terbantu dan lepas dari kemiskinan dan pengangguran. Sebetulnya pemasukan devisa dari sayur Tanah Karo dapat diperbesar jika pemerintah bisa memberikan
bantuan kepada petani sayur. Tanah Karo sudah memiliki brand tersendiri sebagai sentra produksi sayur di dalam maupun luar negeri. Ini adalah potensi yang perlu
dikembangkan. Bantuan bibit, gambaran pasar dan konsultansi pada petani perorangan adalah hal yang perlu diberikan pada petani Tanah Karo, khususnya
petani yang berskala kecil dan menengah. Di tengah terbatasnya diversifikasi produk barang ekspor lainnya CPO, karet, kopi dan sebagainya maka
memberdayakan potensi ekspor yang telah berjalan sayur adalah suatu solusi bagi menambah meningkatkan penerimaan devisa Sumatera Utara Miraza, 2010.
2.1.3 Permintaan dan Penawaran Sayuran di Sumatera Utara
Salah satu faktor yang paling menghambat dalam pengembangan usaha hortikultura sayuran adalah fluktuasi harga yang sangat tinggi. Dalam era
perdagangan bebas saat ini tentu kita tidak bisa mengontrol harga, karena harga ditentukan oleh jumlah permintaan dan penawaran dan beberapa faktor lainnya.
Harga produksi hasil pertanian yang selalu berfluktuasi tergantung dari perubahan yang terjadi pada permintaan dan penawaran. Naik turunnya harga
dapat terjadi dalam jangka pendek yaitu per bulan, per minggu bahkan per hari atau dapat pula terjadi dalam jangka panjang. Untuk komoditas pertanian yang
cepat rusak seperti sayur-sayuran dan buah-buahan pengaruh perubahan permintaan pasar kadang-kadang sangat menyolok sekali sehingga harga yang
berlaku berubah dengan cepat. Hal ini dapat diamati perubahan harga pasar yang berbeda pada pagi, siang dan sore hari. Pada saat musim produk melimpah harga
rendah, sebaliknya pada saat tidak musim harga meningkat drastis. Keadaan tersebut menyebabkan petani sulit dalam melakukan perencanaan produksi, begitu
juga dengan pedagangsulit dalam memperkirakan permintaan Syahza, 2007. Terutama pada saat ini, erupsi Gunung Sinabung sangat mempengaruhi
jumlah penawaran pada komoditas pertanian khususnya sayuran di Kabupaten Karo. Lahan pertanian yang rusak akibat debu vulkanik dari Gunung Sinabung,
mengakibatkan sayur-sayuran atau buah-buahan menjadi rusak. Hal ini yang menjadikan jumlah penawaran terhadap sayuran menjadi rendah sedangkan
permintaan tetap atau bisa menjadi lebih tinggi.
2.1.4 Produksi dan Produktivitas Sayuran Khususnya Brokoli, Kentang, dan Sawi di Indonesia
Sayuran merupakan komoditas penting yang dibudidayakan oleh petani di berbagai daerah di Indonesia. Komoditas sayuran dapat secara nyata
mendatangkan keuntungan bagi petani di Indonesia. Dengan demikian, keberhasilan dalam usahatani sayuran dapat memberikan sumbangan yang besar
bagi kesejahteraan petani. Diantara sayuran utama yang ditanam petani di Indonesia, tanaman
kentang, brokoli, dan sawi merupakan tanaman yang memiliki luas lahan, produksi dan produktivitas yang cukup tinggi di Indonesia.
Berikut adalah data luas panen, produksi dan produktivitas kentang, brokoli, dan sawi di Indonesia:
Tabel 5. Luas Panen Ha Sayur-mayur Kentang, Brokoli, dan Sawi di Indonesia, 2009-2013
No. Komoditi
Tahun 2009
2010 2011
2012 2013
1. Kentang
71.238 66.531
59.882 65.989
70.187 2.
Brokoli 8.088
8.728 9.441
11.776 12.422
3. Sawi
56.414 59.450
61.538 61.059
62.951 Sumber: Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura
Tabel 6. Produksi Kg Sayur-mayur Kentang, Brokoli, dan Sawi di Indonesia, 2009-2013
No. Komoditi
Tahun 2009
2010 2011
2012 2013
1. Kentang
1.176.304 1.060.805 955.488 1.094.232 1.124.282 2.
Brokoli 96.038
101.205 113.491
135.837 151.288
3. Sawi
562.838 583.770
580.969 594.911
635.728 Sumber: Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura
Tabel 7. Produktivitas KgHa Sayur-mayur Kentang, Brokoli, dan Sawi di Indonesia, 2009-2013
No. Komoditi
Tahun 2009
2010 2011
2012 2013
1. Kentang
16,51 15,94
15,96 16,58
16,02 2.
Brokoli 11,87
11,60 12,02
11,54 12,18
3. Sawi
9,98 9,82
9,44 9,74
10,10 Sumber: Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura
Dari Tabel 5, 6 dan 7 diperoleh data luas lahan, produksi, dan produktivitas pada komoditi kentang, brokoli, dan sawi di Indonesia. Luas lahan,
produksi dan produktivitas pada komoditi kentang selama dekade terakhir mengalami penurunan walaupun tidak turun secara signifikan. Namun pada
komoditi brokoli dan sawi selama dekade terakhir mengalami peningkatan secara signifikan setiap tahunnya.
2.1.5 Gunung Sinabung