Jika tubuh belangkas dibalik, akan terlihat kaki-kaki dari belangkas yang bentuknya mirip kaki kepiting atau laba-laba. Total, belangkas memiliki 6 pasang kaki yang
memiliki fungsinya masing-masing. Pasangan kaki pertama berguna untuk memegang makanan dan memasukannya ke mulut. Pasangan kaki kedua digunakan untuk berjalan
di dasar laut, sementara 4 pasang sisanya digunakan untuk memberikan daya dorong tambahan saat belangkas bergerak. Walaupun belangkas bisa berenang dan melayang
di air dengan memakai ekor dan kaki- kakinya, belangkas lebih banyak bergerak dengan cara berjalan dan merayap di dasar laut. Heard, Willie. 2001.
Harry Noviary 2010 mengemukakan tentang studi karakterisasi pembuatan kitin dan kitosan dari cangkang belangkas, ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.4 Karakterisasi Kitin dan Kitosan dari Cangkang Belangkas
Karakterisasi
Derajat Deasetilasi 82,9
Kitosan 83,5
Berat molekul kitin 1311000 gmol
Berat molekul kitosan 1048000 gmol
Sumber : Harry Noviary, 2010
2.4 Logam Berat Beracun di Perairan
Logam berat adalah unsur – unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gcm
3
, terletak di sudut kanan sistem periodik, mempunai afinitas yang tinggi terhadap unsur
S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7 Miettinen, 1977. Sebagian logam berat seperti timbal Pb, cadmium Cd dan merkuri Hg
merupakan zat pencemar yang berbahaya. Afinitas yang tinggi terhadap unsur S menyebabkan logam ini menyerang ikatan belerang dalam enzim, sehingga enzim
yang bersangkutan tidak aktif. Logam berat juga mengendapkan senyawa fosfat biologis atau mengkatalis pengurainya Manahan, 1977. Hal ini berkaitan dengan sifat
- sifat logam berat Sutamihardja dkk, 1982 yaitu :
1. Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairairan dan keberadaannya secara alami sulit terurai dihilangkan
2. Dapat terakumulasi dalam terakumulasi dalam organism termasuk kerang dan ikan dan akan membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsi organism
tersebut. 3. Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih tinggi dari
konsentrasi logam didalam air. Efek keracunan yang dapat ditimbulkannya berupa penyakit paru
– paru, hati, tekanan darah tinggi, gangguan pada sistim ginjal dan kelenjer pencernaan serta mengakibatkan
kerapuhan pada tulang Clarkson, 1988 dan Saeni, 1997. Logam timbal Pb berasal dari buangan industri metalurgi, yang bersifat racun
dalam bentuk Pb-arsenat. Dapat juga berasal dari proses korosi lead bearing alloys. Kadang
– kadang terdapat dalam bentuk kompleks dengan zat organik seperti hexaetil timbal, dan tetra akil lead TAL Iqbal dan Qodir, 1990. Pada hewan dan manusia
timbal dapat masuk kedalam tubuh melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi serta melalui pernafasan dan penetrasi pada kulit. Didalam tubuh manusia timbal dapat
menghambat aktifitas enzim yang terlibat dalam pembentukan Hemoglobin yang dapat menyebabkan penyakit anemia. Gejala yang diakibatkan oleh keracunan logam timbal
adalah kurangnya nafsu makan, kejang, kolik khusus, muntah dan pusing – pusing,
timbal juga dapat menyerang susunan saraf dan mengganggu sistim reproduksi, kelainan ginjal dan kelainan jiwa Iqbal dkk 1990 ; Pallar, 1994
2.5 Ekstraksi Fase Padat SPE