Perbedaan Kerusakan Tulang Trabekular dan Korteks Pada Penderita Diabetes melitus

Dari hasil analisis untuk menguji keselarasan antara dua pemeriksa untuk menilai trabekular diperoleh nilai kappa 0,898 dan nilai p=0,0001, maka dapat disimpulkan bahwa kedua pemeriksa menunjukkan hasil pemeriksaan yang selaras untuk pemeriksaan trabekular. Tabel 4. Hasil Uji Keselarasan Antar Dua Pemeriksa untuk Pemeriksaan Korteks Pemeriksa I Pemeriksa II Kappa p Gr 1 Gr 2 Gr 3 Grade 1 1 1.5 0.934 0.0001 Grade 2 41 63.1 2 3.1 Grade 3 21 32.3 Dari hasil analisis untuk menguji keselarasan antara dua pemeriksa untuk menilai korteks diperoleh nilai kappa 0,934 dan nilai p=0,0001, maka dapat disimpulkan bahwa kedua pemeriksa menunjukkan hasil pemeriksaan yang selaras untuk pemeriksaan korteks.

4.3 Perbedaan Kerusakan Tulang Trabekular dan Korteks Pada Penderita Diabetes melitus

Tabel 5. Hasil Analisis Kerusakan Tulang Trabekular dan Korteks Berdasarkan Usia pada Penderita DM Usia tahun n Trabekular p Korteks p Grade Grade 1 Grade 2 Grade1 Grade 2 Grade 3 40-50 19 3 15,8 1684,2 0,068 1684,2 3 15,8 0,266 51-60 28 1242,9 1657,1 13,6 1760,7 1035,7 60 18 9 50 9 50 1055,6 8 44,4 Dari hasil analisis menggunakan uji chi square diperoleh kerusakan tulang trabekular dan korteks berdasarkan tingkatan usia p0,05. Pada rentang usia 40-50 Universitas Sumatera Utara tahun ditemukan umumnya kerusakan tulang trabekular dan korteks pada grade 2 yaitu masing-masing sebanyak 16 responden 84,2. Begitu pula untuk usia 51-60 tahun juga pada grade 2, untuk kerusakan tulang trabekular sebanyak 16 responden 57,1 dan kerusakan tulang korteks sebanyak 17 responden 60,7 Tabel 5. Tabel 6. Hasil Analisis Kerusakan Tulang Trabekular dan Korteks Berdasarkan Jenis Obat Menurut Pengelompokan Usia pada Penderita DM Usia tahun Jenis obat n Trabekular p Korteks p Grade 1 Grade 2 Grade1 Grade2 Grade3 40-50 Silfonilurea 7 7100 - 685,7 114,3 0,468 a Thiazolidinedione 1 1 100 1 100 Metformin 2 2 100 1 50 1 50 51-60 Silfonilurea 7 342,9 457,1 0,308 a 457,1 3 42,9 0,497 a Thiazolidinedione 1 1 100 1 100 Metformin 3 3 100 266,7 1 33,3 60 Silfonilurea 8 4 50 4 50 0,236 b 2 25 6 75 0,061 b Thiazolidinedione 0 Metformin 3 3 100 3 100 a chi cquare, b exact fisher Dari hasil analisis menggunakan uji chi square dan exact fisher diperoleh kerusakan tulang trabekular dan korteks berdasarkan jenis obat menurut pengelompokan usia p0,05. Pada kelompok usia 40-50 tahun, sebanyak 7 responden yang mengkonsumsi obat Sulfonilurea, seluruhnya 100 mengalami kerusakan trabekular grade 2. Sebanyak 6 responden 85,7 yang mengkonsumsi obat jenis Sulfonilurea juga mengalami kerusakan tulang trabekular grade 2 Tabel 6. Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Hasil Analisis Kerusakan Tulang Trabekular dan Korteks Menurut Pengelompokan Usia pada Penderita DM yang Tidak Minum Obat Usia tahun n Trabekular p Korteks p Grade 1 Grade2 Grade 1 Grade 2 Grade 3 40-50 9 333,3 666,7 0,314 888,9 111,1 0,681 51-60 17 952,9 847,1 15,9 1164,7 529,4 60 7 571,4 228,6 5 71,4 224,2 Perbedaan kerusakan tulang trabekular dan korteks pada responden penderita DM yang tidak meminum obat berdasarkan pengelompokan usia. Dari hasil analisis statistik menggunakan uji chi square ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan kerusakan tulang trabekular dan korteks p0,05. Kerusakan tulang trabekular dan korteks terbanyak pada grade 2 untuk kelompok usia 40-50 tahun. Sedangkan untuk kelompok usia 51-60 tahun dan 60 tahun, kebanyakan responden mengalami kerusakan tulang trabekular grade 1, yaitu masing-masing sebanyak 52,9 dan 71,4. Jenis kerusakan tulang korteks terbanyak pada grade 2 pada kelompok usia 51-60 tahun 64,7 dan 60 tahun 71,4 Tabel 7. Tabel 8. Hasil Analisis Kerusakan Tulang Trabekular dan Korteks Menurut – Pengelompokan Usia Sesuai dengan Lama Menderita DM Menderita tahun Lama Menderita DM tahun N Trabekular P Korteks p Grade 1 Grade 2 Grade 1 Grade 2 Grade 3 40-50 1-3 14 214,3 1285,7 0,792 1392,9 1 7,1 0,041 4-7 4 1 25 3 75 3 75 1 25 7 1 1 100 1 100 51-60 1-3 17 635,3 1164.7 0,215 15.9 1164,7 529,4 0,867 4-7 9 444,4 5 55,6 5 55,6 444,4 7 2 2 100 1 50 1 50 60 1-3 8 4 50 4 50 0,435 4 50 4 50 0,175 4-7 6 233,3 4 66,7 5 83,3 116,7 7 4 3 75 1 25 1 25 3 75 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan lama menderita DM juga tidak ditemukan perbedaan yang signifikan kerusakan tulang trabekular dan korteks untuk masing-masing kelompok usia p0,05 menggunakan uji chi square. Pada kelompok usia 40-50 tahun dan 51- 60 tahun, responden yang menderita DM 1-7 tahun kebanyakan mengalami kerusakan tulang trabekuluar dan korteks pada grade 2 Tabel 8. Tabel 9. Hasil Analisis Kerusakan Tulang Trabekular dan Korteks Berdasarkan Ada Tidaknya Turunan DM Turunan DM n Trabekular p Korteks p Grade 1 Grade 2 Grade1 Grade 2 Grade 3 Tidak 35 1337,1 2262,9 1.000 12,9 21 60 1337,1 0,399 Ya 30 1136,7 1963,3 2273.3 8 26,7 Dari hasil analisis menggunakan uji chi square tidak ditemukan perbedaan yang signifikan kerusakan tulang trabekular dan korteks berdasarkan ada tidaknya turunan DM p0,05. Sebagian besar responden yang memiliki turunan DM mengalami kerusakan tulang trabekular dan korteks grade 2 yaitu masing-masing sebanyak 63,3 dan 73,3 Tabel 9. Tabel 10. Hasil Analisis Kerusakan Tulang Trabekular dan Korteks Menurut Pengelompokan Usia Berdasarkan Ada Tidaknya Turunan DM Usia tahun Turunan DM N Trabekular p Korteks p Grade 1 Grade 2 Grade1 Grade2 Grade3 40-50 Tidak 11 19,1 1090,9 0,546 a 1090.9 19,1 0,54 6 a Ya 8 2 25 6 75 6 75 2 25 51-60 Tidak 13 646,2 7 53,8 1,000 b 17,7 7 53,8 538,5 0,49 8 b Ya 15 6 40 9 60 1066,7 533,3 60-70 Tidak 11 654,5 5 45.4 1,000 a 4 36,4 763,6 0,06 6 a Ya 7 342,9 4 57,1 6 85,7 114,3 a fisher exact, b chi square Dari hasil analisis perbedaan kerusakan tulang trabekular dan korteks berdasarkan ada tidaknya DM juga tidak ditemukan adanya perbedaan yang Universitas Sumatera Utara signifikan menurut pengelompokan usia, seluruh nilai p0,05. Kebanyakan pada usia di kelompok 40-50 tahun, kerusakan tulang trabekular terbanyak adalah pada grade 2 yaitu sebanyak 10 responden 90,9. Pada usia 51-60 tahun kerusakan trabekular grade 2 sedikit lebih banyak dari grade 1. Pada kerusakan tulang korteks juga ditemukan yang terbanyak adalah grade 2 namun keduanya bukan merupakan turunan DM turunan, sedangkan responden DM turunan juga menunjukkan bahwa sebagian besar umumnya memiliki kerusakan trabekular dan korteks berada pada grade 2 Tabel 10. Tabel 11. Hasil Analisis Kerusakan Tulang Trabekular dan Korteks Berdasarkan Ada Tidaknya Minum Obat DM Minum Obat n Trabekular p Korteks p Grade 1 Grade 2 Grade 1 Grade 2 Grade 3 Tidak 33 1751,5 1648,5 0,027 1 3 2472,7 8 24,2 0,252 Ya 32 7 21,9 2578,1 1959,4 1340,6 Dari hasil analisis menggunakan uji chi square diperoleh perbedaan yang signifikan kerusakan tulang trabekular pada penderita DM yang tidak minum obat dengan responden yang minum obat p = 0,027. Sebaliknya, tidak ada perbedaan yang signifikan kerusakan tulang korteks antara responden yang tidak minum obat dan minum obat p=0,252 Tabel 11. Tabel 12. Hasil Analisis Kerusakan Tulang Trabekular dan Korteks Berdasarkan Lama Menderita DM Lama menderita DM tahun N Trabekular p Korteks p Grade Grade Grade 1 Grade2 Grade1 Grade2 Grade3 1-3 39 1230,8 2769,2 0,122 12,6 2871,8 1025,6 0,183 4-7 19 7 36,8 1263,2 1368,4 6 31,6 7 7 5 71,4 2 28,6 2 28,6 5 71,4 Universitas Sumatera Utara Dari hasil analisis menggunakan uji chi square, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan kerusakan tulang trabekular dan korteks berdasarkan lama menderita DM p0,05. Responden yang menderita DM selama 1-3 tahun dan 4-7 tahun kebanyakan mengalami kerusakan tulang trabekular dan korteks grade 2. Sedangkan responden yang telah mengalami DM lebih dari 7 tahun lebih banyak mengalami kerusakan tulang trabekular grade 1 yaitu sebanyak 5 responden 71,4. Sementara itu, pada kerusakan tulang korteks, mayoritas responden yang telah mengalami DM di atas 7 tahun berada pada grade 3 yaitu sebanyak 5 responden 71,4 Tabel 12. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN