35
pribadi dan kesempatan-kesempatan pendidikan dari individu maupun negara. Pelaksanaan pendidikan multikultural di Indonesia dilandasi oleh teori cultural
pluralisme and mosaic analogy. Asumsinya bahwa masyarakat yang terdiri atas individu-individu yang beragam latar belakang agama, etnik, bahasa, dan budaya,
memiliki hak untuk mengekspresikan identitas budayanya secara demokratis. Tipe pendidikan ini sama sekali tidak meminggirkan identitas budaya tertentu,
termasuk identitas budaya kelompok minoritas sekalipun. Bila dalam suatu masyarakat terdapat individu pemeluk agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu,
Buddha, dan Konghucu, semua pemeluk agama diberi peluang untuk mengekspresikan identitas keagamaannya masing-masing. Bila individu dalam
masyarakat berlatar-belakang budaya Jawa, Madura, dll, misanya, tiap-tiap individu berhak menunjukkan identitas budayanya, bahkan diizinkan untuk
mengembangkannya. Dengan demikian, tiap-tiap identitas individu dan kelompok dapat bertahan dan membentuk mosaik yang indah.
2.3 Interaksi Sosial
Interaksi dari berbagai segi kehidupan yang sering kita alami dalam
kehidupan sehari-hari akan membentuk satu pola hubungan yang saling
mempengaruhi sehingga akan membentuk suatu sistem sosial dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya
dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi. a.
Kontak Sosial Kata “kontak” Inggris: “contact berasal dari bahasa Latin con atau cum
yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak
Universitas Sumatera Utara
36
selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui
telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut.Kontak
sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu
pertentangan atau konflik. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer
terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar
tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya,
percakapan melalui telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW
mengundang ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang
ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.
b. Komunikasi
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku
pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
37
Faktor-faktor dalam interaksi sosial meliputi faktor sugesti, motivasi, imitasi, identifikasi simpati dan empati. Faktor sugesti berlangsung apabila
seseorang memberi pandangan atau sikap dari dirinya yang kemudian diterima pihak lain, sedangkan identifikasi merupakan kecenderungan seseorang untuk
menjadi sama dengan yang lain dan bisa berlangsung secara sadar ataupun tidak sadar. Berbeda dengan identifikasi proses simpati merupakan proses dimana
seseorang merasa tertarik dengan orang lain dan dalam hal ini perasaan memegang peranan yang sangat penting walau dorongan utamanya adalah untuk
memahami orang lain dan bekerjasama dengannya. Proses interaksi sosial biasanya didasari berbagai faktor waridah, 2001 : 18-20.
Sedangkan Homans dalam Ali, 2004: 87 mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya. Konsep yang
dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu
stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya. Sedangkan menurut Shaw, interaksi sosial adalah suatu pertukaran
antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama
lain. Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih
hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi
Universitas Sumatera Utara
38
satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain.
Menurut Soerjono Soekanto bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama cooperation, persaingan competition dan bahkan juga berbentuk
pertentanga atau pertikaian conflict .
Gilin dan Gilin pernah mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya
interaksi sosial, yaitu: 1.
Proses asosiatif processes of association yang terbagi kedalam tiga bentuk khusus lagi, yakni:
a Akomodasi
b Asimilasi dan alkulturasi
2. Proses disosiatif processes of dissociation yang mencangkup:
a Persaingan.
b Persaingan yang meliputi kontravensi dan pertentangan atau pertikaian
conflict.
Sistematika yang lain pernah pula dikemukakan oleh Kimball Young, menurutnya bentuk-bentuk proses sosial adalah:
1. Oposisi opposition yang mencangkup persaingan competition dan
pertentangan atau pertikaian conflict. 2.
Kerja sama cooperation yang menghasilkan akomodasi accomodation, dan
Universitas Sumatera Utara
39
3. Differensiasi differentiation yang merupakan suatu [proses dimana
orang perorangan di dalam masyarakat memperoleh hak-hak dan kewajiban- kewajiban yang berbeda dengan orang lain dalam masyarakat atas dasar
perbedaan usia, seks dan pekerjaan. Differensisasi tersebut menghasilkan lapisan- lapisan masyarakat.
Menurut Woodworth, cara-cara individu mengembangkan diri dan berinteraksi dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu
individu bertentangan dengan lingkungannya, individu menggunakan lingkungannya, individu berpartisipasi dengan lingkungannya dan individu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial yang juga dapat
dinamakan proses sosial, oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain dari proses sosial hanya
merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal utama dalam dunia
pendidikan, sekolah juga dapat dikatakan sebagai kelompok sosial karena adanya interaksi sosial yang berlangsung didalamnya seperti interaksi antara guru dan
murid dimana mereka dapat berinteraksi lebih dekat. Contohnya saat murid kurang paham tentang pelajaran yang diberikan oleh gurunya, maka guru dapat
memberikan penjelasan yang lebih detail. Robert K Merton menyatakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan,
disebut kelompok sosial, hal ini menegaskan bahwa sekolah merupakan kelompok sosial. Merton membagi tiga kriteria suatu kelompok :
1. Memiliki pola interaksi
Universitas Sumatera Utara
40
2. Pihak yang berinteraksi mendefenisikan dirinya sebagai anggota
kelompok 3.
Pihak yang berinteraksi didefenisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok.
Menurut Robert bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidanya sebuah organisasi, hubungan natara kelompok dan
kesadaran jenis. Interaksi yang terjadi dalam suatu kelompok sosal yang majemuk biasanya akan memiliki peluang konflik yang besar. Untuk itu dalam interaksi
sosial dalam kelompok sosial yang memiliki keberagaman dibutuhkan adanya sikap toleran terhadap perbedaan yang ada. Termasuk didalam lingkungan
sekolah, dimana interaksi yang terjadi antar siswa atau siswa dengan guru, jika dalam lingkungan sekolah yang memiliki keberagaman tidak diterapkan toleransi
atau sikap saling menghargai dalam perbedaan-perbedaan yang ada. Contohnya saat bulan puasa di sekolah YP. Sultan Iskandar Muda, kantin
akan di tutupi kain dan siswai non islam dianjurkan makan dikantin saja dan tidak di kelas agara menghargai teman-teman mereka yang berpuasa. Atau pada
saat pelajaran agama, bagi umat kristiani biasanya menyanyikan lagu-lagu rohani, dan umat beragama yang lain menghormnati dengan menjaga susana di sekitar
tetap tenang. Contoh contoh ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga tidak terlepas dari adanya interalksi yang terjadi antar elemen sekolah
tersebut. Elemen-elemen sekolah dengan indidvidu-individu yang ada didalamnya, serta kelompok-kelompok yang kesemuanya berfungsi sebagai satu
kesatuan membentuk suatu interaksi. Hal ini sesuai dengan pandangan simmel yang merujuk pada Fechner tentang doktrin-doktrin atomisme logis yang
Universitas Sumatera Utara
41
menyebutkan bahwa masyarakat lebih merupakan sebuah interaksi individu- individu dan bukan merupakan sebuah interaksi substansial soekanto, 2003 :118
2.4 Toleransi Multikultural