106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman baik suku, ras maupun agama. Sebagaimana semboyan Indonesia yaitu “Bhinneka Tunggal
Ika” yang berarti meski berbeda-beda namun tetap satu jua, yakni Indonesia. Dari semboyan tersebutlah rakyat Indonesia di harapkan dapat tetap berdampingan
secara damai dalam keberagaman tersebut. Dimana Indonesia merupakan Negara dengan beragam suku, etnis dan juga agama. Negara kita memiliki lebih dari 300
kelompok etnik atau suku bangsa, dan 6 agama nya yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghuchu.
Menyadari bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari beberapa pemeluk agama dan banyak suku, yang sangat beraneka ragam. Maka, pencarian bentuk
pendidikan alternatif mutlak diperlukan. Yaitu suatu bentuk pendidikan yang berusaha menjaga kebudayaan suatu masyarakat dan memindahkanya kepada
generasi berikutnya, menumbuhkan akan tata nilai, memupuk persahabatan antara siswa yang beraneka ragam suku, ras, dan agama, mengembangkan sikap saling
memahami, serta mengerjakan keterbukaan dan dialog. Solusi seperti inilah yang banyak ditawarkan oleh “banyak ahli” dalam rangka mengantisipasi konflik
SARA dan menuju perdamaian abadi, yang kemudian terkenal dengan sebutan “toleransi”.
Universitas Sumatera Utara
107
Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sekolah YP. Sultan Iskandar Muda yang multikultural dimana terdapat beragam suku etnis ras
budaya agama maupun bahasa masing masing siswa sangat memerlukan adanya sikap toleransi dalam interaksi sosial yang terjadi dalam lingkungan sekolah. Dan
agar hal ini dapat terwujud dengan baik tidak hanya guru-guru namun kepala sekolah SMA YP. Sultan Iskandar Muda juga turut serta mengawasi, mengajarkan
dan menjaga sikap toleransi ini agar menjadi contoh bagi siswa-siswi SMA YP. Sultan Iskandar Muda Medan.
Penerapan toleransi itu sendiri adalah bentuk mimpi dari pendiri sekolah YP. Sultan Iskandar Muda yakni bapak dr. Sofyan Tan yang menginginkan suatu
lembaga pendidikan yang mengutamakan kesetaraan dalam keberagaman yang ada tanpa membeda-bedakan siapapun siswa yang bersekolah di sekolah tersebut.
Tidak hanya dalam proses belajar mengajar di kelas namun di luar kegiatan belajar mengajar guru-guru juga tetap memberi pembelajaran tentang pentingnya
toleransi. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendidik siswa untuk menghargai dan menghormati perbedaan teman serta mendisiplinkan siswa agar
siswa memahami kewajiban siswa dalam sekolah adalah mengikuti peraturan sekolah termasuk bersikap toleran.
Tentu saja dalam proses menerapkan toleransi tersebut aka nada masalah- masalah yang muncul sebab siswa SMA adalah masa-masa pendewasaan dimana
manusia belajar untuk siap menjadi dewasa dan terjun di masyarakat nantinya dengan ego yang masih belum stabil. Disinilah peran guru sangat dibutuhkan
untuk mengarahkan siswa, mendidik dan mengendalikan mereka dari keterbatasan
Universitas Sumatera Utara
108
emosi dan ilmu mereka, agar mereka kelak menjadi manusia yang tidak hanya cerdas secara intelektual namun juga moral.
5.2. Saran.