Program Jaminan Kesehatan JKN Badan Penyelenggara Jamian Sosial BPJS Kesehatan

73 5. Penerima pensiun terdiri atas: a. Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun. b. Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun. c. Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun. d. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c yang mendapat hak pensiun. e. Penerima Pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf c dan f. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf a yang mendapat hak pensiun. 6. Pekerja sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf a dan huruf b termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 enam bulan. 7. Jamianan kesehatan bagi Pekerja warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri diatur dengan ketentuan peraturan perudang-undangan tersendiri. 74 8. Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi: a. Istri atau suami yang sah dari Peserta. b. Anak kandung, anak tiri danatau anak angkat yang sah dari Peserta sebanyak 5 lima orang, dengan kriteria: tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri. c. Belum berusia 21 dua puluh satu tahun atau belum berusia 25 duapuluh lima tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal. d. Sedangkan Peserta bukan PBI JKN dapat juga mengikutsertakan anggota keluarga yang lain. 9. Syarat Pendaftaran Syarat pendaftaran akan diatur kemudian dalam peraturan BPJS. 10. Lokasi Pendaftaran Pendaftaran Peserta dilakukan di kantor BPJS terdekatsetempat. 11. Prosedur Pendaftaran Peserta a. Pemerintah mendaftarkan PBI JKN sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan. 75 b. Pemberi Kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja dapat mendaftarkan diri sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan. c. Bukan pekerja dan peserta lainnya wajib mendaftarkan diri dan keluarganya sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan. 12. Hak dan Kewajiban Peserta a. Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak mendapatkan a identitas Peserta dan b manfaat pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. b. Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berkewajiban untuk: a. membayar iuran dan b. Melaporkan data kepesertaannya kepada BPJS Kesehatan dengan menunjukkan identitas Peserta pada saat pindah domisili dan atau pindah kerja. 13. Masa Berlaku Kepesertaan a. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional berlaku selama yang bersangkutan membayar Iuran sesuai dengan kelompok peserta. 76 b. Status kepesertaan akan hilang bila Peserta tidak membayar Iuran atau meninggal dunia. c. Ketentuan lebih lanjut terhadap hal tersebut diatas, akan diatur oleh Peraturan BPJS. 14. Pentahapan Kepesertaan Kepersetaan jaminan kesehatan nasional dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pertama mulai 1 januari 2014, kepesertaannya paling sedikit meliputi: PBI Jaminan Kesehatan; Anggota TNIPNS di lingkungan Kementerian Pertahanan dan anggota keluarganya; Anggota PolriPNS di lingkungan Polri dan anggota keluarganya; peserta asuransi kesehatan PT Askes Persero beserta anggota keluarganya, serta peserta jaminan pemeliharaan kesehatan Jamsostek dan anggota keluarganya. Selanjutnya tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta BPJS Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.

IV.4. Jenis-Jenis Layanan BPJS Kesehatan

Jenis-jenis pelayanan kesehatan yang dijamin dan tidak dijamin oleh Jaminan Kesehatan nasional antara lain dijelaskan dalam Perpres No.19 Tahun 2016 adalah sebagai berikut: 77 1. Pelayanan kesehatan yang dijamin terdiri atas: a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup: 1 Administrasi pelayanan. 2 Pelayanan promotif dan preventif. 3 Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis. 4 Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif. 5 Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai. 6 Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama. 7 Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis. b. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, meliputi pelayanan kesehatan yang mencakup: 1 Administrasi pelayanan. 2 Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis dasar. 3 Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi spesialistik. 4 Tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai dengan indikasi medis. 5 Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai. 78 6 Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis. 7 Rehabilitasi medis. 8 Pelayanan darah. 9 Pelayanan kedokteran forensik klinik. 10 Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di fasilitas kesehatan. 11 Pelayanan keluarga berencana. 12 Perawatan inap non intensif dan 13 perawatan inap di ruang intensif. 2. Pelayanan kesehatan sebagai mana dimaksud pada ayat 1 huruf b angka 2 hanya berlaku untuk pelayanan kesehatan pada unit gawat darurat. 3. Pelayanan kesehatan sebagai mana dimaksud pada ayat 1 huruf b angka 11, tidak termasuk pelayanan Keluaraga Berencana yang telah dibiayai pemerintah. 4. Dalam hal diperlukan, selain pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Peserta juga berhak mendapatkan pelayanan berupa alat kesehatan. 5. Alat kesehatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 4 termasuk alat bantu kesehatan. 79 6. Sedangkan Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi: a. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku. b. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat. c. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja. d. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggungoleh program jaminan kecelakaan lalu lintas. e. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri. f. Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik. g. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas. h. Pelayanan meratakan gigi ortodonsi. i. Gangguan kesehatanpenyakit akibat ketergantungan obat danatau alkohol. j. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri.

Dokumen yang terkait

Hubungan Karateristik Dan Persepsi Masyarakat Tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Terhadap Keikusertaan Menjadi Peserta JKN Di Kota Medan Tahun 2014

4 51 157

hubungan karateristik dan persepsi masyarakat tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap keikusertaan menjadi peserta JKN di Kota Medan tahun 2014

19 72 157

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) dengan Perilaku Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015

7 64 124

Analisis Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

20 192 114

Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotanopan Tahun 2014.

1 58 114

PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI KABUPATEN BANTUL SEBAGAI IMPLEMENTASI DARI PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2012.

1 17 17

SKRIPSI PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENYANDANG PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI KABUPATEN BANTUL SEBAGAI IMPLEMENTASI DARI PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2012.

0 4 11

PENDAHULUAN PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI KABUPATEN BANTUL SEBAGAI IMPLEMENTASI DARI PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2012.

0 4 22

2017 Jamsos Sesi 13 FK Pembiayaan JKN Daerah Terpencil

0 0 25

Analisis Ketersediaan Fasilitas dan Pembiayaan Kesehatan pada Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional di Provinsi Bengkulu

0 1 8