kekurangan, sering berlebih dan selalu berlebih -
Lamanya beternak sapi X
1.4
adalah lamanya peternak berusaha ternak
sapi secara mandiri baik di daerah asal maupun di daerah penelitian dilaksanakan. Lamanya beternak sapi dinyatakan dalam satuan tahun
diukur dengan skala ordinal dengan skor 1 – 4 dan lamanya beternak sapi diklasifikasikan menjadi sangat berpengalaman, pengalaman, tidak
berpengalaman, dan sangat tidak berpengalaman. -
Tingkat kekosmopolitan X
1.5
adalah sifat yang menggambarkan
hubungan orientasi di luar sistem sosial. Tingkat kekosmopolitan diukur berdasarkan frekuensi dan lamanya membaca koran, majalah, menonton
televisi, mendengarkan radio, serta mengadakan kontak dengan orang lain di luar sistem sosialnya dalam satu tahun. Tingkat kekosmopolitan diukur
dengan skala ordinal dengan skor 1 – 4 diklasifikasikan menjadi sangat
tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah.
- Sikap terhadap pola kemitraan X
1.6
ialah sikap peternak sapi terhadap
kegiatan kemitraan yang diadakan PT GGLC merupakan suatu kesetujuan peternak dalam melaksanakan setiap kegiatan yang berkaitan dengan
kemitraan serta dalam penerapannya sehari-hari. Sikap peternak diukur dalam skala ordinal dengan skor 1 – 4 dengan indikator
: prosedursyarat kemitraan, pelaksanaan kegiatan kemitraan, dan pembinaan kemitraan.
Sikap peternak diklasifikasikan menjadi sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju
2. Faktor Eksternal X2
- Dukungan Fasilitas X
2.1
, yaitu sarana dan prasaran yang ada dalam
kemitraan yang berkaitan dengan upaya untuk menunjang keberhasilan program kemitraaan. Dukungan fasilitas diukur dalam skala ordinal
dengan skor 1 – 4 dengan indikator: ketersediaan pakan, ketersedian obat- obatan, dan ketersediaan kandang. Dukungan fasilitas diklasifikasikan
menjadi sangat mendukung, mendukung, tidak mendukung, dan sangat tidak mendukung.
- Dukungan Teknologi X
2.2
, yaitu peralatan perlengkapan ketersediaan
maupun cara yang dapat digunakan oleh peternak sapi dalam pelaksanaan program kemitraan. Dukungan teknologi diukur dalam skala ordinal
dengan skor 1 - 4 dengan indikator: teknologi budidaya, system pemasaran, dan kelembagaan. Dukungan teknologi diklasifikasikan
menjadi sangat mendukung, mendukung, tidak mendukung, dan sangat tidak mendukung.
- Dukungan Aparat Desa X
2.3
, yaitu keikutsertaan dari para pamong desa
dalam kelancaran program kemitraan. Dukungan aparat desa diukur dalam skala ordinal dengan skor 1 - 4 dengan indikator: kebijakan, pembinaan,
pembiayaan, dan fasilitas. Dukungan aparat desa diklasifikasikan menjadi sangat mendukung, mendukung, tidak mendukung, dan sangat tidak
mendukung.
- Dukungan
Kelembagaan Masyarakat
X
2.4
, yaitu
wadah kelompokorganisasi yang digunakan oleh peternak sapi untuk
mendukung keberhasilan kemitraan. Kelembagaan masyarakat diukur dalam skala ordinal dengan skor 1 - 4 dengan indikator: Kelompok Tani,
Gabungan Kelompok Tani, Koperasi, Simpan Pinjam dan Paguyuban. Dukungan kelembagaan masyarakat diklasifikasikan menjadi sangat
mendukung, mendukung, tidak mendukung, dan sangat tidak mendukung.
3.
Karakteristik Kemitraan X3
- Kejelasan Program X
3.1
merupakan tingkat kejelasan atau transparansi
dari pelaksanaan program kemitraan dari PT GGLC kepada peternak sapi sesuai dengan perjanjian awal yang telah dibuat. Kejelasan program diukur
dalam skala ordinal dengan skor 1 – 4 dengan indikator: kejelasan prosedur, kejelasan syarat peserta, dan kejelasan syarat kemitraan
kemudian. Karakteristik kemitraan diklasifikasikan menjadi sangat jelas, jelas, tidak jelas, dan sangat tidak jelas.
- Efektivitas Pembinaan X
3.2
merupakan tingkat ketercapaian tujuan
kegiatan pembinaan dari pemerintah, PT GGLC maupun instansi atau lembaga yang melakukan kunjungan dan koordinasi dengan peternak sapi
yang diharapkan dapat merubah perilaku responden dalam usaha beternak sapi. Efektivitas pembinaan dinyatakan dengan keefektivan kunjungan
pembinaan, manfaat materi yang disampaikan kepada peternak, komunikasi dan kunjungan yang dilakukan, dan rutinitas kunjungan.
Efektivitas pembinaan diukur dengan skala ordinal dengan skor 1 – 4 dengan indikator ketepatan pembinaan, manfaat pembinaan, kualitas
pembinaan, sasaranpenerima
manfaat. Efektivitas
pembinaan diklasifikasikan menjadi sangat efektiv, efektiv, tidak efektiv, dan sangat
tidak efektiv. -
Kualitas Fasilitator X
3.3
adalah kemampuan petugas yang bertugas
untuk menyampaikan informasi dan aturan-aturan pelaksanaan program kemitraan. kualitas fasilitator ini meliputi bentuk motivasi yang diberikan
untuk mendorong partisipasi masyarakat, metoda dalam menyampaikan informasi kepada peternak, keaktifan atau frekuensi kehadiran fasilitator
dalam kelompok. Kualitas fasilitator ini diukur dalam scala ordinal dengan skor 1 – 4 dengan indikator: penguasaan materi, ketrampilan
berkomunikasi, kemampuan membangun relasi sosial, dan frekuensi kegiatan fasilitator. Kualitas fasiliator diklasifikasikan menjadi sangat
berkualitas, berkualitas, tidak berkualitas dan sangat tidak berkualitas.
4. Partisipasi Masyarakat terhadap Kegiatan Kemitraan Antara PT