untuk menyampaikan informasi dan aturan-aturan pelaksanaan program kemitraan. kualitas fasilitator ini meliputi bentuk motivasi yang diberikan
untuk mendorong partisipasi masyarakat, metoda dalam menyampaikan informasi kepada peternak, keaktifan atau frekuensi kehadiran fasilitator
dalam kelompok. Kualitas fasilitator ini diukur dalam scala ordinal dengan skor 1 – 4 dengan indikator: penguasaan materi, ketrampilan
berkomunikasi, kemampuan membangun relasi sosial, dan frekuensi kegiatan fasilitator. Kualitas fasiliator diklasifikasikan menjadi sangat
berkualitas, berkualitas, tidak berkualitas dan sangat tidak berkualitas.
4. Partisipasi Masyarakat terhadap Kegiatan Kemitraan Antara PT
GGLC Peternak Sapi X4;
Partisipasi masyarakat terhadap kemitraan ternak adalah peran aktif peternak sapi dalam kegiatan kemitraan ternak sapi sebagai program peningkatan
pendapatan peternak yang dapat mempercepat meningkatnya kesejahteraan petani. Untuk dapat diukur, maka konsep tersebut diatas harus dioperasionalkan dalam
bentuk yang siap dioperasikan, dalam penelitian ini konsep variabel yang siap di turunkan adalah partisipasi masyarakat dalam pola kemitraan peternak sapi yaitu:
- Lingkup Keterlibatan X
4.2
adalah bentuk keterlibatan dan keikutsertaan
secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam internal maupun dari luar eksternal. Lingkup keterlibatan diukur dalam skala ordinal
dengan skor 1 - 4 dengan indikator: partisipasi dalam pengambilan keputusanperencanaan, partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, partisipasi
dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan, dan partisipasi dalam pemanfaatan
hasil kegiatan. Lingkup keterlibatan diklasifikasikan menjadi sangat terlibat,
terlibat, tidak terlibat, dan sangat tidak terlibat.
- Bentuk Kontribusi X
4.3
adalah partisipasi peternak dalam memberikan
sumbangan baik secara materi maupun non materi. Bentuk kontribusi diukur dalam skala ordinal dengan skor 1 - 4 dengan indikator: kontribusi
pendapatide, kontribusi pembiayaan, dan kontribusi tenaga kerja. Bentuk kontribusi diklasifikasikan menjadi sangat berkontribusi, berkontribusi, tidak
berkontribusi, dan sangat tidak berkontribusi.
5. Elemen Pendukung Kemitraan X5
-
Saling Menghargai X
5.2
adalah rasa saling menghargai antar peserta
kemitraan dan perusahaan. Rasa saling mengahargai akan sulit dibangun selama pendekatan kekuatan dan perasaan ingin menguasai tetap ada. Oleh
sebab itu, rasa saling menghargai antara peserta kemitraan dan perusahaan sangat penting dan perlu dibangun, sehingga mampu membangun kesaling
ketergantungan antar peserta dan perusahaan inti. Saling menghargai antara PT GGLC dan peternak sapi di ukur dengan skala ordinal dengan skor 1 – 4
dengan indikator : ketaatan dalam melaksanakan tujuan, dan ketaatan dalam melasakan aturan yang telah disepakati dan kebebasan berpendapat.
Saling menghargai diklasifikasikan menjadi sangat menghargai, menghargai, tidak
menghargai dan sangat tidak menghargai.
- Kesesuaian Tujuan dengan Pelaksanaan X
5.3
adalah Kesesuaian antar
tujuan yang ditetapkan di awal dengan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh kedua pihak yang didasarkan pada saling menghargai dan
kepercayaan, bahkan ketika harapan dan kebutuhan yang berbeda pada kepentingan yang berbeda, kesesuaian ini perlu dipelihara. Secara psikologis,
perbedaan akan selalu dapat diselesaikan dan dapat digunakan untuk membantu untuk memperluas pandangannya. Kesesuai diukur dengan skala
ordinal dengan skor 1 – 4 dengan indikator : kesesuian antara tujuan dan pelaksanaan kegiatan kemitraan. Kesesuaian diklasifikasikan menjadi sangat
sesuai, sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai -
Saling Ketergantungan antara Inti dan Plasma X
5.4
adalah kemampuan
peserta untuk membangun rasa kebersamaan dan semangat saling membantu antara peserta kemitaan dan perusahaan. Kesalingtergantungan terbentuk jika
informasi dan pasar terbuka. Peternak sapi tergantung pada inti pada pengadaan input dan pasar produk, PT GGLC tergantung pada peternak sapi
pada produk plasma yang memasok kebutuhan industri PT GGLC, dan kelompok tani diperlukan keduanya sebagai fasilitator dan penengah
terjadinya konflik. Kesalingtergantungan terbangun dengan baik jika semua pihak yang bermitra saling diuntungkan. Saling Ketergantungan diukur
dengan skala ordinal dengan skor 1 – 4 dengan indikator : ketergantungan modal, ketergantungan teknologi, tenaga kerja, konsumen bahan pakan.
Saling ketergantungan antara inti dan plasma diklasifikasikan menjadi sangat saling ketergantungan, saling ketergantungan, tidak saling ketergantungan,
dan sangat tidak saling ketergantungan.
- Transparansi Informasi Aturan Kemitraan X
5.5
, adalah kemampuan
membangun transparansi informasi karena tanpa tranparansi akan menimbulkan kesalahpengertian yang mungkin berakibat pada konflik
kepentingan. Transparansi informasi harus lengkap, menyangkut transfaransi informasi teknologi, pasar, harga, kualitas, besaran produk, pendapatan, dan
berbagai variabel produksi lainnya serta transparansi kebijakan. Transparansi dapat dibangun sejak awal program kemitraan, termasuk transparansi resiko
yang akan muncul sebagai akibat dipilihnya suatu kebijakan dan ketidakpastian terhadap perubahan pasar. Transparansi informasi diukur
dengan skala ordinal dengan skor 1 – 4 dengan indikator : transparansi informasi teknologi, transparansi informasi kebijakan, transparansi informasi
harga, transparansi informasi kualitas, transparansi informasi pendapatan dan transparansi
informasi resiko kegagalan. Transfaransi kemitraan
diklasifikasikan menjadi sangat transparan, transparan, tidak transparan dan sangat tidak transparan.
6. Keberhasilan Kemitraan antara Peternak Sapi dan PT GGLC