Fokus Pengawasan Kredit Tujuan Pengawasan Kredit Sarana Pengawasan Kredit

55

2. Fokus Pengawasan Kredit

Pada tahap pertama pengawasan kredit, merupakan upaya dalam penjagaan dan pengamanan harta bank dalam bentuk kredit. Pengertian penjagaan lebih bersifat preventif, sedangkan pengamanan lebih bersifat represif, untuk menghindari kemungkinan kerugian potensial yang akan timbul dikemudian hari. Secara umum pengawasan kredit merupakan pengendalian kredit dalam bentuk manajemen control yang meliputi audit finansial, audit operasional dan audit manajemen.

8. Tujuan Pengawasan Kredit

Tujuan pengawasan kredit pada bank dapat dijelaskan dengan rinci sebagai berikut : a. Dapat dilakukannya dengan baik penjagaan dan pengawasan dalam pengelolaan kekayaan bank di bidang perkreditan, untuk menghindari penyelewengan baik dari intern bank maupun ekstern. b. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data administrasi di bidang perkreditan serta penyususnan dokumen perkreditan yang lebih baik. c. Untuk memajukan efisiensi di dalam pengelolaan dan tata laksana usaha di bidang perkreditan dan mendorong tercapainya rencana yang telah ditetapkan. d. Untuk menilai tingkat kepatuhan terhadap aturan yang telah ditetapkan dan penggaris dalam pencapaian sasaran. Universitas Sumatera Utara 56 Dari uraian tersebut, masing-masing tujuan tersebut mempunyai keterkaitan yang erat satu dengan lainnya. Dengan memiliki administrasi perkreditan yang dilaksanakan secara teliti, tertib dan benar akan membantu dan mempermudah untuk mengantisipasi terjadinya penyimpangan atau penyelewengan secara dini. Dan dengan adanya sistem dokumentasi yang baik terhadap arsip perkreditan, tentunya akan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan dan pengendalian portofolio perkreditan.

9. Sarana Pengawasan Kredit

Sarana pengawasan dalam perkreditan sama dengan sarana administrasi perkreditan namun ditinjau dari sudut pandang yang berbeda. Sarana pengawasan yang mempunyai tingkat tertinggi adalah perundang-undangan yang mengatur perbankan dan kegiatan perdagangan pada umumnya dan khususnya yang mengatur perkreditan. Ada beberapa bentuk sarana pengawasan sebagai berikut : a. Perangkat keras hardware , meliputi berbagai bentuk formulir standar, berbagai alat tulis kantor, alat deteksi dokumen palsu, mesin- mesin tik, mesin hitung, komputer, filling cabinet, alat komunikasi, alat trasportasi, dan sebagainya. b. Tenaga kerja yang merupakan sumber daya manusia, sebagai tenaga pelaksana dan staf, agar perangkat-perangkat keras tersebut dapat berfungsi dengan baik, sebagai operator atau sebagai pengelolanya. Universitas Sumatera Utara 57 c. Perangkat lunak software , agar perangkat keras dan tenaga kerja tersebut dapat berfungsi dengan baik dan terarah, maka perlu ada kumpulan, aturan main yang disusun secara sistematis yang berlaku dalam organisasi bank maupun yang berlaku secara khusus dalam bidang perkreditan. Perangkat lunak yang diperlukan sebagai alat pengawasan antara lain meliputi buku pedoman kerja yang disusun dengan lengkap, sistematis dan up to date karena akan dipakai sebagai tolak ukur dalam pelaksanaan sehari-hari.

G. Hambatan yang Dihadapi dalam Pemberian Kredit