Hasil Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

56 Berdasarkan grafik normal plot pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal sehingga memenuhi asumsi normalitas. Pengujian normalitias dapat juga diuji secara statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: H : Data resi dual berdistribusi normal; Bila sig 0,05 dengan α = 5, H 1 : Data residual tidak berdistribusi normal; bila sig 0,05 dengan α = 5, Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan tes Kolmogorov- Smirnov ditunjukkan pada tabel 4.39 berikut : Tabel 4.39 Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 40 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 3.75998515 Most Extreme Differences Absolute .149 Positive .094 Negative -.149 Kolmogorov-Smirnov Z .940 Asymp. Sig. 2-tailed .340 a. Test distribution is Normal. Sumber : Data primer yang diolah, 2016

4.5.2 Hasil Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dalam penelitian ini adalah dengan melihat koefisien Variance Inflation Factor VIF dan nilai Tolerance. Menurut Nunnally 1967 Universitas Sumatera Utara 57 bahwa: “Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai nilai VIF 10”, dengan kata lain data yang baik dapat dilihat apabila memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10 dan apabila nilai VIF tidak sesuai dengan ketentuan tersebut maka data penelitian mengandung multikolinearitas yang berarti tidak layak digunakan sebagai data penelitian. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas : Tabel 4.40 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Sistem Informasi Akuntansi .618 1.618 Internal Control .618 1.618 a. Dependent Variable: Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Sumber : Data primer yang diolah, 2016 Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF menunjukkan bahwa tidak ada nilai VIF dari kedua variabel independen yang memiliki nilai 10, dengan nilai VIF untuk masing-masing variabel independen Sistem Informasi Akuntansi dan Internal Control adalah 1,618. Jadi tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10. Maka kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel independennya. Universitas Sumatera Utara 58

4.5.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka dapat disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Homoskedastisitas dapat diketahui dengan melakukan pembuatan plot residual. Bila titik tebaran tidak berpola tertentu dan menyebar merata disekitar garis titik nol maka dapat disebut varian homogen pada setiap nilai X dengan demikian asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Sebaliknya bila titik tebaran membentuk pola tertentu misalnya mengelompok di bawah atau di atas garis tengah nol, maka diduga variannya terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.3 Grafik Scatter Plot Universitas Sumatera Utara 59 Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar diatas dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini layak digunakan untuk memprediksi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu Sistem Informasi Akuntansi dan Internal Control. 4.6 Uji Hipotesis 4.6.1 Uji Signifikansi Parsial Uji Statistik t

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Pemerintah Daerah (Survei Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Bandung)

17 109 57

Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintah, Pemanfataan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Internal Terhdap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

3 22 209

Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat

13 63 113

PENGARUH KOMPETENSI PEGAWAI DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH (SAKD) TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN.

0 1 27

PENGARUH PEMAHAMAN AKUNTANSI, PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PERAN INTERNAL AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

0 1 17

Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Dan Internal Control Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Padang sidimpuan

0 1 12

Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Dan Internal Control Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Padang sidimpuan

0 0 4

Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Dan Internal Control Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Padang sidimpuan

0 0 21

Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Dan Internal Control Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Padang sidimpuan

0 0 2

Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Dan Internal Control Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Padang sidimpuan

0 0 13