Kesimpulan Saran Pakan Ikan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kandungan gizi pada pakan buatan sendiri yaitu protein 32,65, air 4,50, abu 10, karbohidrat 46,22, lemak 6,63 dan serat kasar 4,45 yang mana telah memenuhi standart makanan ikan. 2. Pengaruh pemberian pakan ikan terhadap ikan gurami menghasilkan pertambahan bobot optimum yaitu pakan buatan sendiri sebesar 33,70 menjadi 96,62 pada hari ke 42.

5.2 Saran

Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar membuat pakan buatan dengan campuran bahan baku yang sama dengan formulasi yang berbeda dan menambahkan bahan tambahan berupa vitamin atau antioksidan pada pakan buatan sehingga diperoleh pakan buatan yang kualitasnya lebih baik. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pakan Ikan

2.1.1 Pakan Alami Pakan alami adalah makanan yang keberadaannya tersedia di alam. Sifat pakan alami yang mudah dicerna digunakan sebagai pakan benih ikan karena benih ikan memiliki alat percernaan yang belum sempurna. Oleh karena itu, pakan alami merupakan pakan yang tepat untuk benih, sehingga kematian yang tinggi pada benih ikan dapat dicegah Lingga, 1989. Keunggulan dari pakan alami sebagai pakan benih ikan antara lain pakan alami memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, mudah dicerna, gerakan pakan menarik perhatian ikan Djarijah, 1995. Ukuran diameter pakan yang relatif kecil sehingga benih ikan mudah memakannya, dan tidak mencemari media pemeliharaan dibandingkan dengan pakan buatan Lingga, 1989. Kerugian yaitu seringkali pakan alami bersifat musiman, sehingga pada saat tertentu sulit didapat. Dapat membawa hama dan penyakit, seperti cacing sutra, yang hidup pada lumpur tercemar, sehingga bisa mengimpor bakteri terhadap lingkungan akuarium. Hama seperti larva capung atau hydra bisa secara tidak sengaja masuk ke akuarium dan memangsa burayak Dharmawan, 2010. Cacing sutra memiliki warna tubuh yang dominan kemerah-merahan. Ukuran tubuhnya sangat ramping dan halus dengan panjang 1-2 cm. Cacing ini sangat senang hidup berkelompok atau bergerombolan karena masing-masing individu berkumpul menjadi koloni yang sangat sulit diurai dan saling berkaitan satu sama lainnya. Dasar perairan yang paling banyak mengandung bahan organik terlarut merupakan habitat kesukaannya. Membenamkan kepala merupakan kebiasaan cacing ini untuk mencari makanan Khairuman, 2008. Universitas Sumatera Utara Cacing sutra sering digunakan dalam pembudidayaan ikan hias. Kandungan gizi dari cacing sutra, terdiri dari protein 57,50, lemak 13,50, serat kasar 2,04, abu 3,60 dan kadar air sebesar 87,19. Keunggulannya adalah memiliki kandungan protein yang mampu memacu pertumbuhan ikan lebih efesien Lingga, 1989.

2.1.2 Pakan Buatan

Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan. Zat yang terpenting dalam pakan adalah protein. Jumlah dan kualitas protein mempengaruhi pertumbuhan optimal ikan. Karena zat ini merupakan bagian terbesar dari daging ikan. Karena itu, dalam menentukan kebutuhan zat makanan, kebutuhan protein perlu dipenuhi terlebih dahulu Khairuman, 2003. Pakan yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Pakan harus dapat dimakan oleh ikan, maksudnya kondisi pakan harus baik dan ukuran pakan harus sesuai dengan ukuran mulut ikan. 2. Pakan harus mudah dicerna. 3. Pakan harus dapat diserap oleh tubuh ikan. Apabila ketiga persyaratan diatas dapat dipenuhi, pemberian pakan akan memberikan manfaat yang optimal bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan Khairuman, 2002. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan pertimbangan kebutuhannya. Pembuatan pakan sebaiknya didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrisi ikan, kualitas bahan baku, dan nilai ekonomis. Dengan pertimbangan yang baik, dapat dihasilkan pakan buatan yang disukai ikan, tidak mudah hancur dalam air, aman bagi ikan Dharmawan, 2010. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tingkat kebutuhannya pakan buatan dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu 1 pakan tambahan, 2 pakan suplemen, dan 3 pakan utama. Pakan tambahan adalah pakan pakan yang sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan pakan. Dalam hal ini, ikan yang dibudidayakan sudah mendapatkan pakan dari alam, namun jumlahnya belum memadai untuk tumbuh dengan baik sehingga perlu diberi pakan buatan sebagai pakan tambahan. Pakan suplemen adalah pakan yang sengaja dibuat untuk menambah komponen nutrisi tertentu yang tidak mampu disediakan pakan alami. Sementara pakan utama adalah pakan yang sengaja dibuat untuk menggantikan sebagian besar pakan alami Dharmawan, 2010. Dalam pembuatan pakan ikan, pertama-tama perlu diperhatikan tentang pemilihan bahannya. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi beberapa syarat, yaitu: - Mempunyai nilai gizi tinggi - Mudah diperoleh - Mudah diolah - Tidak mengandung racun - Harga relatif murah - Tidak merupakan makanan pokok manusia, sehingga tidak merupakan saingan Mujiman, 1991.

2.1.3 Jenis-jenis Pakan

Berdasarkan bahan bakunya, pakan buatan memiliki dua karakter, yakni pakan pakan basah dan pakan kering. a. Pakan basah Pakan basah adalah pakan ikan yang bahan penyusunnya mengandung kadar air lebih dominan. Karakter pakan seperti ini sengaja dibuat agar larva dan burayak ikan lebih mudah mengomsumsi dan mencernanya. Jenis pakan basah ini beragam bentuknya, dari larutan emulsi, larutan suspensi, sampai bentuk pasta. Universitas Sumatera Utara Pada bentuk emulsi, bahan-bahan yang terlarut menyatu dengan air sebagai pelarutnya. Apabila dipegang, terasa agak liat mirip lem encer. Contohnya adalah sari kacang kedelai yang sudah diramu dengan vitamin serta tambahan protein dari kuning telur. Pakan berbentuk suspensi, bahan terlarutnya tidak menyatu dengan pelarutnya karena mengandung partikel-partikel halus yang tidak dapat larut. Contohnya adalah bubuk spirulina yang ditebarkan dalam kolam pemeliharaan ikan. Pakan bentuk pasta adalah pakan hasil adonan yang berbentuk gumpalan - gumpalan. b. Pakan kering Pakan kering adalah pakan ikan yang bahan penyusunnya mengandung sedikit kadar air, yakni sekitar 5-20 persen. Persentase kandungan air ini sengaja dibuat agar pakan bisa disimpan lebih lama dan mengapung diperairan. Kandungan air yang ada dalam pakan digunakan untuk melarutkan komposisi bahan-bahan penyusunnya agar mudah diramu. Bentuk pakan kering cukup beragam, seperti granule butiran, flake remah, pellet bulat, dan stick batang Tiana, 2004.

2.1.4. Pelet

Pelet adalah bentuk pakan buatan yang terdiri dari beberapa macam bahan yang diramu dan dijadikan adonan, kemudian dicetak sehingga bentuknya merupakan batangan kecil-kecil. Panjangnya biasanya berkisar antara 1-2 cm. Jadi pelet tidak berupa tepung, tidak berupa butiran dan juga tidak berupa larutan Mujiman, 1991. Pakan yang tidak mudah hancur dalam air, minimum tahan dalam air sekitar 10 menit. Pakan yang tidak cepat tenggelam antara lain pakan buatan berbentuk butiran dengan diameter 2-5 mm yang populer disebut pelet. Pakan yang akan melayang dalam air dan tidak hancur selama 2-3 menit akan lebih baik. Pakan yang baik memberikan aroma yang dapat menarik dan merangsang nafsu makan ikan. Pakan yang baik dapat disimpan maksimum 2 bulan tanpa berubah kualitasnya Tim lentera, 2002. Universitas Sumatera Utara 2.2 Bahan Baku 2.2.1 Ampas tahu