tidak nyata P0,05. Hal ini berarti suplementasi vitamin A dalam ransum hingga 4500 IU berpengaruh tidak nyata terhadap berat telur, commit to user 24 ini disebabkan karena vitamin A bukanlah faktor utama yang mempengaruhi berat telur, vitamin A hanya membantu proses terbentuknya berat telur secara tidak langsung karena vitamin A berfungsi untuk mendorong pertumbuhan dan menjaga berat badan pada puyuh yang sedang berproduksi, hal ini sesuai dengan pendapat Anggorodi, 1995 bahwa fungsi vitamin A adalah untuk menjaga struktur dan fungsi normal sel epithel dan jaringan syaraf, untuk pertumbuhan, menjaga sekresi mukosa dan menjaga berat badan. Sedangkan Berat badan akan berpengaruh terhadap berat telur, hal ini sesuai dengan pernyataan Etches 1996 menyatakan bahwa berat telur dipengaruhi oleh faktor genetik, berat badan ternak, umur, dan temperatur lingkungan. Ditambahkan oleh Listiyowati dan Roospitasari 1992 menyatakan bahwa bobot telur puyuh rata-rata 10 gbtr atau sekitar 8 dari bobot puyuh betina. Hasil analisis statistik tercantum pada Lampiran 3, sedangkan diagram batang rata-rata Berat Telur dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Diagram rata-rata berat telur commit to user 25

D. Tebal Kerabang Telur