kematangan sampai masa panen usia 90 hari.Usia kentang masih berusia 40 hari, namun karena kena abu vulkanik, batang rusak sehingga tidak bisa mencapai usia
90 hari untuk masa panen.
Tabel 17. Jumlah Kentang Yang Ditawarkan Sebelum Tahun 2012 dan Sesudah Tahun 2014 Erupsi Gunung Sinabung
No. Uraian
Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi
Total Rataan
Total Rataan
1. Luas Panen Ha
7,85 0,3925
5,68 0,284
2. Produksi Kg
1.137.150 56.858
644.950 33.247
3. Jumlah Yang Ditawarkan Kg
1.136.759 56.838
664.669 33.233
Sumber: Data primer diolah, lampiran 13 Dari tabel 17 diketahui data rata-rata jumlah sayur kentang yang
ditawarkan sebelum dan sesudah erupsi. Jumlah yang ditawarkan adalah jumlah yang dijual ke pedagang setelah memangkasnya terlebih dahulu untuk
dikonsumsi. Bukan hanya dikonsumsi petani tersebut, tetapi juga dibagikan kepada para tetangga untuk ucapan syukur dan terimakasih. Petani memangkas
hasil produksinya sejumlah 50 kgha per periode. Lalu sisanya ditawarkan ke pedagang yang ada dipasar. Namun, dampak erupsi Gunung Sinabung sangat
mempengaruhi jumlah produksi sayur-mayur karena abu vulkanik yang merusak tanaman sehingga jumlah sayur kentang yang ditawarkan juga menurun 23.605 kg
dari sebelumnya.
5.2.2 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur Brokoli Yang Ditawarkan
Dinas Pertanian Sumatera Utara mengakui hampir seluruh areal tanaman sayur-mayur di enam sentra produksi di Karo yakni Nama Teran, Simpang Empat,
Merdeka, Berastagi, Dolat Rakyat dan Barus Jaherusak oleh abu vulkanik letusan Gunung Sinabung, Kabupaten Karo.Dari luas tanaman sayur-sayuran di enam
kawasan itu yang seluas 3.863 hektar, yang terganggu ada 3.589 hektar. Gangguan itu menjadi perhatian serius Dinas Pertanian Karo.
Gangguan terjadi karena debu vulkanik dan bahan materail lainnya dari Gunung Sinabung menutupi daun tanaman dan areal pertanaman sayuran.Produksi
yang terganggu ditambah pemanenan yang juga terganggu tentu saja membuat pasokan di pasar menjadi berkurang.
Tabel 18. Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan Sebelum Tahun 2012 dan Sesudah Tahun 2014 Erupsi Gunung Sinabung
No. Uraian
Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi
Total Rata-rata
Total Rata-rata
1. Luas Panen Ha
6,15 0,3075
3,46 0,173
2. Produksi Kg
499.500 24.975
227.100 11.355
3. Jumlah Yang Ditawarkan Kg
499.377 24.969
227.029 11.351
Sumber: Data primer diolah, lampiran 13 Tidak hanya sayur kentang, jumlah sayur brokoli yang ditawarkan ke
pasaran juga mengalami penurunan sesudah erupsi Gunung Sinabung yaitu sebesar 13.618 kg. Karena faktanya hampir seluruh tanaman holtikultura
mengalami kerusakan akibat erupsi Gunung Sinabung. Petani memangkas produksinya sebelum ditawarkan ke pasar sebesar 20kgha per periode.
5.2.3 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur Sawi yang Ditawarkan
Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara hingga saat ini masih terus berlangsung. Akibat bencana tersebut pemukiman penduduk
disekitar gunung merapi, meliputi wilayah Tanah Karo, Brastagi yang dikenal sebagai penghasil sayur-mayur dan buah-buahan ini mengalami kerugian besar.
Hampir semua hamparan areal perkebunan di Tanah Karo yang sebelum erupsi terjadi merupakan hamparan hijau dengan tanaman holtikultura, namun
saat ini berubah menjadi hamparan kekeringan dan gersang oleh terjangan debu vulkanik awan panas Gunung Sinabung.
Sebagaimana diketahui bahwa wilayah Tanah Karo disekitar Gunung Sinabung dan Brastagi merupakan sentra penghasil sayur-sayuran utama bagi
wilayah Sumatera Utara terutama Medan sebagai ibukotanya. Namun akibat bencana yang terjadi jumlah produksi sayur-sayuran dari daerah itu menurun
drastis sehingga berakibat jumlah sayur-mayur yang ditawarkan ke pasar menjadi rendah.
Tabel 19. Jumlah Sawi Yang Ditawarkan Sebelum Tahun 2012 dan Sesudah Tahun 2014 Erupsi Gunung Sinabung
No. Uraian
Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi
Total Rataan
Total Rataan
1. Luas Panen Ha
6,9 0,345
3,88 0,194
2. Produksi Kg
431.910 21.595
196.800 9.840
3. Jumlah Yang Ditawarkan Kg
431.841 21.592
196.762 9.838
Sumber: Data primer diolah, lampiran 13 Dari Tabel 19 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata jumlah sawi yang
ditawarkan menurun saat sesudah erupsi Gunung Sinabung. Penurunan itu terjadi karena sebagian tanaman sayuran mengalami gagal panen akibat debu vulkanik.
Awan panas telah menghanguskan sebagian tanaman dan menimbun tanaman
sayuran sehingga tanaman yang tersisa banyak mengalami gugur daun dan terserang hama. Berbeda dengan tanaman kentang dan brokoli, tanaman sawi
lebih sensitif karena pertumbuhannya dipermukaan tanah sedangkan tanaman kentang tumbuh didalam tanah. Bentuk sayur sawi mudah layu sehingga tidak
dapat disimpan lama. Maka dari itu petani memangkas produksi sawi lebih sedikit yaitu 10kgha per periode.
Dari hasil uji beda rata-rata t-test diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi P-Value 0,005 maka Ho ditolak atau terdapat perbedaan nyata jumlah sayur-
mayur yang ditawarkan sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
Tabel 20. Hasil Uji Beda Rata –rata T-test Jumlah Sayur –mayur Yang Ditawarkan Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung
Uraian Komoditi
Paired Differences Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
T Df
Sig.
Produktivitas Sebelum dan
Sesudah Erupsi
Gunung Sinabung
Kentang 2.36045E4 6385.80730 1427.90992 16.531
19 .000 Brokoli
1.36174E4 4538.07693 1014.74485 13.420 19 .000
Sawi 1.17539E4 2581.59181
577.26148 20.362 19 .000
Sumber: Data primer, diolah
5.3 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Pendapatan Petani Sayur- Mayur Kentang, Brokoli, dan Sawi Di Lokasi Penelitian Sebelum dan