64
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini dapat ditarik kesimpulan sebagaimana diuraikan
dibawah ini : 1.
PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Barus jahe bekerja berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, struktur
organisasinya memakai struktur organisasi garis line organization . 2.
PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Barus jahe adalah sebagai bank yang dipercaya Bank Indonesia sebagai pelaksana dalam pemberian
kredit, dimana kredit yang diberikan adalah kredit konsumtif dan kredit produktif yang berpedoman kepada syarat bank teknis dan jaminan sesuai
dengan Undang-undang Perbankan No. 7 Tahun 1992. 3.
Dalam penyaluran kredit PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Barus jahe berdasarkan azas Prudecial Banking yaitu azas kehati-hatian,
nasabah yang Bankable yaitu nasabah yang menurut penilaian bank mempunyai usaha yang layak dibiayai dan berdasarkan prinsip 5C dan 7P.
4. Prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero
Cabang Barus jahe hampir mencapai kinerja yang baik karena prosedur yang dijslsnksn oleh pegawai bank tersebut berusaha bekerja dengan sangat
teliti dan penuh kehati-hatian.
Universitas Sumatera Utara
65 5.
Pengawasan yang dilakukan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Barus jahe setiap 3 bulan sekali sampai nasabah yang menerima kredit
tersebut melunasi pinjaman pokok dan bunganya. 6.
Masalah yang dihadapi oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Barus jahe adalah suatu kendala yang umum dihadapi kebanyakan bank-
bank di Indonesia yaitu kendala atau hambatan yang berasal dari dalam perusahaan dan dari luar perusahaan.
7. Penyelesaian hambatan yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia
Persero Cabang Barus jahe adalah melalui kekeluargaan atau melalui Proses Legitasi Pengadilan maupun Arbitrase. Maksudnya adalah secara
kekeluargaan yaitu dimana bila terjadi suatu hambatan maka pihak bank akan berusaha menyelesaikan langsung kepada pihak nasabah yang
bersangkutan tanpa ada pihak lain yang turut campur tangan. Sedangkan melalui proses legitasi pengadilan yaitu merupakan langkah terpaksa yang
dilakukan bank apabila debitur menunjukkan itikad tidak baik yang dengan sengaja menyembunyikan harta bendanya, dan melalui proses Arbitrase
perwasitan yaitu penyelesaian yang jauh lebih cepat bila dibandingkan penyelesaiannya melalui pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
66
B. Saran