2.2 Bahan Baku 2.2.1 Ampas tahu
Ampas tahu merupakan hasil sisa perasan bubur kedelai. Ampas ini mempunyai sifat cepat basi dan berbau tidak sedap kalau tidak segera ditangani dengan cepat.
Pemanfaatan ampas tahu menjadi pakan merupakan pengolahan yang paling mudah karena hanya dengan cara mengeringkannya. Ampas tahu yang dihasilkan
segera dikeringkan. Dalam kondisi kering, ampas tahu dapat disimpan lama Sarwono, 2003.
Biasanya para pengusaha tahu akan membuang ampas tahu begitu saja dan dibiarkan sampai membusuk. Ampas tahu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pakan ikan dalam kondisi masih baik atau tidak busuk. Ampas tahu merupakan sumber protein Khairuman, 2002. Kandungan gizi tepung ampas tahu adalah
protein 23,55, lemak 5,54, karbohidrat 26,92, serat kasar 16,53, abu 17,03 dan air 10,43 Mujiman, 1991.
2.2.2 Tepung ikan
Tepung ikan yang baik berasal dari jenis ikan yang kadar lemaknya rendah. Bau khusus suatu jenis ikan kadang-kadang juga mempengaruhi daya tariknya,
sehingga lebih merangsang. Ikan-ikan rucah tidak bernilai ekonomis penting dari sisa-sisa hasil pengolahan biasanya merupakan bahan baku yang penting
untuk pembuatan tepung ikan Mujiman, 1991. Tepung ikan yang berbau tengik, menandakan bahwa kualitas tepung ikan sudah menurun, demikian juga dengan
kandungan gizinya. Sehingga tidak ekonomis lagi jika digunakan dalam pembuatan makanan ternak atau ikan Suryana, 2013.
Tepung ikan yang memiliki kandungan lemak tinggi, akan menurunkan kualitas tepung ikan, meskipun kandungan protein tinggi. Kandungan lemak yang
tinggi, menyebabkan tepung ikan mudah menjadi tengik dan tidak dapat disimpan lama Murtidjo, 2001. Kandungan gizi tepung ikan adalah protein 22,65, lemak
15,38, abu 26,65, serat 1,80 dan air 10,72 Dharmawan, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Tepung darah
Darah ternak merupakan limbah dari rumah pemotongan hewan ternak. Limbah ini dapat diolah menjadi tepung darah dan dapat digunakan sebagai bahan baku
pakan ikan, karena mengandung nutrisi yang cukup tinggi. Namun, tepung darah sukar dicerna oleh ikan. Oleh karena itu, bahan baku ini disarankan hanya
digunakan sebagai bahan campuran dengan jumlah tidak melebihi 10 Kordi, 2004.
Darah hewan tersebut dipanaskan sampai 100
o
C sehingga membentuk gumpalan, kemudian dikeringkan dan dipres tekanan tinggi untuk mengeluarkan
serum yang tersisa. Setelah itu dikeringkan dengan pemanasan lagi dan akhirnya digiling. Tepung darah hewan ini biasanya berwarna coklat gelap dengan bau
yang khas Darmono, 1993. Darah yang berasal dari hewan yang dipotong ditampung lalu diolah
menjadi tepung. Seekor ternak bila dipotong akan menghasilkan darah sekitar 7- 9 dari bobot badannya Suharno, 1998. Kandungan gizi tepung darah adalah
protein 71,45, lemak 0,42, karbohidrat 13,12, abu 5,45, serat 7,95 dan air 5,19 Dharmawan, 2010.
2.2.4 Daun keladi
Makanan yang sering dimakan oleh ikan tawar adalah daun keladi Colocasia estulata Schott, ketela pohon Manihot utilissima Bohl, pepaya Carica papaya
Linn. Konon yang paling bagus untuk makanan ikan adalah daun keladi. Namun daun ini tidak boleh langsung diberikan pada ikan. Harus dikeringkan dahulu agar
getahnya kering. Bagian-bagian daun keladi yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan misalnya umbi, tangkai, dan daun keladi Susanto, 2000. Komposisi gizi
daun keladi menurut Widayati 1998 adalah protein 4,4 gram, lemak 1,8 gram, karbohidrat 12,2 gram, serat 3,4 gram dan kadar air 79,6.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Tepung Tapioka
Tepung tapioka atau tepung kanji berfungsi sebagai perekat agar bahan baku yang ada dalam pakan dapat bersatu menjadi campuran yang homogen dan sebagai
pengikat antar komponen. Dengan demikian pakan tidak mudah hancur terurai kembali ketika dimasukkan kedalam air. Bahan jadi perekat tersebut juga dapat
berfungsi sebagai sumber berbagai zat makanan. Tepung tapioka tersebut apabila kita larutkan dalam air panas akan menghasilkan larutan kental yang lekat seperti
lem encer. Jumlah penggunaan bahan perekat ini dapat mencapai 10 dari seluruh bobot ramuan Mujiman, 1991. Kandungan nutrisi bahan tepung tapioka
adalah protein 8,09, lemak 1,30, karbohidrat 77,30, abu 0,06 dan air 13,25 Lukito, 2007.
2.3 Kandungan Nutrisi Pakan