Pengaruh Persentase Kitosan dan Gelatin terhadap Morfologi Membran Kitosan Analisa Membran Kitosan Gelatin dengan FTIR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Persentase Kitosan dan Gelatin terhadap Morfologi Membran Kitosan

– Gelatin Dalam penelitian ini uji SEM hanya dilakukan pada membran kitosan, membran gelatin dan membran kitosan – gelatin dengan perbandingan 75 : 25, setelah dilihat morfologi dari ketiga membran tersebut ternyata menghasilkan permukaan yang halus dan homogen, ini berarti kitosan dan gelatin melarut dengan sempurna, sehingga molekul – molekul dari kitosan ataupun gelatin sangat sedikit menutupi pori – pori membran, jadi dengan kata lain apabila molekul kitosan dan gelatin tidak terlarut sempurna, maka akan dapat menurunkan daya serap logam berat karena molekul tersebut dapat menutupi pori – pori membran Meriatna, 2008. Morfologi membran yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar dibawah ini : a. Hasil SEM Kitosan Gambar 4.1 Hasil SEM Membran Kitosan dan Unsur Kitosan b. Hasil SEM Gelatin Gambar 4.2 Hasil SEM Membran Gelatin dan Unsur Gelatin c. Hasil SEM Membran kitosan-gelatin Gambar 4.3 Hasil SEM dan Unsur Membran Kitosan-Gelatin

4.2. Analisa Membran Kitosan Gelatin dengan FTIR

FTIR dapat memperlihatkan informasi dalam memprediksi dan mengidentifikasi gugus fungsi yang ada dalam suatu senyawa. FTIR merupakan cara yang paling mudah dan cepat untuk melihat senyawa senyawa kimia pada permukaan membran. Analisa menggunakan FTIR Fourier Tansfom infrared spectra, ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya gugus fungsi kitosan dan gelatin di dalam membran yang terbentuk. Gambar 4.4 Spektrum Transformasi Infra Merah FTIR Membran Kitosan Berdasarkan hasil FTIR pada gambar 15 menunjukkan puncak serapan khas muncul pada gugus amina NH3433.29 cm -1 , gugus karbonil C=O 1635.64cm -1 , gugus amina C-N 1080.14cm -1 gugus OH bebas 3749.62 cm -1 dan gugus asetil C-O 1156 cm -1 . Tabel 4.1 Hasil Analisis FTIR Kitosan Gugus Fungsi Bilangan Gelombang cm -1 Yang diperoleh Bilangan Gelombang cm -1 Literatur O-H N-H Amina C-H C=O Amida C-N C-O 3749.62 3425.58 2924.09 1635.64 1342.46 1080.14 3600-3800 3500-3100 3000-2800 1670-1600 1350-1000 1080 – 1300 Sumber Fesseden J.R 1999 Sedangkan untuk identifikasi gugus fungsi pada gelatin ditunjukkan pada gambar 4.5 sebagai berikut : Gambar 4.5 Spektrum Transformasi Infra Merah FTIR Membran Gelatin Berdasarkan hasil FTIR pada gambar 16 menunjukkan puncak serapan khas muncul pada gugus amina NH3425.58 cm -1 , gugus karbonil C=O 1635.64 cm -1 , gugus O-H bebas 3749.62 cm -1 , dan gugus amina C-N 1342.46 cm -1 . Tabel 4.2 Hasil Analisis FTIR Gelatin Gugus Fungsi Bilangan Gelombang cm -1 Yang diperoleh Bilangan Gelombang cm -1 Literatur O-H N – H amina C-H C=O amida C-N C-O 3749.62 3425,58 2931,80 1635.64 1342.46 1234.44 3600 - 3800 3500-3100 3000-2800 1670-1600 1350-1000 1080 – 1300 Sedangkan untuk identifikasi gugus fungsi pada membran Kitosan- Gelatin ditunjukkan pada gambar 4.6 sebagai berikut : Gambar 4.6 Spektrum Transformasi Infra Merah FTIR Membran Kitosan – Gelatin Berdasarkan hasil FTIR pada gambar 4.. menunjukkan puncak serapan khas muncul pada gugus amina NH2924.09 cm -1 , gugus karbonil C=O 1635.64cm -1 , gugus amina C-N 1080.14cm -1 gugus OH bebas 3749.62 cm -1 dan gugus asetil C-O 1156 cm -1 hal ini menunjukkan bahwa terjadi interaksi kimia antara kitosan dengan gelatin. Tabel 4.3 Hasil analisis FTIR membran kitosan – gelatin Gugus Fungsi Bilangan Gelombang cm -1 Yang diperoleh Bilangan Gelombang cm -1 Literatur O-H N – H amina C-H alifatik C=O amida C-N 3749.62 3425.58 2924.09 1635.64 1049.28 36000 3500-3100 3000-2800 1670-1600 1350-1000 Secara keseluruhan hasil analisis FTIR dalam penelitian ini dapat dilihat pada hasil spektrum dibawah ini : 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0.0 7.5 15.0 22.5 30.0 37.5 T cm -1 Film gelatin-kitosan mempunyai perbedaan daerah serapan pada 1580-1490 cm-1 dan 1700-1630 cm-1 dengan film gelatin dan film kitosan. Cara yang mudah untuk melihat interaksi yang terjadi pada campuran gelatin dan kitosan adalah dengan cara membandingkannya dengan spektra gelatin dan kitosan itu sendiri. Apabila pada spektra film gelatin-kitosan tidak ada perubahan, hal ini menandakan tidak adanya interaksi antara kedua senyawa tersebut. Peningkatan intensitas beberapa pita serapan pada daerah 1700-1500 cm-1. Hal ini berkaitan dengan adanya interaksi elektrostatik antara gugus amino dan karbonil melalui pembentukkan kompleks polielektrolit PEC. Spektra infra merah film gelatin-kitosan pada daerah 1700-1500 cm-1 tidak mengalami perubahan posisi puncak yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa ikatan hidrogen atau interaksi lainnya hanya mempunyai peran yang kecil Gambar 4.7 Spektrum Gabungan Kitosan, Gelatin dan Kitosan + Gelatin Gelatin Kitosan Kitosan + gelatin dalam pembentukkan kompleks gelatin-kitosan Pereda, dkk., 2011. Hubungan ketiga spektra tersebut ditunjukkan oleh gambar 4.18. Hasil penelitian Darmanto, dkk 2011 menjelaskan bahwa pencampuran gelatin pada kitosan ini menyebabkan adanya pergeseran dan perubahan puncak pada spektra infra merah kitosan. Perubahan dan pergeseran spektra infra merah pada film gelatin-kitosan bila dibandingkan dengan spektra infra merah kitosan diakibatkan dari adanya ikatan hidrogen antara kitosan dan gelatin dalam pembentukkan polielektrolit. Menurut Sionkowska, dkk 2004 ikatan hidrogen tersebut terjadi antara gugus –OH dari hidroksiprolin pada gelatin dengan gugus NH 2 pada kitosan

4.3 Penentuan Sensitivitas Instrumen AAS

Dokumen yang terkait

Penggunaan Karboksimetil Kitosan Dari Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) Sebagai Adsorben Untuk Menurunkan Konsentrasi Logam Pb

6 73 64

Optimalisasi Pembuatan Glukosamin Hidroklorida Dari Kitosan Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas)

4 56 59

Studi Karakterisasi Pembuatan Kitin Dan Kitosan Dari Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) Untuk Penentuan Berat Molekul

10 76 63

Pemanfaatan Kitosan Dari Kulit Udang (Penaeus Monodon) Dan Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas), Untuk Menurunkan Kadar Ni, Cr Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 54 141

Pembuatan Kitosan Nanopartikel Dari Cangkang Belangkas (Tachypleus gigas) Dengan Tripolifosfat Yang Bermuatan Ion Logam Zn2+ Untuk Uji Aktivitas Bakteri

0 7 60

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Penggunaan Karboksimetil Kitosan Dari Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) Sebagai Adsorben Untuk Menurunkan Konsentrasi Logam Pb

0 0 16

PENGGUNAAN KARBOKSIMETIL KITOSAN DARI CANGKANG BELANGKAS (Tachypleus gigas) SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI LOGAM Pb SKRIPSI FATYA ANANDA 110802016

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kitin dan Kitosan - Penggunaan Kitosan Molekul Tinggi dari Cangkang Belangkas (Tachypleus gigas) dan Gelatin sebagai Membran untuk Menurunkan Kadar Logam Timbal (Pb) dengan Metode Solid Phase Extraction (SPE)

0 0 23

Penggunaan Kitosan Molekul Tinggi dari Cangkang Belangkas (Tachypleus gigas) dan Gelatin sebagai Membran untuk Menurunkan Kadar Logam Timbal (Pb) dengan Metode Solid Phase Extraction (SPE)

0 0 15

Optimalisasi Pembuatan Glukosamin Hidroklorida Dari Kitosan Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas)

0 0 12