3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran yang mengutamakan kerja sama dalam kelompok dan interaksi tersebut ada pada bentuk pembelajaran kooperatif. Menurut Nurhadi dan Agus G. S. 2003: 60,
pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar siswa. Mereka tentunya akan saling
membutuhkan dan harus saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugasnya dari guru. Etin Solihatin dan Raharja 2007: 4 mengemukakan bahwa belajar kooperatif adalah
pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut.
Jadi, di dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Jumlah anggota dalam satu kelompok bervariasi
mulai dari dua sampai dengan lima Anita Lie, 2005: 56. Wina Sanjaya 2007: 240 menjabarkan pengertian pembelajaran kooperatif sebagai
model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,
jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda heterogen. Sementara itu, Slavin 2009: 103 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah solusi yang ideal terhadap masalah
menyediakan kesempatan berinteraksi secara kooperatfi dan tidak dangkal kepada para siswa dari latar belakang etnik yang berbeda. Lebih lanjut lagi, Slavin menjelaskan bahwa secara
khusus pembelajaran kooperatif dapat menghapuskan perbedaan para siswa dari latar belakang etnik mereka.
Kessler 1992: 1 menyatakan bahwa cooperative learning is carefully structured organized so that each learner interacts with others and all learbers are motivated to
increase each other’s learning. Senada dengan itu, Biggs dan Watkins 1995: 49 menuliskan bahwa cooperative learning approaches is approaches to learning and teaching which
emphasise interaction beetwen students and which faster coopetarive values. Pendapat tersebut menitikberatkan pada interaksi siswa sehingga bisa saling meningkatkan motivasi
dan mengutamakan kerja sama. Pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas
cooperative task dan komponen struktur intensif kooperatif cooperative incentive
commit to users
structure Wina Sanjaya, 2007: 241. Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan sesuatu, seperti membangkitkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan
tugas kelompok. Kemudian, tugas struktur intensif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok.
Komponen yang kedua ini dianggap sebagai keunikan dalam pembelajaran kooperatif karena melalui pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok bekerja keras untuk belajar,
mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai konsep maupun materi pelajaran. Pembelajaran yang kooperatif tersebut terjadi ketika siswa berbagi tanggung jawab
untuk mencapai tujuan bersama Depdiknas, 2002: 2. Pengembangan keterampilan bekerja sama dalam kelompok meliputi waktu, praktik, dan penguatan perilaku yang sesuai.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif yaitu metode pembelajaran yang menciptakan interaksi dalam pengajaran yang memungkinkan siswa
bekerja bersama dalam kelompok sehingga memperoleh pengalaman belajar, meningkatkan motivasi dan kerja sama.
b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif