Penilaian Menulis Narasi Landasan Teori 1. Hakikat Menulis

itu, harus ada unsur lain yang diperhitungkan, yaitu unsur waktu. Dengan demikian pengertian narasi itu mencakup dua unsur dasar. Unsur yang terpenting dalam sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Peristiwa yang telah terjadi tidak lain daripada tindak-tanduk yang dilakukan oleh orang-orang atau tokoh-tokoh dalam suatu rangkaian waktu. Bila deskripsi menggambarkan suatu objek secara statis, maka narasi mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkain waktu. Atar Semi 1990: 33 mengemukakan ciri penanda narasi, yaitu, 1 berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia; 2 kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, semata-mata imajinasi, atau gabungan keduanya; 3 berdasarkan konflik; 4 memiliki nilai estetika kerena isi dan cara penyampainnya bersifat sastra; 5 menekankan susunan kronologis, dan 6 biasanya memliki dialog. Jos Daniel Parera 1993:5 menyatakan bahwa tulisan narasi pada dasarnya adalah karangan atau tulisan yang berbentuk cerita sehingga bentuk karangan dan tulisannya bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu. Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tulisan narasi adalah bentuk wacana berupa cerita tentang peristiwa tindak-tanduk perbuatan atau pengalaman manusia yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, semata-mata imajinasi, atau gabungan keduanya secara kronologis.

b. Penilaian Menulis Narasi

Menulis merupakan kemampuan berbahasa paling akhir yang dikuasai oleh setiap pelajar. Kemampuan menulis didapat setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Kegiatan menulis merupakan salah satu pembelajaran bahasa, jadi tes kebahasaan merupakan hal yang harus dilakukan. Melalui penilaian yang objektif, maka hasil belajar siswa akan dapat diukur. Harris dan Amran dalam Burhan Nurgiyantoro, 2001: 306 menyatakan bahwa berdasarkan model pendekatan analitis dalam menilai tugas menulis, unsur utama yang dinilai adalah content isi, gagasan yang dikemukakan. Gorys Keraf 2001: 81 mengatakan bahwa yang dimaksud perincian dan urutan pikiran adalah bagaimana pengembangan sebuah gagasan utama dan bagaimana hubungan antara gagasan-gagasan bawahan yang menunjang commit to users gagasan utama tadi. Implikasinya, tes menulis bukan hanya menghasilkan sebuah bahasa saja melainkan juga bagaimana mengungkapkan gagasan dan perasaan dengan menggunakan bahasa tulis secara tepat. Burhan Nurgiyantoro 2001: 306 mengemukakan bahwa ada enam tingkatan tes kemampuan menulis, yaitu: 1 tes kemampuan menulis tingkat ingatan, 2 tes kemampuan menulis tingkat pemahaman, 3 tes kemampuan menulis tingkat penerapan, 4 tes kemampuan menulis tingkat analisis, 5 sisntesis, dan 6 evaluasi. Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Burhan Nurgiyantoro 2001:307-308 yang paparan lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Penilaian Pembelajaran Menulis No Aspek Peni- laian Skor Kriteria 1 Isi 27-31 22-26 17-21 13-16 Sangat baik padat informasi, substansif, pengembangan tesis tun- tas Baik informasi cukup, substansi cukup, pengembangan tesis terbatas, dan relevan dengan masalah tetapi tidak leng- kap Cukup informasi terbatas, substansi kurang, pengembangan tesis tidak cukup dan permasalahan tidak cukup Kurang tidak berisi, tidak ada substansi, tidak ada pengem- bangan tesis dan tidak ada permasalahan 2 Organi sasi 18-22 14-17 Sangat baik ekspresi lancar, gagasan jelas, padat tertata, urutan lo- gis dan kohesif Baik commit to users 10-13 7-9 ekspresi kurang lancar, kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung terbatas, urutan logis tetapi tidak lengkap Sedang ekspresi tidak lancar, gagasan kacau, terpotong- potong, urutan dan pengembangan tidak logis Kurang tidak komunikatif, tidak terorganisir, dan tidak layak dinilai 3 Kosaka- ta 18-21 14-17 10-13 7-9 Sangat baik pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pemben- tukan kata Baik pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu Sedang terdapat kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna Kurang pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosakata rendah dan tidak layak dinilai 4 Pengem bangan bahasa 22-26 18-21 11-17 5-10 Sangat baik konstruksi kompleks tetapi efektif dan hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan kebahasaan Baik konstruks kalimat dan makna membungungkan atau kabur Sedang Terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat dan makna membingungkan atau kabur Kurang commit to users tidak menguasai aturan sintaksis, terdapat banyak ke- salahan, tidak komunikatif dan tidak layak nilai 5 Mekanik 5 4 3 2 Sangat baik menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan Cukup Baik kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna Sedang sering terjadi kesalahan ejaan, makna membingungkan atau kabur Kurang tak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesa- lahan ejaan, tulisan tak terbaca, tak layak nilai

c. Hakikat Pembelajaran

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT DINAS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS Peningkatan Keterampilan Menulis Surat Dinas Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions Siswa Ke

0 2 20

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT DINAS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS Peningkatan Keterampilan Menulis Surat Dinas Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions Siswa Ke

0 1 22

PEMANFAATAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STUDENT TEAMS Pemanfaatan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Pada Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 5

0 4 12

PENDAHULUAN Pemanfaatan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Pada Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

0 5 8

PEMANFAATAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STUDENT Pemanfaatan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Pada Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 5 Surakarta Tahun

0 0 18