Ringannya Biaya Kesehatan Outcome Program Jaminan Kesehatan Nasional JKN

137 Miom, Tumor, Odontektomi, Bedah Mulut, Usus Buntu, Batu Empedu, Mata, Bedah Vaskuler, Amandel, Katarak, Hernia, Kanker, Kelenjer Getah Bening, Pencabutan Pen, Penggantian Sendi Lutut, Timektomi dan Operasi Ginjal. Pelayanan kesehatan yang dicover oleh BPJS Kesehatan bisa dimanfaatkan bagi masyarakat yang sudah terdaftar sebagai anggota BPJS. Dan bagi peserta yang ingin memanfaatkan pelayanan yang sudah disediakan oleh BPJS Kesehatan, peserta harus mematuhi persaratan yang sudah ditentukan. Biaya pelayanan kesehatan yang dicover oleh BPJS Kesehatan bisa membantu masyarakat dalam meringankan biaya pelayan pengobatan kesehatan di fasilitas tingkat pertama dan tingkat lanjutan. Walaupun biaya kesehatan tidak semua masyarakat dibayarkan oleh pemerintah, bagi masyarakat yang tidak mampu maka baiaya kesehatan akan dibayar oleh pemerintah dengan memberikan asuransi kesehatan. Sesuai dengan Perpres Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Perpres No. 12 Tahun 2013 tentang besaran iuran perbulan yang harus dibayar sesuai dengan jenis kepesertaan masing- masing dalam JKN sebagai berikut : 1. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Penerima Bantuan Iuran PBI Jaminan Kesehatan serta penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah 138 Daerah sebesar Rp. 23.000,00 dua puluh tiga ribu per orang per bulan berlaku pada tanggal 1 Januari 2016. 2. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang terdiri atas Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, pimpinan dan anggota DPRD, serta pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri sebesar 5 lima persen dari Gaji atau Upah per bulan. Iuran yang dimaksud dengan ketentuan sebagai berikut, 3 tiga persen dibayar oleh Pemberi Kerja dan 2 dua persen dibayar oleh Peserta. 3. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah Selain PNS yang dibayarkan mulai tanggal 1 januari 2014 sampai dengan 30 juni 2015 sebesar 4,5 empat koma lema persen dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan sebagai berikut, 4 empat persen dibayar oleh Pemberi Kerja dan 0,5 nol koma lima persen dibayar oleh Peserta. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah Selain PNS yang dibayarkan mulai 1 juli 2015 sebesar 5 lima persen dari Gaji atau Upah perbulan dengan ketentuan sebagai berikut, 4 empat persen dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1 satu persen dibayar oleh Peserta. 4. Iuran Jaminan Kesehatan Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja: 139 a. Sebesar Rp 30.000 tiga puluh ribu rupiah per orang per bulan dengan Manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III b. Sebesar Rp 51.000 lima puluh satu ribu rupiah per orang per bulan dengan Manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II. c. Sebesar Rp 80.000 lapan puluh ribu rupiah per orang per bulan dengan Manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I. d. Ketentuan besaran Iuran Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksut huruf a, huruf b dan huruf c mulai berlaku pada tanggal 1 April 2016. V.4.3.1. Karakteristik jawaban responden tentang terjaminnya kesehatan dengan menjadi peserta JKN Karakteristik jawaban responden tentang terjaminnya kesehatan dengan menjadi peserta JKN dijelaskan dalam tabel V.20 adalah : Tabel V.20 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Terjaminnya Kesehatan Menjadi Peserta JKN No Terjaminnya Kesehatan Dengan Menjadi Peserta JKN n Persentasi 1 Sangat Tidak Setuju - - 2 Tidak Setuju 8 8.0 3 Setuju 80 80.0 4 Sangat Setuju 12 12.0 Total 100 100.0 Sumber: Data Diolah Peneliti Hasil Penelitian 140 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jawaban responden tentang terjaminnya kesehatan dengan menjadi peserta JKN Tidak Setuju sebanyak 8 orang 8.0 Setuju sebanyak 80 80.0 dan yang Sangat Setuju sebanyak 12 orang 12.0. Berdasarkan tabel diatas mengenai aspek ini juga dapat diperkuat dengan analisis indeks terkait dengan terjaminnya kesehatan dengan menjadi peserta JKN. Indeks = 0x1+8x2+80x3+12x4 100 = 0+16+240+48 100 = 304 100 = 3.04 Berdasarkan hasil indeks diatas terkait dengan terjaminnya kesehatan dengan menjadi peserta JKN sebesar 3,04 masuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa masyarakat memiliki persepsi dengan menjadi peserta JKN merasa kesehatan terjamin. Dari tabel V.20 diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang ikut JKN merasa kesehatannya terjamin, respon dari peserta anggota BPJS Kesehatan sangat positif sebesar 80 setuju dari total responden yang ada. Dan di Kabupaten Bantul yang menjadi peserta BPJS Kesehatan sebesar 73 dari jumlah penduduk. Kondisi ini menunjukkan bahwa kesadaran 141 masyarakat di Kabupaten Bantul cukup baik untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan. V.4.3.2. Karakteristik jawaban responden terhadap kesehatan lebih baik dengan menjadi peserta JKN Karakteristik jawaban responden terhadap kesehatan lebih baik dengan menjadi peserta JKN dijelaskan dalam tabel V.21 adalah : Tabel V.21 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Kesehatan Lebih Baik Menjadi Peserta JKN No Kesehatan Lebih Baik Dengan Menjadi Peserta JKN n Persentasi 1 Sangat Tidak Setuju - - 2 Tidak Setuju 7 7.0 3 Setuju 86 86.0 4 Sangat Setuju 7 7.0 Total 100 100.0 Sumber: Data Diolah Peneliti Hasil Penelitian Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jawaban responden terhadap kesehatan lebih baik dengan menjadi peserta JKN Tidak Setuju sebanyak 7 orang 7.0 Setuju sebanyak 86 86.0 dan yang Sangat Setuju sebanyak 7 orang 7.0. Berdasarkan tabel diatas mengenai aspek ini juga dapat diperkuat dengan analisis indeks terkait dengan kesehatan lebih baik dengan menjadi peserta JKN. 142 Indeks = 0x1+7x2+86x3+7x4 100 = 0+14+258+28 100 = 300 100 = 3.00 Berdasarkan hasil indeks diatas terkait dengan kesehatan lebih baik dengan menjadi peserta JKN sebesar 3.00 masuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa masyarakat memiliki persepsi bahwa dengan menjadi peserta JKN merasa kesehatan menjadi lebih baik. Dari tabel V.21 di atas dijelaskan bahwa responden menjadi peserta JKN merasa kesehatan menjadi lebih baik, dari respon peserta BPJS Kesehatan sangat positif sebesar 86 setuju dari total responden. Di Negara Indonesia telah diamanatkan dalam UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan Pasal 34 ayat 3 Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. 143 V.4.3.3. Karakteristik jawaban responden tentang pelayanan pengobatan menjadi baik dengan menjadi peserta JKN Karakteristik jawaban responden tentang pelayanan pengobatan menjadi baik dengan menjadi peserta JKN dijelaskan dalam tabel V.22 adalah : Tabel V.22 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pelayanan Pengobatan Menjadi Baik Menjadi Peserta JKN No Pelayanan Pengobatan Menjadi Baik Dengan Menjadi Peserta JKN n Persentasi 1 Sangat Tidak Setuju - - 2 Tidak Setuju 5 5.0 3 Setuju 83 83.0 4 Sangat Setuju 12 12.0 Total 100 100.0 Sumber: Data Diolah Peneliti Hasil Penelitian Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jawaban responden tentang pelayanan pengobatan menjadi baik dengan menjadi peserta JKN Tidak Setuju sebanyak 5 orang 5.0 Setuju sebanyak 83 83.0 dan yang Sangat Setuju sebanyak 12 orang 12.0. Berdasarkan tabel diatas mengenai aspek ini juga dapat diperkuat dengan analisis indeks terkait dengan pelayanan pengobatan menjadi baik dengan menjadi peserta JKN. 144 Indeks = 0x1+5x2+83x3+12x4 100 = 0+10+249+48 100 = 307 100 = 3.07 Berdasarkan hasil indeks diatas terkait dengan pelayanan pengobatan menjadi baik dengan menjadi peserta JKN sebesar 3.07 masuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa masyarakat memiliki persepsi dengan menjadi peserta JKN pengobatan ketika sakit menjadi lebih baik. Dari tabel V.22 dijelaskan bahwa dengan ikut JKN pengobatan ketika sakit menjadi baik, dari respon peserta BPJS Kesehatan sangat positif sebesar 83 setuju dari total responden. Dan dari Jaminan Kesehatan Nasional ada beberapa jenis pelayanan kesehatan yang dijamin dan tidak dijamin antara lain dijelaskan dalam Perpres No. 111 Tahun 2013 adalah sebagai berikut : Pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup: 1 Administrasi pelayanan. 2 Pelayanan promotif dan preventif. 3 Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis. 4 Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif. 5 Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai. 6 Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis. 7 Pemeriksaan 145 penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama. 8 Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, meliputi pelayanan kesehatan yang mencakup: 1 Administrasi pelayanan. 2 Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan Subspesialis. 3 Tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai dengan indikasi medis. 4 Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai. 5 Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis. 6 Rehabilitasi medis. 7 Pelayanan darah. 8 Pelayanan kedokteran forensik klinik. 9 Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di fasilitas kesehatan. 10 Perawatan inap non intensif dan 11 perawatan inap di ruang intensif. V.4.3.4. Karakteristik jawaban responden tentang pembiayaan kesehatan menjadi ringan dengan menjadi peserta JKN Karakteristik jawaban responden tentang pembiayaan kesehatan menjadi ringan dengan menjadi peserta JKN dijelaskan dalam tabel V.23 adalah : 146 Tabel V.23 Distribusi Frekuensi JawabanResponden Tentang Pembiayaan KesehatanMenjadi Ringan Menjadi Peserta JKN No Pembiayaan Kesehatan Menjadi Ringan Dengan Menjadi Peserta JKN n Persentasi 1 Sangat Tidak Setuju - - 2 Tidak Setuju 6 6.0 3 Setuju 74 74.0 4 Sangat Setuju 20 20.0 Total 100 100.0 Sumber: Data Diolah Peneliti Hasil Penelitian Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jawaban responden tentang pembiayaan kesehatan menjadi ringan dengan menjadi peserta JKN Tidak Setuju sebanyak 6 orang 6.0 Setuju sebanyak 74 orang 74.0 dan yang Sangat Setuju sebanyak 20 orang 20.0. Berdasarkan tabel diatas mengenai aspek ini juga dapat diperkuat dengan analisis indeks terkait dengan pembiayaan kesehatan menjadi ringan dengan menjadi peserta JKN. Indeks = 0x1+6x2+74x3+20x4 100 = 0+12+222+80 100 = 314 100 = 3.14 Berdasarkan hasil indeks diatas terkait dengan pembiayaan kesehatan menjadi ringan dengan menjadi peserta JKN sebesar 3.14 masuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa masyarakat 147 memiliki persepsi dengan ikut JKN biaya ketika sakit menjadi lebih ringan. Dari tabel V.23 dijelaskan bahwa dengan ikut JKN biaya ketika sakit menjadi ringan, Ketika peserta BPJS Kesehatan datang berobat ke faskes I maka tidak dipungut biaya apapun, apabila peserta BPJS memenuhi persaratan yang berlaku. Dan apabila peserta BPJS melakukan perawatan ketingkat faskes II dan peserta tersebut sudah memenuhi prosedur yang sudah ditetapkan maka akan mendapatkan keringan biaya pengobatan kesehatan. V.4.3.4. Outcome JKN Karakteristik berdasarkan outcome JKN dijelaskan dalam tabel V.24 adalah : Tabel V.24 Ringkasan Variabel Outcome JKN No Indikator Nilai Indeks Ket 1 Terjaminnya kesehatan menjadi peserta JKN 3.04 Baik 2 Kesehatan lebih baik menjadi peserta JKN 3.00 Baik 3 Pelayanan pengobatan menjadi baik menjadi peserta JKN 3.07 Baik 4 Pembiayaan kesehatan menjadi ringan menjadi peserta JKN 3.14 Baik Nilai Indeks Rata-Rata 3.06 Baik Sumber: Data Diolah Peneliti Hasil Penelitian 148 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : Berdasarkan hasil indeks diatas terkait dengan terjaminnya kesehatan dengan menjadi peserta JKN sebesar 3,04 masuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa masyarakat memiliki persepsi dengan menjadi peserta JKN merasa kesehatan terjamin. Berdasarkan hasil indeks diatas terkait dengan kesehatan lebih baik dengan menjadi peserta JKN sebesar 3.00 masuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa masyarakat memiliki persepsi bahwa dengan menjadi peserta JKN merasa kesehatan menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil indeks diatas terkait dengan pelayanan pengobatan menjadi baik dengan menjadi peserta JKN sebesar 3.07 masuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa masyarakat memiliki persepsi dengan menjadi peserta JKN pengobatan ketika sakit menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil indeks diatas terkait dengan pembiayaan kesehatan menjadi ringan dengan menjadi peserta JKN sebesar 3.14 masuk dalam kategori baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa masyarakat memiliki persepsi dengan ikut JKN biaya ketika sakit menjadi lebih ringan. Dari penjelasan diatas, respon peserta BPJS Kesehatan di Kabupaten Bantul terhadap outcome JKN sangat positif, dari nilai indek 149 rata-rata indikator yang ada pada tabel V.24 sebesar 3.06 masuk kedalam kategori Baik. Nilai ini dapat diartikan bahwa masyarakat memiliki persepsi dengan menjadi peserta JKN mempunyai manfaat dalam pelayanan pengonbatan dan meringankan pembiayaan kesehatan. 150

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang berkaitan dengan pelaksnaan Jaminan Kesehatan Nasional JKN pada bab-bab terdahulu maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut: 1. Ada hubungan antar Stakeholder lembaga BPJS dengan Fasilitas Kesehatan. Pola kerja sama BPJS dengan Fasilitas Kesehatan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor. 85 Tahun 2013. Kerja sama dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas BPJS Kesehatan atau pelayanan kepada peserta. Secara fungsional BPJS sebagai penjamin pelayanan kesehatan bagi pesertanya dan fasilitas kesehatan salah satunya Rumah Sakit dan Puskesmas adalah pelaksana pelayanan kesehatan. Di Kabupaten Bantul sebanyak 90 Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sosialisasi BPJS terhadap peserta BPJS belum optimal dilihat dari edukasi peserta BPJS yang igin langsung berobat ke fasilitas tingkat lanjut dan peserta tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan. 151 2. Model pembiayaan BPJS yang ada saat ini sudah cukup ideal, dari pembayaran BPJS Kesehatan kepada fasiliatas kesehatan tingkat pertama dengan kapitasi, pembayaran BPJS Kesehatan pada tanggal 15 Juni 2016 kepada Puskesmas Bantul 1 sebesar Rp 140.929.000 dari jumlah peserta yang berobat sebanyak 23.489 jiwa. Sedangkan untuk fasilitas rujukan tingkat lanjut, BPJS Kesehatan membayar dengan sistem paket INA- CBG’s, pembayaran BPJS Kesehatan pada tanggal 21 Juni 2016 kepada RSUD Panembahan Senopati sebesar Rp 7.856.997.509 dari pelayanan kesehatan Rawat Inap Tingkat Lanjut RITL dan pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjut RJTL. Sejauh ini pembayaran pihak BPJS Kesehatan kepada fasilitas kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas untuk saat ini masih positif. Dari model pembiayaan BPJS Kesehatan dari nilai indek rata- rata sebesar 2.74. masuk kategori baik. 3. Outcome Jaminan Kesehatan Nasional JKN tingkat keberhasilan cukup baik, dari Persentase terjaminnya kesehatan peserta BPJS sebesar 73 dari jumlah penduduk di Kabupaten Bantul. Bisa diartikan bahwa persepsi masyarakat cukup positif untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan. Pelayanan yang dijamin adalah pelayanan kesehatan tingkat pertama dan pelayanan kesehatan tingkat lanjut. Berdasarkan outcome JKN dari nilai indek rata-rata sebesar 3.06 152 masuk kategori baik. Nilai ini bisa diartikan bahwa peserta BPJS di Kabupaten Bantul memiliki persepsi dengan menjadi peserta JKN dapat meringankan pembiayaan pelayanan kesehatan.

VI.2. Saran

1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS perlu adanya sosialisi lebih inten kepada peserta BPJS Kesehatan. 2. Kordinasi antar lembaga BPJS Kesehatan dengan Fasiltas Kesehatan dalam keselarasan pelaksanaan pelayanan kesehatan. 3. Model pembiayaan saat ini dianggap idel, namun perlu ditinjau kembali terkait kontribusi BPJS terhadap pemberi pelayanan kesehatan. 4. Pihak BPJS Kesehatan perlu menyederhanakan prosedur pelayanan dari fasilitas tingkat pertama ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut. 153 DAFTAR PUSTAKA BukuJurnal Akdon dkk. 2015. Manajemen Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Aditya, Bayu Rizky dkk. Sinergitas Stakeholder Untuk Administrasi Publik Yang Demokratis Dalam Persepekif Teori Governance Studi Pada Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Mulyoagung Bersatu Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Jurnal Administrasi Publik JAP, Vol 2, No. 3. Arsih, Budi. 2014. Kesiapan Pemerintah Dalam Mewujudkan Jaminan Kesehatan Nasional Bagi Warga Negara. Jurnal Ilmiah Inkoma, Volume 25, Nomor 1. Asun. 2015. Kepuasan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Simpang Tiga Kecamatan Banyuke Hulu Kabupaten Landak. Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Sinar Harapan. Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group. Devani, Vera dkk. 2012. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Perpustakaan UIN SUSKA Riau Dengan Menggunakan Metode Kano. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri Vol. 10. No. 1. Dewi, Maya Widyana, And Devi Sulistyani. 2015. Perbandingan Premi Asuransi Kesehatan Peserta BPJS Badan Usaha Dengan Asuransi Kesehatan Swasta. Jurnal Akuntansi Dan Pajak 16.01. Djogo, Tony dkk. 2003. Kelembagaan Dan Kebijakan Dalam Pengembangan Agroforestri. World Agroforestry Centre ICRAF Southeast Asia Regional Office.

Dokumen yang terkait

Hubungan Karateristik Dan Persepsi Masyarakat Tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Terhadap Keikusertaan Menjadi Peserta JKN Di Kota Medan Tahun 2014

4 51 157

hubungan karateristik dan persepsi masyarakat tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap keikusertaan menjadi peserta JKN di Kota Medan tahun 2014

19 72 157

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) dengan Perilaku Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015

7 64 124

Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

20 192 114

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotanopan Tahun 2014.

1 58 114

PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI KABUPATEN BANTUL SEBAGAI IMPLEMENTASI DARI PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2012.

1 17 17

SKRIPSI PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENYANDANG PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI KABUPATEN BANTUL SEBAGAI IMPLEMENTASI DARI PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2012.

0 4 11

PENDAHULUAN PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI KABUPATEN BANTUL SEBAGAI IMPLEMENTASI DARI PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2012.

0 4 22

2017 Jamsos Sesi 13 FK Pembiayaan JKN Daerah Terpencil

0 0 25

Analisis Ketersediaan Fasilitas dan Pembiayaan Kesehatan pada Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional di Provinsi Bengkulu

0 1 8