60
4.2 Profil Informan
I . INFORMAN GURU
1. Nama
: Edy Tjitro Sihombing, M.pd Jabatan
: Kepala Sekolah SMA Agama
: Khatolik Suku
: Batak Toba Lama Menjabat
: 2008-sekarang
Bapak Edy Tjitro adalah kepala sekolah SMA Sultan Iskandar Muda Medan. Beliau menjabat sebagai kepala sekolah SMA sejak tahun 2008
menggantikan Pak Sinaga. Sebelum menjadi kepala sekolah pak edy adalah seorang guru matematika untuk tingkat SMA. Pak edy memiliki kepribadian yang
menyenangkan namun sangan disegani siswa karena sifat tegas dan disiplin nya. Pak edy menikah dengan seorang guru di YP. Sultan Iskandar Muda yaitu Ibu
Ellyana dan memiliki seorang putri dan seorang putra. Menurut beliau sendiri toleransi itu keadaan dimana adanya rasa saling
tenggang rasa untuk saling menghargai dan menghormati hak orang lain meski berbeda dengan kita. Beliau juga menuturkan bahwa toleransi sangat penting
didalam lingkungan sekolah terutama sekolah seperti sekolah YP. Sultan Iskandar Muda Medan ini dimana ada berbagai siswa yang berasal dari keluarga dengan
status sosial, etnis, budaya dan agama yang berbeda-beda yang kapanpun di dalam lingkungan sekolah bukan tidak mungkin akan muncul masalah diantara siswa.
Universitas Sumatera Utara
61
Jadi sikap toleransi ditanamkan pada siswa agar mengurangi bahkan menghilangkan masalah perbedaan tersebut.
Pak edy sendiri bersuku batak dan beragama khatolik. Tetapi beliau bersikap adil kepada semua siswa tanpa memandang agama maupun status sosial
siswa. Jika siswa melakukan kesalahan atau ketidakdisiplinan beliau akan memberi sanksi yang sesuai kepada sisapapun siswa tersebut tanpa memandang
siapa siswa itu, agama nya maupun suku nya. Berikut hasil wawancara dengan beliau :
“Sekolah ini memang sudah dikenal sebagai sekolah yang di jadikan contoh untuk hal toleransi dalam keberagaman di sekolah. Karena
pendiri sekolah ini Pak dr.Sofyan Tan menginginkan sekolah yang berlandaskan bhinneka tunggal ika. Jadi baik saya selaku kepala sekolah maupun guru-guru di
tingkat SMA disini selalu berusaha yang terbaik mewujudkan keinginan beliau. Saya tidak akan mentolerir siapapun siswa yang melanggar peraturan apalagi
siswa yang menimbulkan masalah dengan embel-embel perbedaan status sosial, agama atau apapun yang mereka anggap berbeda”
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMA YP. Sultan Iskandar Muda tanggal 20 November 2015
2. Nama
: Dharma Berlim, Spd Agama
: Buddha Jenis kelamin
: Laki-laki Suku
: Etnis tionghoa
Universitas Sumatera Utara
62
Jabatan : Guru
Lama menjabat : 2011-sekarang
Pak Berlim biasa siswa menyapa beliau dengan nama tersebut, beliau merupakan seorang guru SMA YP. Sultan Iskandar Muda. Beliau mengajar mata
pelajaran Pendidikan Agama Buddha tingkat SMA, beliau berasal dari etnis tionghoa dan tentu beragama Buddha. Beliau merupakan salah satu alumni
Universitas Negri Medan. Beliau juga salah satu guru yang dekat dengan siswa, tidak hanya siswa yang beragama Buddha maupun beretnis tionghoa tetapi siswa
yang beragama lain maupun beretnis lainpun menyenangi guru yang ramah satu ini. Beliau mengajar sudah kurang lebih 5 tahun sampai saat ini. Beliau mengaku
sangat senang bisa mengajar di sekolah ini, karena banyak hal yang menyenangkan dapat dilakukan sehingga mengajar bukan lah hal yang
membosankan bagi beliau. Dan toleransi merupakan upaya agar perbedaan perbedaan dapat menyatu sebagai ikatan persaudaraan. Senasib sepenanggungan
sehingga semua siswa merasa memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dan tak ada pengistimewaan.
Beliau juga menyatakan tentu saja ada saja siswa yang berulah dan membuat masalah namun sampai saat ini beliau masih mampu menangani nya.
YP. Sultan Iskandar Muda sudah seperti rumah kedua dan keluarga bagi beliau. Seperti yang diungkapkan beliau dalam wawancara tatap muka dengan beliau :
“saya sudah mengajar sekitar 5 tahun disini dan saya menikmati mengajar disini. Siswa sangat kreatif dan enerjik. Mereka senang berbaur dengan
guru-guru, meskipun tetap ada saja siswa yang bermasalah, tetapi saya selalu
Universitas Sumatera Utara
63
mencoba merangkul semua nya. Saya melakukan ini bukan semata mata ingin diberi reward sebagai guru favorite, tapi karena saya senang mengabdi di
sekolah ini. Saya juga tidak membeda bedakan siswa dalam memperlakukan mereka, semua siswa adalah sama hak dan kewajiban nya di sekolah ini. ”
hasil wawancara dengan bapak Dharma Berlim, tanggal 12 November 2015
3. Nama
: Khairani Hedra, S.S Agama
: Islam Jenis kelamin
: Perempuan Suku
: Melayu Jabatan
: Guru Bahasa Jepang Lama menjabat
: 2007-sekarang
Beliau adalah seorang guru bahasa jepang tingkat SMA, beliau sudah mengajar cukup lama disekolah ini. Beliau adalah lulusan sastra jepang
Universitas Sumatera Utara. Ibu 2 orang anak yang selalu disapa sensei ini merupakan guru yang lembut namun sangat tegas. Beliau akan memberikan
sanksi pada siswa yang melanggar aturan. Beliau juga aktif mengajak siswa untuk berkarya dalam bidang sastra jepang seperti mengajak siswa pada acara festival
budaya jepang atau mengikutsertakan siswa dalam perlombaan di bidang sastra jepang.
Hal ini salah satu cara agar siswa memahami meski memiliki perbedaan budaya dan bahasa bukan berarti tidak perlu mempelajarinya. Hal tersebut
Universitas Sumatera Utara
64
dilakukan beliau untuk mengajarkan pada siswa tentang toleransi. Bagi beliau toleransi adalah jembatan pemersatu bagi masyarakat Indonesia yang beragam,
dengan adanya toleransi hal-hal yang tidak mungkin menjadi mungkin serta dapat mengontrol konflik yang sering terjadi di masyarakat saat ini. Namun tidak hanya
masyarakat yang memerlukan sikap toleransi ini, dalam lingkungan sekolah juga penting adanya sikap toleransi. Sama halnya dalam lingkungan sehari hari bahwa
siswa harus menghormati dan menghargai perbedaan-perbedaan yang ada.
“Saya tidak akan pilih kasih, jika siswa salah maka harus diberi sanksi agar ada kesadaran untuk tidak mengulanginya lagi. Saya sering mengajak siswa
jika ada kegiatan di luar sekolah yang berhubungan dengan sastra jepang agar mereka memperoleh ilmu dengan belajar diluar sekolah. Saya akan membimbing
siswa yang berbakat dan ingin lebih mendalami sastra jepang, untuk memberi contoh pada siswa yang lain bahwa bahasa atau budaya yang berbeda tidak
menghalangi mereka untuk berkarya.” hasil wawancara dengan Ibu Khairani Hedra tanggal 22 Oktober 2015
4. Nama
: Ebenezer Parulian Dabukke S.Pd Agama
: Kristen Jenis kelamin
: Laki-Laki Suku
: Batak Simalungun Jabatan
: Guru Pendidikan Agama Kristen Lama menjabat
: 2013-sekarang
Universitas Sumatera Utara
65
Guru Pendidikan Agama Kristen di SMA YP. Sultan Iskandar Muda ini termasuk guru baru di sekoloah ini. Namun beliau mengatakan sangat mencintai
profesi nya sebagai guru di sekolah ini. Guru yang biasa di sapa Pak Ben ini guru yang humoris dan cukup disenangi siswa. Beliau adalah lulusan Universitas Negri
Medan jurusan Pendidikan Agama Kristen dan saat ini sedang meneruskan pendidikan nya untuk gelar master di salah satu universitas swasta di medan.
Beliau mengungkapkan bahwa adalah suatu tantangan mengajar di antara siswa yang memiliki beraga latar belakang seperti di sekolah ini. Ada banyak hal yang
menarik didalam mengajar siswa-siswi disini. Masalah yang muncul menurut beliau adalah cara untuk belajar sebagai seorang guru yang baik. Toleransi sendiri
menurut beliau adalah sikap yang akan menyelamatkan siswa pada saat hidup di masyarakat nantinya, sebab mereka akan menyadari bahwa menghargai orang lain
adalah wajib jika mereka ingin dihargai. Beliau tidak pernah membeda-bedakan siswa yang pintar atau bodoh, kaya atau miskin, suku apa maupun agama apa,
ji8ka ada siswa yang berbuat masalah tetap akan dihukum dan meski hanya mengajar mata pelajaran agama Kristen beliau juga berusaha untuk dekat dengan
semua siswa. “Saya memang hanya mengajar pelajaran agama krsiten tapi bukan
berarti saya tidak berhak merangkul siswa lainnya. Saya tetap berkomunikasi dan mendidik siswa lain yang bukan beragama Kristen. Seperti dalam kegiatan-
kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan belajar mengajar diluar kelas jika saya tidak berbaur dengan siswa lainnya saya akan kesulitan mengontrol mereka
diluar jam pelajaran. Saya berhak pula menghukum mereka jika mereka melakukan kesalahan diluar kelas. Toleransi dilakukan bukan untuk
Universitas Sumatera Utara
66
menyelamatkan diri sendiri atau menyelamatkan kelompok sendiri, bertoleransi berarti kita harus bisa menjauhkan ego kita, sehingga kita mampu menghormati
perbedaan diantara kita dan orang lain”
5. Nama
: Linda Dorothea S.pd Agama
: Khatolik Jenis kelamin
: Perempuan Suku
: Batak Jabatan
: Guru BP SMA dan Guru Bahasa Indonesia Lama menjabat
: 2005-sekarang
Ibu Linda adalah guru BP SMA YP. Sultan Iskandar Muda Medan sekaligus guru bidang studi Bahasa Indonesia. Beliau seorang guru yang ramah
namun dikenal sebagai guru “killer” sebab beliau sangat tegas dan siswa disamping menghormati namun memiliki rasa takut terhadap beliau. Terutama
bagi siswa yang sering tidak disiplin seperti terlambat atau tidak melengkapi atribut seragam. Siswa takut jika tertangkap Bu Linda bila melakukan kesalahan,
sebab siswa SMA yang sudah mulai beranjak dewasa merasa malu dihukum di depan siswa-siswi lainnya. Dan ibu linda adalah salah satu guru yang tidak perduli
siapa dan dimana siswa itu berada jika tidak disiplin maka akan dihukum dan diberi bobot sanksi di dalam buku dosa sesuai bobot kesalahan nya. Menurut bu
linda hal ini beliau lakukan agar siswa tidak manja. Selain itu Bu Linda yang bersuku batak dan beragama Kristen Khatolik ini tidak membeda-bedakan siswa
Universitas Sumatera Utara
67
nya. Menurut beliau toleran berarti bersikap adil terhadap hak orang lain dalam perbedaan masing-masing. Tidak melukai hak masing masing individu untuk
melakukan hal berdasarkan budaya yang dianut maupun keyakinan yang dimiliki, sekalipun itu berbeda.
“Dalam undang undang sudah tertera kebebasan hak memeluk agama maupun kebebasan dalam keberagaman budaya, jadi bukan hal besar jika sebuah
institusi pendidikan menerapkan toleransi dalam keberagaman. Kami sebagai guru menjalankan tugas kami sebagai pengajar serta sebagai warga Negara yang
baik. Jika siswa sulit menerima keadaan yang berbeda dari yang dia anut dan miliki disitulah tugas guru untuk mengarahkan dan mendidik mereka. Tidak
menyakiti perasaan teman karena ucapan yang menyindir perbedaannya juga merupakan satu bentuk toleransi.”
Hasil wawancara dengan Ibu Linda Dorothea 21 Oktober 2015
Universitas Sumatera Utara
68
II. Informan Siswa
1. Nama
: Anggiat Maruba Sihombing Usia
:15 Tahun Agama
: Kristen Jenis kelamin
: Laki-Laki Suku
: Batak Kelas
: X MIA
Anggi adalah salah satu siswa SMA YP. Sultan Iskandar Muda Medan kelas X IPA 2. Anggi biasa dirinya di sapa oleh teman temannya adalah anak ke
dua dari empat bersaudara. Anggi memiliki satu orang kakak perempuan yang sudah kuliah, adik laki-laki yang masih duduk di bangku SMP dan seorang adik
perempuan yang masih duduk di bangku SD. Orang tua Anggi berpropesi sebagai, ayah seorang TNI AD dan ibu sebagai Guru Sekolah Dasar di Medan. Anggi anak
yang rajin dan cukup berprestasi. Anggi mengatakan sangat senang berkompetisi dengan teman-teman di kelasnya. Anggi sangat senang bersekolah di YP.Sultan
Iskandar Muda, dia sudah bersekolah disini sejak SMP. Teman-teman dan guru- guru nya sangat ramah menurutnya. Anggi juga tidak suka memilih-milih teman,
semua teman di kelas adalah temannya bahkan dia juga berteman dengan beberapa siswa dari kelas lainnya.
“saya sudah sekolah disini sejak SMP kak, waktu naik ke SMA sempat tes ke negri tapi gak lulus, jadi saya minta balik sekolah disini lagi
soalnya saya suka sekolahnya bersih dan teman-temannya baik lagian udah
Universitas Sumatera Utara
69
banyak kawan yang dari SMP yang kukenal jadi gak susah lagi cari kawan, aku pun gak suka pilih-pilih kawan, tapi aku punya kelompok kor sih untuk gereja jadi
kalau untuk grup ini kami memang hanya yang Kristen.”
Seperti yang di utarakan anggi diatas dia memang tidak memilih teman tapi dia juga membentuk satu kelompok dari gereja yang mereka sebut anak
tuhan. Dalam pergaulannya terkadang anggi juga pernah memiliki masalah dengan teman lainnya baik selisih paham soal pelajaran, olahraga maupun agama
atau tidak sependapat dengan teman yang memiliki etnis atau budaya lainnya. Misalnya anggi mengatakan pernah bertengkar dengan teman sekelasnya karena
temannya menamai dia anak batak jorok, dia sangat marah dan memaki teman nya “china loleng”. Tapi akhirnya tentu saja mereka dihukum guru dan akhirnya
berbaikan. Hal-hal seperti ini memang sering muncul diantara siswa. Sebab toleransi bukan hal yang sepele dan semudah diucapkan untuk dapat benar-benar
diterapkan pada siswa-siswi yang memiliki beragam kepribadian.
2. Nama
: Muhammad Iqbal Fauzi Usia
:17 Tahun Agama
: Islam Jenis kelamin
: Laki-Laki Suku
: Tionghoa-Jawa Kelas
: XII MIA
Universitas Sumatera Utara
70
Muhammad Iqbal Fauzi adalah siswa SMA YP. Sultan Iskandar Muda yang duduk di kelas 3. Iqbal sebagaimana teman-teman memanggilnya
adalah anak pertama dari dua bersaudara. Iqbal memiliki satu orang adik laki-laki yang duduk di bangku SMP. Ayah Iqbal merupakan keturunan tionghoa, beliau
sudah meninggal dunia sejak Iqbal masih duduk di bangku SD kelas 5. Ayah nya dulunya seorang wiraswasta dan ibunya seorang ibu rumah tangga namun saat ini
ibunya harus bekerja sendiri. Iqbal juga salah satu siswa yang bergabung dalam pogram anak asuh berantai di YP. Sultan Iskandar Muda sejak kelas satu SMP.
Iqbal anak yang ramah dan aktif, dia juga pernah dipercaya sebagai ketua osis saat masih kelas dua SMA. Iqbal berteman dengan semua siswa yang dia kenal. Meski
Iqbal anak asuh dia tidak pernah merasa malu dengan status nya sebagai siswa yang kurang mampu dan menerima bantuan biaya dari sekolah, memang iqbal
bukan siswa yang terlalu cerdas namun prestasi nya juga tidak buruk, dia selalu berada di rangking 10 besar. Meski kadang ada saja teman yang mengejek dia
namun dia tetap bersabar dan tidak pernah terpancing emosi, iqbal memang anak yang cukup pendiam.
“Ya kak dari smp iqbal kan dah sekolah disini dan jadi anak asuh, karena mama kan gak sanggup biayain sekolah iqbal sendirian, iqbal sangat berterima
kasih sama sekolah ini soalnya iqbal bisa sekolah di sekolah bagus gini walaupun iqbal ini gak mampu bayar uang sekolah. Iqbal ga pernah pilih-pilih teman
semua iqbal temanin kok, iqbal juga ga pernah malu, buat apa malu justru iqbal bangga bisa dipercaya jadi anak asuh dan iqbal ga mau buat mama sedih kalau
berantem. Jadi kalau ada teman yang ejek iqbal anak miskin atau anak gak ada
Universitas Sumatera Utara
71
bapak iqbal sabarin aja ga mau berantem, nanti yang udah biayain sekolah iqbal disini dan mama iqbal kecewa.”
Bagi iqbal sekolah YP. Sultan Iskandar Muda sudah seperti keluarga nya sendiri, guru-guru dan teman-teman yang dia cintai. Bagi iqbal tidak marah saat di
ejek teman dan tidak mengejek teman lainnya itu juga bentuk toleransi iqbal di sekolah. Jika tidak ingin disakiti jangan menyakiti hati orang lain begitulah iqbal
mengutarakan pendapatnya. .
3. Nama
: Hendra Sentoso Usia
:17 Tahun Agama
: Buddha Jenis kelamin
: Laki-Laki Suku
: Tionghoa Kelas
: XII MIA
Hendra Sentoso adalah siswa SMA YP. Sultan Iskandar Muda Medan kelas 3. Hendra adalah anak ke 4 dari 5 bersaudara, hendra memiliki 2 kakak
perempuan dan satu kakak laki-laki serta satu adik perempuan. Semua saudara nya juga bersekolah di YP. Sultan Iskandar Muda. Hendra berasal dari keluarga
tionghoa beragama Buddha, Ayah nya seorang pengusaha dan ibu nya seorang ibu rumah tangga. Hendra berasal dari keluarga yang cukup berada. Tetapi hendra
tidak memilih-milih teman dari status sosial etnis maupun agama mereka, buktinya hendra memiliki banyak teman yang tidak hanya beretnis tionghoa atau
Universitas Sumatera Utara
72
hanya berada di kelas saja. Meski sebagian temannya yang beretnis tionghoa hanya bergabung dengan sesame tionghoa. Terkadang dalam pergaulan nya di
sekolah ada masalah seperti saat kelompok siswa tionghoa berkumpul mereka masih saja menggunakan bahasa mereka dan membuat siswa non tionghoa
terkadang merasa tidak nyaman atau bahkan ada siswa yang mengejek temannya dengan bahasa nya sehingga menimbulkan pertengkaran.
“Teman-teman lain yang chiness suka pakai bahasa hokien kan jadi kadang teman-teman lain yang gak ngerti jadi malas gabung atau ada kawan
yang ngejek pakai bahasa hokkien yang kawan non tionghoa ga ngerti akhirnya mereka berantam. Kalau aku sih gak pernah kak, malas aku punya masalah kan
kita ke sekolah untuk belajar dan main sma teman-teman. Aku sih cukup gak nyinggung agama atau suku kawan yang lain kek gitu kan toleransi juga. Soalnya
aku juga dah lama sekolah disini jadi udah terbiasa di lingkungan sekolah yang beragam siswa nya”
4. Nama
: Kharisma Nichta Usia
:15 Tahun Agama
: Hindu Jenis kelamin
: Perempuan Suku
: India Kelas
: XI IS Kharisma Nichta adalah siswa SMA YP. Sultan Iskandar Muda Medan
kelas dua. Nic biasa siswi ini di panggil teman-temannya adalah anak ke pertama
Universitas Sumatera Utara
73
dari 3 bersaudara, Nichta memiliki 2 laki-laki yang satu masih SMP dan satunya lagi SD. Kedua adink nya juga bersekolah di YP. Sultan Iskandar Muda. Nichta
berasal dari keluarga india beragama Hindu, Ayah nya seorang pengusaha dan ibu nya seorang ibu rumah Bidan. Nichta berasal dari keluarga yang berada, ayah
nichta termasuk pengusaha yang sukses. Namun nichta tidak pernah sombong dan menjauhi temannya yang dibawah status sosial dengannya. Dia berteman dengan
siapa saja, tidak hanya dalam pergaulan di sekolah, diluar sekolah juga nichta begitu. Nichta sekolah di YP. Sultan Iskandar Muda sejak SD dan hal ini
membuat nichta lebih nyaman dan mudah bergaul di sekolah karena nichta sudah sangat terbiasa dengan keadaan sekolah yang berisikan siswa-siswa yang berasal
dari berbagai macam status sosial, agama, maupun etnis dan budaya. Nichta mengatakan bahwa pada awal nya dia sulit bersosialisasi di sekolah ini, apalagi
dulu di sekolah ini belum ada mata pelajaran agama hindu sehingga nichta harus mengikuti pelajaran agama Buddha. Teman-teman juga sangat sedikit yang orang
inida dan beragama hindu. Namun guru-guru yang sangat mengarahkan semua siswa untuk menghargai teman-teman lainnya. Memang nichta memahami
toleransi selama bersekolah disekolah ini. Meski terkadang ada saja siswa nakal yang suka mengejek siswa india yang memiliki warna kulit yang gelap, tapi
kebetulan nichta orang india bersuku sikh Punjabi yang kulitnya putih. Walau begitu terkadang nichta merasa tidak senang jika temannya di hina.
“ ada sih temen yang usil suka ngejek kawan india yang hitam, mereka suka manggil mereka ane keleng. Ya meski ga pernah ke aku ngejek gitu aku juga
ga senang donk mereka kan temanku. Trus di SMA ada siswi-siswi yang bikin kelompok geng cantik, mereka nganggap diri mereka paling cantik dan kaya jadi
Universitas Sumatera Utara
74
nganggap siswi lain jelek dang a pantes dikawani. Mereka pernah ajak aku sih gabung, aku gak mau kak, alay mereka.”
5. Nama
: Abella Selviany Usia
:16 Tahun Agama
: Khatolik Jenis kelamin
: Perempuan Suku
: Batak Kelas
: XI MIA
Abella adalah siswa SMA YP. Sultan Iskandar Muda Medan kelas dua. Abel biasa disapa adalah anak ke 4 dari 4 bersaudara, abel memiliki 2 kakak
perempuan dan satu kakak laki-laki. Kakak tertua nya sudah menikah dan dua lainnya masih duduk di bangku kuliah. Abel berasal dari keluarga bersuku batak
toba, Ayah nya seorang PNS dan ibu nya seorang guru SD. Ayah dan ibu abel sangat perduli dengan pendidikan maka dari itu saat abel tidak lulus tes masuk
SMA negeri ayahnya memutuskan memasukkan abel ke SMA YP. Sultan Iskandar Muda sebab menurut ayahnya sekolah ini memiliki mutu yang bagus.
Memang abel bersekolah di sini baru sejak SMA namun abel merasa senang berada di sekolah ini. Teman-teman yang baik dan guru-guru yang ramah dan
menyenangkan serta lokasi sekolah yang bersih dan tenang. Abel sering berkumpul dengan temannya di kantin sekolah dan terkadang mengerjakan tugas
kelompok disana. Abel juga sangat menghargai teman yang berbeda agama misalnya saat teman yang muslim harus melaksanakan shalat abel akan menunggu
Universitas Sumatera Utara
75
mereka samapai selesai atau pada saat bulan ramadhan abel sebisa mungkin tidak makan dan minum di hadapan teman-teman yang muslim, sebab guru-guru selalu
mengingatkan untuk saling menghormati antar siswa. “ biasanya yang paling diuji kesabaran kak waktu bulan puasa abel gak
bebas makan minum soalnya teman-teman abel yang muslim kan puasa, biasanya abel pergi ke kantin dan makan dan minum disana. Tapi walaupun begitu abel
tetap senang karena temen abel juga menghargai saat abel harus berdoa sebelum makan yang cukup lama, mereka akan diam dan menunggu. Kami tidak pernah
bertengkar karena masalh agama ataupun suku. Terkadang siswa npn muslim lainnya sih masih suka bawa makanan dan minuman ke dalam kelas meski tahu
waktunya bulan puasa. Yah kan hak mereka tapi menurut abel mereka kurang menghargai teman yang sedang berpuasa”
4.3 Interpretasi Data Penelitian 4.3.1. Gambaran sekolah YP. Sultan Iskandar Muda Medan sebagai